Dalam era yang semakin digital dan terkoneksi ini, generasi Z telah mengalami perubahan luar biasa dalam cara kita bekerja. Work from Home (WFH) telah menjadi norma baru bagi banyak dari kita, memberikan fleksibilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah dunia kerja. Namun, dengan segala keuntungan yang ditawarkan oleh WFH, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dapat menjadi tantangan tersendiri.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tiga tips penting yang dapat membantu generasi Z menjaga work-life balance mereka saat bekerja dari rumah, sehingga mereka dapat meraih kesuksesan profesional tanpa mengorbankan kualitas kehidupan pribadi. Mari simak pembahasannya.
Atur jam kerja yang jelas
Mengatur jadwal kerja yang terstruktur saat bekerja dari rumah (WFH) adalah kunci untuk menjaga produktivitas dan keseimbangan hidup-kerja yang sehat. Langkah-langkahnya termasuk menentukan jam kerja yang tetap, memprioritaskan tugas-tugas, mengatur jeda tengah hari, menetapkan batasan waktu, berkomunikasi efektif, menggunakan teknologi produktivitas, mengelola gangguan, memberikan fleksibilitas terstruktur, dan terus mengevaluasi serta memperbaiki jadwal kamu.
Dengan cara ini, kamu dapat mengoptimalkan waktu kerja kamu, meningkatkan produktivitas, dan menjaga kualitas hidup pribadi kamu saat bekerja dari rumah.
Membuat ruangan khusus untuk bekerja
Ruang kerja yang terpisah secara fisik membantu mendefinisikan batas antara waktu kerja dan waktu pribadi. Ketika kamu memasuki ruang kerja ini, otak kamu cenderung berfokus pada tugas-tugas pekerjaan. Sebaliknya, ketika kamu meninggalkan ruang kerja tersebut, kamu lebih mampu beralih ke waktu pribadi dan menikmati istirahat yang layak.
Selain itu, ruang kerja yang disiapkan dengan baik dapat meningkatkan produktivitas. Ketika kamu memiliki lingkungan yang didedikasikan untuk bekerja, kamu cenderung lebih terorganisir dan lebih sedikit terganggu. Kamu memiliki akses ke semua peralatan dan alat yang diperlukan untuk pekerjaan kamu tanpa harus mencarinya di seluruh rumah.
Selain itu, ruang kerja yang terpisah dapat membantu Anda meningkatkan konsentrasi. Karena ruangan ini didesain untuk bekerja, kamu akan memiliki lebih sedikit gangguan dan lebih mudah untuk mempertahankan fokus pada pekerjaanmu.
Berolahraga meski hanya sebentar
Olahraga secara rutin membantu menjaga kesehatan fisik kamu. Ini berarti kamu akan lebih sehat, lebih bugar, dan lebih tahan terhadap stres dan penyakit. Kesehatan yang baik memungkinkan kamu untuk bekerja lebih produktif dan menikmati waktu luang dengan lebih baik.
Berolahraga juga merupakan cara alami untuk melepaskan stres. Aktivitas fisik merangsang pelepasan endorfin, yang disebut sebagai "hormon bahagia," yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi perasaan stres. Ini membantu kamu merasa lebih rileks dan mampu menghadapi tekanan pekerjaan dengan lebih baik.
Jangan lupa untuk tetap berinteraksi sosial
Menjaga interaksi sosial adalah kunci penting dalam menjaga work-life balance karena merupakan pendorong kebahagiaan yang luar biasa. Seperti dalam tarian yang selalu memerlukan pasangan, kehidupan pun memerlukan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi. Interaksi sosial memberikan peluang untuk melepaskan tekanan kerja, berbagi cerita, dan menciptakan kenangan berharga yang mengisi hidup dengan warna.
Teman-teman dan keluarga adalah sumber dukungan penting yang dapat membantu kamu merilekskan diri, mengatasi stres, dan memahami pentingnya menjaga perspektif dalam hidup yang terus bergerak. Dengan menjaga hubungan sosial yang sehat, kamu dapat mengisi ulang energi, menemukan inspirasi di luar lingkungan kerja, dan merasa lebih bugar serta bersemangat dalam menjalani pekerjaan dan hidup kamu.
Dalam melangkah menuju work-life balance, jangan lupakan pentingnya berdansa di antara tanggung jawab pekerjaan dan kebahagiaan pribadi kamu.
Dengan mempertimbangkan untuk mengimplementasi hal tersebut, gen Z bisa berproduksi karyanya dengan tanpa harus khawatir akan kesehatan fisik dan mental mereka. Oleh karena itu, mari diaplikasikan ke dalam pekerjaan ketika kamu ingin bekerja WFH. Semoga bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Saat Buku Tak Bisa Dibaca: Akses Literasi yang Masih Abai pada Disabilitas
-
Cultural Tokenism di Dunia Hiburan: Representasi atau Sekadar Simbolik?
-
Dosen di Era Digital: Antara Pendidik dan Influencer
-
Di Balik Dinding Akademik: Kampus dan Luka yang Tak Terlihat
-
Mindful Eating atau Makan Sambil Scroll? Dilema Makan Sehat dan Screen Time
Artikel Terkait
-
Ibu Rumah Tangga Juga Bisa Jadi Pebisnis Sukses, Ini Tips Untuk Memulainya
-
Tips Jitu Fresh Graduate Lolos Interview Kerja dengan Teknik Psikologi
-
Punya Pakaian Berbahan Rajut? Berikut 3 Cara Merawat Pakaian Rajutmu
-
5 Tips Merawat Microwave dengan Benar, Supaya Tetap Bersih dan Tahan Lama!
-
4 Alasan Pentingnya Work Life Balance, Buat Kita Lebih Fokus saat Bekerja
Lifestyle
-
Rahasia Kulit Lembap dan Glowing, 4 Rekomendasi Masker Korea Berbahan Madu
-
Vivo X Fold 5 Rilis Juli Mendatang, Diyakini Bakal Jadi HP Lipat Paling Ringan di Dunia
-
Apple iPhone 17 Series Siap Meluncur September 2025, Intip Spek dan Prediksi Harganya
-
Rilis Akhir 2025, Xiaomi 16 Menjadi Ponsel Pertama Pakai Chipset Snapdragon 8 Elite 2
-
Bikin Tampilan Karismatik, Ini 4 Padu Padan Pakaian Serba Hitam ala Seonghwa ATEEZ
Terkini
-
10 Rekomendasi Drama China yang Memakai Kata "Legend" pada Judulnya
-
Doyoung Usung Tema Yakin dan Percaya di Highlight Medley Album Soar Part 3
-
Jackson Wang Ungkap Rasa Sakit Jalani Hubungan Toksik di Lagu Hate To Love
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka
-
Curug Balong Endah, Pesona Air Terjun dengan Kolam Cantik di Bogor