Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Ridho Hardisk
Ilustrasi mendapat distraksi saat beraktivitas. (pexels.com/RDNE Stock project)

Dalam mengerjakan aktivitas, entah itu pekerjaan atau hobi, kita butuh konsentrasi penuh agar bisa menghasilkan hasil yang memuaskan. Namun, dengan adanya teknologi digital yang keunggulannya begitu banyak dan keren di mata manusia, itu menjadi godaan terkuat yang bisa membuat manusia goyah.

Jika sudah goyah, maka aktivitas yang ingin dikerjakan bisa tertunda. Itu akan lebih sulit lagi untuk diselesaikan. Semua teknologi digital yang memukau hingga membuat candu memiliki potensi untuk menjadi distraksi yang mana itu menjauhkan kita dari fokus kita terhadap suatu pekerjaan.

Maka, sebagai insan yang cerdas, kita harus tahu cara menyingkirkan distraksi yang menganggu. Untuk itu, pada pembahasan kali ini, saya akan membahas mengenai cara untuk mengurangi distraksi agar tetap bisa menjaga fokus lebih lama. Mari simak pembahasannya.

Tempatkan skala prioritas ke dalam mindset

Ilustrasi mengatur mindset. (pexels.com/Michael Burrows)

Mindset kamu harus bisa stabil untuk memegang teguh skala prioritas. Itu menjadi kunci konsentrasi serta konsisten ketika kamu sedang mengerjakan suatu aktivitas. Jika aktivitasmu adalah belajar persiapan ujian, maka ingat skala prioritasmu seperti mendapatkan nilai yang bagus.

Selalu ingat itu dalam pikiran sehingga itu bisa mengsugesti dirimu untuk fokus. Prioritas adalah target yang mesti diutamakan untuk dicapai. Kamu sudah menyiapkan target mendapatkan nilai bagus dari sejak awal kamu belajar dan latihan jawab soal. Maka pertahankan itu dalam mindset kamu.

BACA JUGA: 4 Penyebab Isolasi Sosial, Ketidakmampuan untuk Terhubung dengan Orang Lain

Tuangkan aktivitas yang diprioritaskan ke dalam sebuah catatan

Ilustrasi menulis prioritas di catatan. (pexels.com/Judit Peter)

Aktivitas yang sudah menjadi prioritasmu akan lebih bisa terjaga jika dituangkan dalam sebuah catatan. Artinya, kamu akan menulis di sebuah kertas atau buku yang bisa membuatmu aktif menggambarkan prioritasmu dalam layar kertas. Dengan begitu, distraksi akan berkurang secara perlahan-lahan. Distraksi bisa berasal dari internal atau pun eksternal. Atasi dari sisi internal dirimu sendiri dulu.

Setelah itu, kamu memahami distraksi eksternal yang bisa menganggumu seperti notifikasi media sosial, game atau ajakan dari orang di sekitar. Selama kamu bisa mencatat hal penting dengan aktif di catatan, kamu seolah-olah fokusmu berada pada menulis.

Matikan notifikasi di smartphone

Ilustrasi mematikan notifikasi. (freepik.com/freepik)

Saya sendiri pernah merasakan notifikasi dari smartphone bisa sangat menganggu fokus pikiran. Itu membuat saya terlalu banyak menghabiskan waktu terlalu lama untuk chatting pada orang yang ada di Whatsapp atau Instagram. Tetapi, jika koneksi internet di smartphone dimatikan, maka notifikasi otomatis akan mati dan tidak ada bunyinya terdengar.

Cara lain bisa dilakukan dengan menyetel notifikasi pada aplikasi yang sering banyak muncul notif. Cara terakhirnya adalah, kamu jauhkan dirimu dari smartphone milikmu sendiri. Awalnya sulit, tapi jika sudah terbiasa, maka itu akan mudah bagimu.

Mencari atau menata sendiri ruangan yang kondusif

Ilustrasi menata ruangan pribadi. (pexels.com/cottonbro studio)

Ruangan yang rapi, bersih, sejuk serta sepi sangat mendukung tingkat kefokusan pikiran kamu. Selama masih bisa menata ruang hingga bisa rapi, sejuk, bersih dan sepi, maka itu sudah bisa dikatakan kondusif. Secara psikologis, itu bisa mempengaruhi pikiranmu dalam proses berpikir karena penglihatanmu juga bagian dari indra yang terdeteksi oleh otak.

Jadi, jika tidak bisa menata ruang sendiri, maka cari tempat lain yang bisa dijadikan me time. Setidaknya pada tempat itu hanya dirimu sendiri yang aktif beraktivitas.

BACA JUGA: Bukan Digosok, Inilah 5 Tips Memilih dan Menggunakan Parfum yang Benar

Meminta ruang privasi kepada orang sekitar

Ilustrasi meminta privasi ke orang sekitar. (freepik.com/freepik)

Jika orang di sekitarmu tidak mengetahui bahwa kamu sedang fokus mengerjakan aktivitasmu, maka mereka akan mungkin menjadi distraksi eksternamu. Pengalaman saya ketika sedang berada di rumah, saya sedang mengerjakan artikel dari pekerjaan freelance di kamar. Saya merasa agak kesal ketika ada orangtua meminta saya mengerjakan sesuatu yang mereka minta atau ada adik saya yang ingin menanyakan sesuatu ke saya.

Jadi, lebih baik mereka perlu dikasih tahu terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan supaya mereka bisa memberikan ruang privasi untuk kita.

Membuat konsekuensi berat sebagai ancaman

Ilustrasi mendapatkan konsekuensi. (Mike van Schoonderwalt)

Tips yang terakhir ini adalah yang paling ekstrim, yaitu membuat konsekuensi berat untuk memberikan ancaman terhadap sendiri. Kamu bisa meminta bantuan kepada orang lain untuk membantumu memberikan konsekuensinya. Misalnya, jika kamu ingin mengerjakan sebuah kerajinan kayu untuk perabotan di rumah dan distraksimu adalah smartphone dan menonton film.

Kamu bisa meminta bantuan ke ibumu agar menyuruhmu bantu memasak makanan jika kamu kepergok menonton film padahal kerajinan kayunya belum beres. Jika belum mempan, maka cobalah konsekuensi yang lebih berat seperti manjat pohon untuk mengambil buah yang sudah matang. Itu adalah cara ekstrim dan efektif untuk mengurangi distraksi. 

Beberapa tips di atas sangat saya anjurkan untuk kamu yang sulit untuk fokus pada pekerjaanmu. Distraksi tidak akan berhenti kecuali ada usaha dari kita untuk membereskannya. Mungkin distraksi tidak bisa sepenuhnya hilang, tetapi kita bisa berusaha untuk mengurangi intensitasnya. Semoga tips ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Ridho Hardisk