Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Wahyu Astungkara
Ilustrasi fresh graduate (Freepik)

Persaingan masuk ke dunia kerja yang semakin ketat seperti sekarang ini, fresh graduate seringkali mengalami berbagai stigma yang menghambat menuju kesuksesan. Meskipun para lulusan baru ini memiliki pengetahuan dan keterampilan, pelabelan negatif ini tetap melekat pada mereka. Simak ulasan lima stigma yang wajib dihindari pada fresh graduate

1. Kurang pengalaman

Stigma pertama yang seringkali ditemui adalah pandangan bahwa fresh graduate tidak memiliki pengalaman yang cukup dan belum siap bersaing di dunia kerja. Namun, kita perlu mempertanyakan apakah kurangnya pengalaman mereka benar-benar menjadi masalah.

Sebagai lulusan baru, mereka telah menjalani program pendidikan yang relevan dan dapat memperoleh pengalaman melalui magang atau proyek-proyek di perguruan tinggi.

Selain itu, mereka membawa semangat baru, keingintahuan yang tinggi, serta kemampuan untuk belajar dengan cepat. Oleh karena itu, tidak adil untuk menganggap mereka tidak siap hanya berdasarkan kurangnya pengalaman.

2. Tidak bisa beradaptasi 

Memang benar bahwa mereka membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan budaya dan dinamika dalam dunia kerja. Namun, dengan semangat dan keterbukaan dan pendampingan yang berkala, fresh graduate memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan belajar secara efektif. Selain itu, mereka sering kali memiliki pemahaman yang up to date tentang teknologi dan tren terbaru. Hal ini bisa membawa nilai tambah bagi tempat kerja.

BACA JUGA: 4 Tips Bisa Segera Mendapatkan Pekerjaan Setelah Wisuda, Patut Dicoba!

3. Hanya mengincar gaji tinggi

Stigma lain yang kerap diterima lulusan baru adalah hanya mengincar gaji tinggi, tanpa diiringi kerja keras. Namun, persepsi ini tidak bisa digeneralisasi kepada semua fresh graduate.

Banyak dari mereka yang memahami pentingnya kerja keras dan berdedikasi agar bisa mengembangkan diri dan memberikan kontribusi maksimal. Jadi, penting untuk melihat setiap individu secara individual dan tidak mengasumsikan motivasi mereka hanya berdasarkan status fresh graduate.

4. Tidak memiliki kemampuan komunikasi dan kepemimpinan

Stigma lain yang sering menimpa fresh graduate adalah anggapan bahwa mereka kurang memiliki kemampuan komunikasi dan kepemimpinan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Namun, ini bersifat temporer. Ternya banyak juga fresh graduate yang telah melalui program pendidikan hanya untuk memperkuat keterampilan komunikasi.

Selain itu, beberapa dari mereka juga telah aktif dalam organisasi atau sebagai relawan yang justru mengembangkan kemampuan kepemimpinan.  Fresh graduate untuk butuh kesempatan agar bisa membuktikan kemampuan mereka dalam hal komunikasi dan kepemimpinan, daripada langsung menganggap bahwa mereka tidak memiliki kualitas tersebut.

5 . Tidak serius mengejar karir

Ini dia stigma terakhir yang seringkali melekat pada fresh graduate,  dianggap tidak mau serius. Tahukah kalian, bahwa mereka baru saja menyelesaikan pendidikan yang menguras energi luar biasa. Ada banyak dari mereka yang memiliki tujuan karir yang jelas dan tekad kuat untuk mencapainya. 

Hemat saya, para lulusan baru ini pasti sudah siap belajar, berkembang, dan loyal di suatu tempat kerja jika mendapatkan kesempatan terbuka-setara. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memberikan kesempatan kepada fresh graduate untuk membuktikan komitmen dan dedikasi mereka dalam mengembangkan karir mereka.

Jadi, stigma yang selama ini melekat pada fresh graduate tidak sepenuhnya benar. Setiap individu hendaknya dinilai berdasarkan prestasi, kemampuan, dan dedikasinya, bukan yang lain. Alih-alih memberikan stigma negatif, kita perlu memberikan kesempatan kepada fresh graduate demi membuktikan potensi mereka agar memiliki kontribusi yang dalam dunia kerja. Hemat saya, generasi baru memiliki peran signifikan dalam mendorong perubahan dan inovasi. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Wahyu Astungkara