Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
ilustrasi perilaku favoritisme (freepik.com)

Favoritisme diartikan sebagai perilaku pilih kasih dengan memberikan perlakuan istimewa kepada orang tertentu dalam suatu kelompok. Misalnya, seorang atasan yang sering memberikan bonus tambahan tanpa alasan atau terlalu sering memaklumi kesalahan pada salah satu pegawainya. 

Contoh lain, orang tua yang sering memberikan hadiah dan pujian kepada salah satu anak karena merasa bahwa anak tersebut lebih pintar dari saudaranya, sementara saudara lain merasa diabaikan. Ada beberapa pemicu yang membuat seseorang bertindak favoritisme, seperti status sosial, good looking, pangkat, jabatan, atau kecerdasan yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja.

Ketika terjadi dalam lingkungan keluarga, perilaku favoritisme dari orang tua dapat membuat anak yang kurang mendapat kasih sayang, merasa tidak disukai dan tidak diperdulikan. Lambat laun, anak bisa mengalami frustasi atau bahkan depresi, karena menganggap dirinya tidak berharga.

BACA JUGA: 4 Dampak Negatif Menjalani Backburner Relationship, bisa Memicu Trauma!

Sementara itu, perilaku favoritisme di lingkungan kerja akan membuat para pekerja menjadi kehilangan semangat, motivasi, dan loyalitasnya kepada perusahaan. Beberapa dari mereka bahkan rela untuk mengundurkan diri karena merasa tidak adanya profesionalisme kerja dan potensi untuk berkembang.

Lantas, bagaimana cara mencegah perilaku negatif favoritisme ini? Berikut empat diantaranya.

1. Pahami Dampak yang akan Terjadi Nantinya

Favoritisme tentu memiliki dampak buruk bagi para korban pilih kasih. Terutama dalam hal kesehatan mentalnya, karena bisa memicu stres, depresi, hingga kecemasan. Dengan menyadari efek negatif yang mungkin terjadi, Anda diharapkan untuk lebih bisa bersikap adil kepada semua orang.

Tak hanya pada korban, tindakan pilih kasih sebenarnya juga dapat menjadi bumerang bagi diri sendiri. Selain membuat profesionalisme pribadi Anda dipertanyakan, hasil kerja yang Anda terima dari para korban pilih kasih mungkin juga tidak akan maksimal, atau bahkan asal-asalan.

2. Beri Penilaian Sesuai Hasil Kerja

Sebelum memberikan penilaian, Anda perlu memastikan bahwa tugas yang diberikan telah adil dan merata. Berikan kesempatan kepada setiap orang untuk berkembang dan menunjukkan kemampuan terbaik yang mereka miliki.

Setelah itu, lakukan penilaian sesuai hasil kerja yang dilakukan. Jika Anda menemukan adanya kekurangan, segera berikan kritik dan saran tanpa perlu memandang status sosial, rupa, harta, dan hal lain yang memicu perilaku favoritsme.

BACA JUGA: Kulit Terasa Kering karena Terpapar AC? Atasi dengan 5 Tips Berikut Ini!

3. Jadilah Sosok yang Inklusif

Inklusif merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk menempatkan dirinya ke dalam sudut pandang orang lain dalam memahami suatu hal atau masalah. Dengan menjadi sosok yang inklusif, Anda bisa memberikan kesempatan mendengarkan masukan dari siapa saja, tanpa perlu membeda-bedakan.

4. Tingkatkan Empati

Empati yang tinggi akan membantu Anda untuk tidak bersikap pilih kasih. Namun, perlu diingat bahwa tujuan dari empati tersebut bukan untuk membuat orang merasa baik, melainkan untuk lebih mengenali dan menghargai perasaan mereka tanpa memandang status sosialnya.

Itulah tadi pembahasan tentang empat cara mencegah favoritisme, seperti dilansir pada laman fisher.osu.edu, goodtherapy.org, washington.edu, dan healthline.com, semoga bermanfaat!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz