Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan sosial antara individu dan masyarakat memiliki banyak relevansi dalam hal bertetangga. Kita memahami bahwa bertetangga yang baik dan harmonis bisa menjaga keberlangsungan kehidupan masyarakat yang inklusif.
Dalam kacamata sosiologi, terdapat empat etika pokok yang seharusnya dijunjung tinggi dalam bertetangga. Melansir dari sociologytoday.com di bawah ini adalah etika bertetangga.
Saling menghormati
Menghormati tetangga sebagai individu dengan keberagaman latar belakang, suku, agama, ras, dan budaya merupakan etika dasar dalam bertetangga. Termasuk hak-hak dasar seperti privasi, kebebasan berekspresi, dan keyakinan pribadi adalah langkah awal untuk membangun hubungan tetangga yang baik.
Saling menghargai perbedaan pendapat dan cara pandang, serta berbicara dengan bahasa yang sopan serta menghindari sikap diskriminatif atau merendahkan adalah sikap yang harus dijunjung tinggi.
Saling membantu
Bantuan bisa berupa memberikan pertolongan saat tetangga menghadapi kesulitan, seperti membantu membawa barang, renovasi rumah, atau memberikan bantuan ketika tetangga sakit.
Membangun solidaritas dan gotong royong dalam bertetangga akan menciptakan ikatan sosial yang kuat dan saling menjaga antara tetangga, serta memperkuat hubungan sosial yang positif.
BACA JUGA: Menilik Harta Kekayaan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Jumlahnya Fantastis!
Saling menjaga lingkungan
Etika bertetangga juga mencakup tanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Menjaga kebersihan rumah, halaman, dan lingkungan tetangga adalah bagian dari tanggung jawab sosial demi menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman.
Selain itu, setiap orang wajib menghindari perilaku yang merusak lingkungan, seperti mengganggu ketenangan tetangga dengan suara bising atau merusak fasilitas umum di sekitar tempat tinggal.
Membangun Komunikasi
Etika komunikasi yang baik adalah kunci dalam bertetangga. Berkomunikasi secara efektif dengan tetangga dalam mengatasi perbedaan pendapat, masalah, atau konflik yang mungkin timbul dapat mencegah konflik yang lebih besar.
Menggunakan bahasa yang baik, menjaga emosi, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan berbicara dengan sikap yang terbuka serta bijaksana adalah hal-hal yang perlu diterapkan dalam berkomunikasi dengan tetangga.
Dalam kehidupan masyarakat yang beragam, menjaga etika dalam bertetangga sangat penting demi membangun harmoni dan kerjasama antara anggota masyarakat.
Ketika etika ini dijunjung tinggi, hubungan tetangga akan menjadi lebih baik, saling pengertian, dan saling membantu, yang pada akhirnya akan menciptakan masyarakat harmonis inklusif.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Belajar Membaca Peristiwa Perusakan Makam dengan Jernih
-
Kartini dan Gagasan tentang Perjuangan Emansipasi Perempuan
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
Artikel Terkait
-
MAKI Kesulitan Tiket Pesawat, Berharap Bisa Hadir Praperadilan Rektor Unud 26 April Nanti
-
Pesulap Merah Akhirnya Dijatuhi Sanksi Adat Dayak: Kita Ingin Membuat Darah Semuanya Dingin
-
Catat! Selama Cuti Lebaran, Dokter On Call Siap Melayani Warga Kota Pekanbaru
-
Glokalisasi MCD di Indonesia: Memadukan Budaya Global dan Lokal
-
Kang Dedi Terkejut Ada Bocah SD Ngamen untuk Beli Motor Bercita-cita Jadi Anggota Ormas
Lifestyle
-
4 Sunscreen Aman Mencerahkan Kulit Remaja, Harga Murah di Bawah Rp40 Ribuan
-
4 HP dengan Optical Zoom Terbaik 2025, Hasil Foto Jarak Jauh Tetap Tajam!
-
4 Gentle Peeling Serum Rp30 Ribuan, Eksfoliasi Tanpa Perih untuk Pemula
-
Cari HP Murah Rasa Mewah? Ini Rekomendasinya, Mulai 1 Jutaan Aja
-
Infinix Hot 60 Pro: HP 2 Jutaan yang Fiturnya Paket Komplit
Terkini
-
NCTzen Merapat! Haechan NCT Konfirmasi Debut Solo Bulan September Mendatang
-
Trailer Avatar: Fire and Ash Rilis, Keluarga Sully Hadapi Klan Na'Vi Jahat
-
BRI Super League: Persebaya Makin Pede, Ini Kata Pelatih Eduardo Perez
-
Motor GP25 Tak Sempurna Jadi Alasan Ducati Rekrut Marc Marquez, Benarkah?
-
Seru! Belajar Sejarah Sampah di Buku Plastic: Past, Present, and Future