Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Mohammad Maulana Iqbal
Mesin Fotocopy (Pixabay/PublicDomainPictures)

Membeli mesin fotocopy itu bukanlah sesuatu yang mudah, layaknya penciptaan langit dan bumi dengan ledakan big bang yang hanya sekejab mata. Harga, kualitas dan ketahanan adalah tiga elemen penting yang perlu diperhatikan bagi kalian yang yang ingin menggelar usaha percetakan tapi masih nol putul terkait percetakan.

Ini penting, karena penjual mesin fotocopy itu nggak sebanyak konter HP, nggak sebanyak toko alat elektronik, bahkan mesin ini juga nggak dijual di toko elektronik manapun. Belum lagi, jika kalian beli asal-asalan yang penting bisa jalan, saya yakin konsekuensinya hanya dua, kalau nggak mesinnya gampang rusak atau modal yang kalian keluarkan terlalu besar.

1. Budayakan bertanya

Ibarat menjadi filsuf, hal yang paling pertama dalam sukses membeli mesin fotocopy adalah kalian perlu bertanya. Namun, yang kalian tanyakan bukan seperti filsuf beneran yang bertanya soal Tuhan, alam, atau semacamnya. Melainkan kalian perlu bertanya kepada toko-toko percetakan disekitaran daerah kalian, atau siapapun yang memiliki toko percetakan. Tanya kepada mereka dimana membeli mesin fotocopy untuk disekitaran daerah kalian.

Dan, yang juga perlu diperhatikan, jangan hanya tanya satu tempat, paling nggak kalian memiliki dua, tiga, bahkan sebanyak mungkin referensi tempat penjualan mesin fotocopy. Karena semakin banyak referensi, semakin teliti untuk membeli. Tujuannya tentu untuk dapat membandingkan mana yang paling terbaik.

2. Beli mesin fotocopy yang bekas saja

Untuk percetakan awal, khususnya yang masih pemula banget, saya sarankan untuk membeli mesin fotocopy bekas saja. Mengapa kok begitu? Pasalnya, dari segi harga itu jauh banget. Untuk mesin fotocopy yang baru, kalian perlu merogoh kocek ratusan juta rupiah. Sedangkan untuk mesin fotocopy bekas, kalian hanya perlu mengeluarkan dana 10-15 juta rupiah saja. Jauh banget kan?

Selain itu, jika kalian beli mesin yang bekas, balik modal kalian juga cepet, nggak terlalu lama kayak beli mesin yang baru. Apalagi harga fotocopy perlembar juga hanya ratusan rupiah aja, nunggu kiamat baru balik modal kalau kalian ngotot beli mesin yang baru.

3. Pastikan toko menyediakan jasa servis

Kalau beli mesin fotocopy yang bekas, apa nggak ngefek ke kualitas mesinnya yang gampang rusak?

Nah, oleh karena itu, sebelum membeli mesin fotocopy bekas, kalian perlu memastikan bahwa toko penjualnya menyediakan jasa servis mesin fotocopy. Saya sendiri nggak bisa memungkiri bahwa mesin bekas itu sangat potensial untuk rusak. Namun, dengan tersedianya jasa servis mesin fotocopy itu akan sangat membantu dalam operasional toko percetakan kalian.

Lagi pula, biasanya toko penjual mesin fotocopy itu memberikan garansi paling tidak setahun hingga dua tahun. Jadi selama periode itu, kalian akan terjamin kelancaran usahanya. Meskipun rusak dalam periode itu, si jasa ini akan memperbaiki kerusahan tersebut.

Selain itu, jasa servis mesin fotocopy itu jarang banget ditemukan, nggak sebanyak jasa servis laptop, servis HP, atau servis alat elektronik lainnya. Oleh karenanya, kalian perlu banget memastikan kesediaan jasa ini di toko penjual mesin fotocopy.

