Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Febi Wahyudi
Maudy Ayunda dan Jesse Choi. (YouTube/Maudy Ayunda)

Maudy Ayunda baru-baru ini menceritakan suaminya Jesse Choi yang sempat mengalami beberapa culture shock ketika akhirnya memutuskan untuk menetap di Indonesia.

Fakta itu terungkap dari Maudy sendiri yang menjelaskan bahwa sang suami mengalami sebuah culture shock ketika berusaha beradaptasi di negara Indonesia yang masih menjadi negara baru bagi pria yang berkacamata tersebut.

Hal yang menjadi keheranannya pertama kali timbul ketika mendengar suara klakson mobil yang saling bersautan satu sama lainnya, yang menurutnya menjadi alat komunikasi antar sesama pengendara mobil tersebut.

Tak ayal hal itu menjadikan Jesse kaget sekaligus tertawa karena tidak mengira bahwa itu biasa terjadi di negara yang merupakan tempat Maudy merintis karier selama ini.

BACA JUGA: 4 Rekomendasi Buku Bacaan Maudy Ayunda, Tertarik Baca yang Mana?

Hal itu diungkap Maudy sendiri dalam laman channel Youtube Vindes baru-baru ini ketika membahas tentang pengalaman baru suaminya dalam menerima budaya yang berbeda dalam hidupnya selama ini.

“Kadang 'tin' artinya 'halo', 'tin tin' artinya 'dadah'," ungkap Maudy Ayunda.

Selain itu, wanita yang pernah menempuh pendidikan di luar negeri tersebut juga mengatakan jika sang suami yang ternyata kerap kebingungan dengan penggunaan bahasa ‘boleh’ yang sering diucapkan oleh orang Indonesia selama ini.

Misalnya ketika akan melakukan sesuatu namun selalu diimbuhkan dengan kalimat ‘boleh’ yang ternyata menjadi keheranannya selama berada di Indonesia.

"Dia juga bingung sama kata-kata boleh. Menurut dia kata-kata boleh selalu digunakan dalam berbagai konteks. Kaya misalnya 'mau makan ini gak?' 'boleh' atau 'boleh nggak aku ke sana?'. Jadi dia suka bingung,” ucap Maudy sambil tertawa dalam acara Youtube Vindes saat itu.

Culture shock yang dialami oleh Jesse mungkin adalah pengalaman yang sering kita dapatkan ketika harus hidup disatu wilayah yang belum pernah kita diami selama ini, dan hal tersebut dapat kamu rasakan  karena 3 alasan berikut ini:

1. Perbedaan nilai-nilai budaya

Setiap budaya memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang berbeda. Saat seseorang pindah ke negara atau lingkungan yang memiliki nilai-nilai budaya yang berbeda dari yang biasa mereka alami, mereka dapat merasa terganggu atau tidak nyaman.

BACA JUGA: 4 Tips Sukses dan Produktif Usia Muda ala Maudy Ayunda

2. Perbedaan bahasa

Bahasa adalah cara terpenting dalam berkomunikasi dan memahami budaya. Saat seseorang pindah ke negara dengan bahasa yang berbeda atau tidak dapat berbicara bahasa yang digunakan di negara tersebut, mereka dapat merasa terisolasi dan kesulitan berinteraksi dengan orang lain.

3.Perbedaan gaya hidup

Setiap budaya memiliki gaya hidup yang berbeda. Saat seseorang pindah ke negara dengan gaya hidup yang berbeda, mereka dapat mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dan merasa tidak nyaman dengan perubahan tersebut.

Culture shock tidak seharusnya menjadi satu hambatan bagi kita untuk dapat beradaptasi, jadikan hal itu sebagai sebuah penerimaan budaya baru dan mengambil selalu dari sisi positif dari apa yang terjadi dengan diri sendiri dan apa yang kerap kita alami sebagai pengalaman baru dalam hidup ini.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Febi Wahyudi