Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rion Nofrianda
Ilustrasi orang tua dan anak (freepik/jcomp)

Masa prasekolah adalah periode penting dalam perkembangan seorang anak, dimana mereka mulai mengenal dunia sosial, mengembangkan potensi diri, dan membentuk kemandirian. Pada usia ini, kemampuan berinteraksi sosial sangat penting, karena akan menjadi dasar bagi perkembangan sosial yang optimal di masa depan. Dalam konteks ini, pola asuh orangtua dan penggunaan gadget memegang peranan penting dalam membentuk kemampuan interaksi sosial anak-anak prasekolah. Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua dapat mempengaruhi cara anak berinteraksi dengan teman-teman sebaya mereka, sedangkan penggunaan gadget dapat memberikan dampak yang positif maupun negatif terhadap perkembangan sosial anak. Salah satu penelitian Viandari dan Susilawati (2025) bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pola asuh orangtua dan penggunaan gadget terhadap interaksi sosial anak prasekolah.

Perkembangan anak pada usia prasekolah terjadi pada periode yang sangat cepat. Perkembangan otak pada anak usia dini (0-6 tahun) mencapai 80% dari perkembangan otak orang dewasa, yang berarti bahwa seluruh potensi dan kecerdasan seseorang sudah mulai terbentuk pada usia ini. Dalam periode ini, anak-anak belajar untuk lebih mandiri, mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memasuki dunia sekolah, serta menghabiskan waktu untuk berinteraksi dengan teman sebaya mereka. Hal ini sangat relevan dengan tujuan pendidikan di taman kanak-kanak (TK) yang merupakan langkah awal dalam pendidikan formal. Di TK, anak-anak mendapatkan dasar-dasar keterampilan sosial, fisik, motorik, serta perkembangan moral yang akan membantu mereka dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial yang lebih luas.

Pendidikan di masa prasekolah sangat penting karena pada tahap ini anak-anak mempersiapkan diri untuk memasuki dunia yang lebih luas. Taman Kanak-kanak (TK) adalah tempat yang strategis untuk membantu anak-anak mengembangkan potensi mereka dan mempersiapkan mereka untuk tahap perkembangan selanjutnya. Di TK, anak-anak belajar tentang bagaimana berinteraksi dengan teman sebaya dan memahami berbagai peran sosial yang nantinya akan menjadi bagian dari identitas mereka. Salah satu aspek penting dalam perkembangan sosial anak adalah kemampuan berinteraksi dengan orang lain, yang pada akhirnya akan membantu mereka dalam memahami kehidupan sosial yang lebih kompleks.

Interaksi sosial pada anak usia dini sangatlah penting karena melalui interaksi ini, anak-anak belajar untuk berkomunikasi, memahami emosi, serta membentuk hubungan dengan orang lain. Interaksi sosial ini terjadi melalui berbagai bentuk komunikasi, baik verbal maupun non-verbal, yang memungkinkan anak untuk memahami dunia sekitar mereka. Tanpa interaksi sosial yang baik, anak-anak akan kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, penting bagi anak-anak prasekolah untuk mengembangkan kemampuan berinteraksi sosial yang baik agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka.

Namun, tidak semua anak dapat berinteraksi sosial dengan baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain, salah satunya adalah pola asuh orangtua. Pola asuh orangtua merupakan cara orangtua dalam mengarahkan, membimbing, dan mendidik anak mereka. Pola asuh yang diterapkan orangtua dapat mempengaruhi perilaku sosial anak, baik dalam hubungan dengan teman sebaya maupun dengan orang dewasa. Ada beberapa gaya pengasuhan yang dapat diterapkan orangtua, seperti gaya pengasuhan otoriter, permisif, atau otoritatif. Masing-masing gaya pengasuhan ini akan memberikan dampak yang berbeda terhadap perkembangan sosial anak. Pola asuh yang baik akan membantu anak dalam mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka.

Dalam penelitian ini, penggunaan gadget oleh anak-anak prasekolah juga menjadi fokus perhatian. Gadget, seperti ponsel, tablet, dan komputer, kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Anak-anak, bahkan sejak usia dini, sudah terpapar dengan teknologi ini. Gadget dapat memberikan dampak positif apabila digunakan dengan bijak, seperti meningkatkan keterampilan kognitif dan membantu anak dalam memperoleh informasi. Namun, penggunaan gadget yang tidak terkendali dapat menyebabkan masalah dalam perkembangan sosial anak. Anak-anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung mengurangi waktu mereka untuk berinteraksi dengan teman sebaya, yang pada gilirannya dapat menghambat kemampuan mereka dalam mengembangkan keterampilan sosial.

Studi ini menunjukkan bahwa pola asuh orangtua dan penggunaan gadget secara bersama-sama berperan terhadap interaksi sosial anak prasekolah. Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang mendukung dan memperhatikan interaksi sosial mereka cenderung memiliki kemampuan sosial yang lebih baik. Sebaliknya, anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu dengan gadget dan tidak mendapatkan pendampingan yang cukup dari orangtua dapat menghadapi kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-teman mereka. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memberikan pengawasan yang tepat terkait penggunaan gadget oleh anak-anak mereka. Penggunaan gadget yang terbatas dan didampingi dengan aktivitas sosial yang sehat dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan keterampilan sosial mereka dengan lebih baik.

Salah satu contoh yang ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan pola asuh terkait dengan penggunaan gadget. Beberapa orangtua membatasi penggunaan gadget pada anak-anak mereka, hanya memperbolehkan anak menggunakan gadget pada waktu tertentu, misalnya hanya saat libur atau setelah selesai melakukan kegiatan lain yang lebih penting. Dengan cara ini, anak-anak tidak terjebak dalam kebiasaan buruk yang dapat mengganggu perkembangan sosial mereka. Di sisi lain, ada juga orangtua yang memberikan kebebasan penuh kepada anak untuk menggunakan gadget tanpa pembatasan waktu yang jelas. Hal ini sering kali berdampak negatif pada anak, seperti menurunnya konsentrasi belajar, berkurangnya waktu bermain dengan teman sebaya, dan berkembangnya ketergantungan pada gadget. Anak-anak yang mengalami ketergantungan pada gadget sering kali kurang mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial mereka, karena lebih memilih bermain dengan gadget daripada berkomunikasi atau bermain dengan teman-teman mereka.

Pola asuh yang efektif adalah yang memberikan keseimbangan antara memberikan kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, namun juga memastikan bahwa mereka tetap berinteraksi dengan orang lain. Orangtua yang dapat memberikan contoh yang baik dalam hal berinteraksi sosial, serta mengatur penggunaan gadget dengan bijak, dapat membantu anak-anak mereka dalam mengembangkan keterampilan sosial yang sehat. Selain itu, orangtua juga perlu memberikan waktu untuk anak bermain dengan teman-teman sebaya di luar rumah, yang merupakan cara terbaik bagi anak-anak untuk belajar mengenai interaksi sosial, berbagi, dan bekerja sama dengan orang lain.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pola asuh orangtua dan penggunaan gadget secara bersama-sama berperan besar dalam membentuk kemampuan interaksi sosial anak-anak prasekolah. Pola asuh yang tepat, yang mencakup pembatasan penggunaan gadget dan pengawasan yang baik, dapat membantu anak dalam mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan teman sebaya mereka. Sebaliknya, penggunaan gadget yang tidak terkendali dan pola asuh yang kurang mendukung dapat menghambat perkembangan sosial anak. Oleh karena itu, orangtua perlu memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pola asuh yang diterapkan dan bagaimana gadget digunakan dalam kehidupan sehari-hari anak-anak mereka. Dengan demikian, anak-anak dapat berkembang secara optimal dalam aspek sosial, kognitif, dan emosional mereka.

Rion Nofrianda