4. Selain harga mesin fotocopy, harga jasa servisnya juga harus murah

Membandingkan harga mesin fotocopy bekas itu penting, tapi jangan sampai melupakan harga jasa servisnya. Setelah masa garansi habis, kalian akan dikenakan biaya servis. Tapi jangan risau, sepanjang saya menjadi tukang fotocopy, harga termahal servis itu mentok ratusan ribu, nggak sampai jutaan rupiah.

Namun, akan sangat menguntungkan bagi kalian jika bisa servis mandiri. Saya sendiri selama masa garansi itu saya juga belajar ke tukang servis. Jadi beberapa bulan setelah garansi habis, saya mempraktikkan sendiri apa yang saya pelajari pada tukang jasa servis mesin fotocopy. Lumayan, menghemat pengeluaran.

5. Cari jasa servis yang mau datang dan cepat

Nah, yang nggak kalah pentingnya juga adalah tukang servis mesin fotocopy itu harus mau datang ke toko kalian. Jika tukang servisnya nggak mau datang, yang susah tentu si pemilik usaha percetakan, yang harus gotong sana sini mesin fotocopy yang segeda kulkas itu. Kan, jadi ribet banget ya. Jadi, cari tukang servis yang mau datang ke toko percetakan kalian.

Dan, datangnya tukang servis mesin fotocopy ini jangan yang nunggu lama, alias cepat. Kalau bisa hari itu juga ketika mesin rusak, bisa datang, atau maksimal H+ 2. Pasalnya, lama nggaknya kedatangan tukang servis itu sangat mempengaruhi operasional usaha percetakan kalian, dan tentu berpengaruh pada pemasukan kalian.

Namun, itu nggak berlaku sekali lagi jika kalian bisa servis mesin fotocopy sendiri. Atau seenggaknya kalian memiliki mesin cadangan, jadi meskipun tukang servisnya datangnya lemot saking sibuknya dia, nggak bakal mempengaruhi roda ekonomi kalian.

6. Meskipun bekas, pilih tipe mesin terbaru

Ya, meskipun membeli mesin fotocopy yang bekas, seenggaknya perlu memilih tipe mesin yang paling terbaru dari deretan mesin bekas lainnya. Ini berimplikasi pada fitur-fitur yang ada di mesin tersebut. Semakin tipe terbaru itu biasanya semakin menunjang produktifitas percetakan, dan nggak terlalu ribet kalau ada pelanggan yang minat fotocopy aneh-aneh. Selain itu, sparepart mesin juga gampang ditemui. Kalau terlalu kuno mesinnya, yang susah itu nyari sparepartnya.

7. Jangan lupa testing kelancaran mesin

Sebagaimana pembelian alat elektronik pada umumnya, apalagi ketika bekas, pengujian mesin fotocopy adalah sesuatu yang juga perlu dilakukan. Seenggaknya ada 4K yang perlu diuji, mulai dari kejernihan hasil fotocopy, kecepatan proses fotocopy, kelancaran proses fotocopy dan kekuatan jumlah lembaran yang difotocopy. Itu semua harus dapat kalian pastikan sebelum membeli.

8. Gunakan tipe mesin dengan toner yang mudah ditemui di pasaran

Terakhir, dalam memilih mesin fotocopy, juga perlu diperhatikan tipe mesin dengan penggunaan toner (tinta mesin fotocopy) yang paling banyak dijual dipasaran. Kalau tipe mesin fotocopynya sampai memerlukan toner khusus dengan merk khusus, yang bahkan minim dijual dipasaran, kalian akan sangat kesulitan kalau kehabisan toner. Dan, lagi-lagi akan menghambat roda ekonomi kalian.

Saya sendiri menggunakan toner Canon yang bungkusnya warna hijau. Ini merupakan toner yang paling mudah ditemui dipasaran. Selain itu, ada toner dengan merk yang sama tapi berwarna ungu, yang juga sama-sama mudah ditemui di pasaran. Selain mudah ditemui dipasaran, kedua toner ini menurut saya toner yang relatif murah, dan sangat profit untuk percetakan.

Itu beberapa tips dari saya dalam pembelian mesin fotocopy, semoga bermanfaat, salam wirausaha.

Mohammad Maulana Iqbal