Di zaman modern ini, kita hidup di dunia yang serba cepat dan menuntut. Kehidupan dipenuhi dengan tekanan dari pekerjaan, tanggung jawab sosial, dan ekspektasi pribadi.
Dalam situasi ini, konsep self-care atau merawat diri sering dianggap sebagai tren yang hanya diikuti demi tampilan gaya hidup yang terlihat menarik di media sosial.
Namun, jika dilihat lebih dalam, self-care bukanlah sekadar tren semata, melainkan sebuah kebutuhan esensial untuk menjaga keseimbangan hidup dan kesehatan mental.
Salah satu alasan mengapa self-care menjadi kebutuhan adalah karena meningkatnya tingkat stres di kehidupan modern. Kehidupan yang semakin terhubung secara digital membawa banyak manfaat, tetapi di sisi lain, juga memunculkan tekanan tambahan.
Notifikasi yang tak henti, tanggung jawab yang terus bertambah, dan ekspektasi yang tinggi membuat banyak orang merasa terbebani. Di sinilah self-care masuk sebagai mekanisme penting untuk menghadapi tekanan ini.
Dengan meluangkan waktu untuk diri sendiri, kita dapat meregangkan pikiran, meredakan kecemasan, dan mengembalikan fokus pada hal-hal yang penting.
Lebih dari sekadar meluangkan waktu untuk bersantai, self-care juga mencakup perawatan fisik dan emosional. Menghabiskan waktu untuk berolahraga, makan dengan sehat, atau bahkan sekadar berjalan di taman adalah cara-cara untuk menjaga tubuh tetap bugar.
Di sisi lain, self-care juga berarti memberi ruang untuk emosi kita. Dalam rutinitas yang padat, mudah sekali kita mengabaikan perasaan kita sendiri, menunda menangani stres atau kelelahan. Namun, justru itulah yang sering menjadi penyebab kelelahan mental yang lebih besar di kemudian hari.
Tentu, banyak orang yang menganggap self-care hanya sekadar mengikuti kelas yoga, pergi ke spa, atau membeli produk perawatan kulit yang mahal. Meskipun aktivitas-aktivitas ini bisa menjadi bagian dari self-care, konsepnya jauh lebih luas dari itu.
Pada intinya, self-care adalah tentang mengenali kebutuhan diri sendiri dan berkomitmen untuk memenuhinya. Tidak harus selalu melibatkan hal yang mahal atau rumit.
Bahkan tindakan sederhana seperti tidur cukup, membaca buku yang kita sukai, atau mematikan ponsel selama beberapa jam juga bisa menjadi bentuk self-care yang sangat efektif.
Selain itu, self-care tidak hanya penting untuk kesehatan fisik dan mental kita, tetapi juga berdampak pada hubungan kita dengan orang lain. Ketika kita merawat diri kita dengan baik, kita memiliki energi dan kesabaran lebih untuk berinteraksi dengan orang lain.
Sebaliknya, ketika kita mengabaikan diri kita sendiri, stres, dan kelelahan sering kali memengaruhi cara kita berhubungan dengan orang-orang di sekitar. Dengan menjaga keseimbangan diri, kita bisa lebih hadir dalam hubungan, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari.
Sayangnya, masih ada stigma bahwa self-care adalah bentuk egoisme atau kemewahan. Banyak orang merasa bersalah ketika meluangkan waktu untuk diri sendiri, seolah-olah mereka harus terus bekerja tanpa henti atau selalu memenuhi kebutuhan orang lain terlebih dahulu.
Namun, kenyataannya, merawat diri sendiri adalah bagian penting dari tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Di zaman modern ini, tekanan semakin besar dan kehidupan semakin sibuk, self-care bukanlah pilihan tambahan, melainkan sebuah keharusan. Tanpa itu, kita rentan terhadap kelelahan fisik dan mental, yang pada akhirnya akan memengaruhi seluruh aspek kehidupan kita.
Jadi, daripada melihat self-care sebagai tren yang hanya menarik di media sosial, mari kita sadari bahwa ini adalah kebutuhan nyata untuk menjalani hidup yang lebih sehat, seimbang, dan bahagia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ketika Keberanian Berbicara Menciptakan Ruang untuk Perubahan
-
Kehidupan Tanpa FOMO: Bagaimana Melepaskan Diri dari Tekanan Tren?
-
Hidup Minimalis di Kota Besar, Apakah Mungkin? Ini Tipsnya
-
5 Karakter Heroin Anime yang Paling Dibenci oleh Penggemar
-
Inilah Hal yang Aku Pelajari dari Menunda-Nunda Pekerjaan
Artikel Terkait
-
Harga Bawang Merah, Beras, Telur dan Ayam Naik! Cek Update Kebutuhan Pokok Terbaru
-
Prabowo Dinilai Punya Mental 'Komando' Urusi 100 Menteri
-
Angka Kebutuhan Rumah di Jakarta Mencapai 11 Juta Unit
-
Orang Tua Gaptek: Kapan Kita Harus Berhenti Mengeluh dan Mulai Memahami?
-
8 Cara untuk Self Care Minimalis, Bikin Hidup Jadi Lebih Dinamis
Lifestyle
-
3 Exfoliating Toner Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Hempaskan Bruntusan
-
Prediksi Trend Fashion 2025: Angkat Isu Lingkungan, Gender hingga Teknologi
-
3 Pelembab Panthenol untuk Redness dengan Harga Terjangkau, Cuma Rp48 Ribu
-
Rentan Harapan Palsu, Mengapa Praktik Ghosting Marak di Aplikasi Kencan?
-
Tampil Elegan dan Chic, Yuk Sontek 4 Gaya Mid-Formal ala Honey Lee!
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg