Hernawan | Basilika Sakti
tribun suporter futsal (Galeri ANC)
Basilika Sakti

Buat kamu yang suka main futsal atau sekadar penasaran sama sejarahnya, jangan ketinggalan juga info seru tentang ajang #FutsalAXISNationCup #SuaraParaJuara. Kamu bisa cek di anc.axis.co.id dan juga axis.co.id buat tahu lebih banyak soal kompetisi futsal yang lagi ramai di kalangan anak muda.

Sejarah futsal dimulai tahun 1930-an di Montevideo, Uruguay. Waktu itu ada seorang guru olahraga bernama Juan Carlos Ceriani. Dia pusing karena anak-anak di kotanya suka main bola, tapi lapangan bola gede jarang tersedia. Dari situlah dia punya ide: “Kenapa nggak main bola di dalam ruangan aja, tapi dengan aturan baru?”

Jumlah pemain dibatasi jadi lima orang per tim, bolanya lebih kecil, dan lapangannya juga jauh lebih sempit. Nama “futsal” sendiri diambil dari bahasa Spanyol “futbol de salon” yang artinya sepak bola dalam ruangan. Dari Uruguay, olahraga ini cepat menyebar ke negara-negara lain di Amerika Latin, lalu ke Eropa, hingga akhirnya sampai ke Asia, termasuk Indonesia.

Awalnya futsal memang hanya jadi permainan sampingan. Tapi karena lebih praktis, futsal langsung populer. Bayangin aja, kamu nggak butuh lapangan gede, cukup lapangan kecil atau gedung olahraga, udah bisa main bareng teman-teman.

Karena banyak yang main, akhirnya organisasi olahraga dunia mulai menaruh perhatian. FIFA kemudian ikut mengatur dan membuat aturan resmi. Misalnya, dalam peraturan permainan futsal, tiap pertandingan dimainkan dua babak, masing-masing 20 menit. Bola yang dipakai juga lebih kecil dibanding sepak bola biasa, dan ukuran lapangan futsal jelas lebih mungil.

Ada beberapa alasan kenapa futsal cepat banget populer. Pertama, permainan ini cepat dan intens. Nggak ada pemain yang bisa santai-santai, semua harus aktif. Bahkan kiper sering maju membantu serangan.

Kedua, posisi di futsal lebih fleksibel dibanding sepak bola biasa. Pemain bisa berganti peran kapan pun, tergantung situasi. Hal ini bikin futsal lebih seru dan penuh kejutan.

Ketiga, karena lapangan kecil, strategi jadi sangat penting. Formasi futsal yang rapi bisa bikin tim menang, sementara tim yang berantakan gampang kebobolan. Jadi, walau sederhana, futsal tetap butuh otak dan kerja sama tim yang solid.

Di Indonesia, futsal bukan cuma olahraga, tapi juga gaya hidup. Banyak kampus, sekolah, bahkan kantor yang bikin turnamen futsal sendiri. Buat anak muda, futsal itu bukan sekadar main bola, tapi juga ajang nongkrong, ketawa bareng, sampai unjuk skill keren.

Nah, di sinilah turnamen besar seperti #FutsalAXISNationCup #SuaraParaJuara punya peran penting. Turnamen ini jadi wadah buat anak muda nunjukin kemampuan mereka. Nggak cuma soal siapa yang juara, tapi juga soal kebersamaan dan semangat sportivitas. Kalau pengin tahu lebih lanjut soal acaranya, tinggal buka aja anc.axis.co.id.

Sekarang futsal bukan cuma mainan anak-anak gang atau sekadar olahraga sekolah. Futsal sudah masuk ke level dunia dengan adanya Piala Dunia Futsal dan liga profesional di berbagai negara. Banyak pemain besar yang lahir dari futsal sebelum akhirnya jadi bintang sepak bola.

Di Indonesia, futsal juga makin serius. Ada liga profesional, ada timnas futsal, dan makin banyak akademi yang melatih anak-anak muda. Jadi, nggak berlebihan kalau futsal disebut sebagai pintu awal buat generasi muda Indonesia bersinar di dunia sepak bola internasional.

Dari cerita tadi, kita bisa lihat kalau futsal awalnya cuma permainan “darurat” karena nggak ada lapangan bola. Tapi dengan kreativitas dan semangat, olahraga ini tumbuh jadi cabang olahraga yang besar. Sejarah futsal mengajarkan bahwa hal sederhana bisa jadi luar biasa kalau dijalani dengan serius.

Jadi, buat kamu yang suka futsal, jangan anggap enteng permainan di lapangan kecil ini. Bisa jadi, dari lapangan futsal kampus atau gang rumahmu, kamu bisa melangkah ke panggung yang lebih besar lewat ajang-ajang seperti #FutsalAXISNationCup #SuaraParaJuara. Siapa tahu, iseng-isengmu main futsal hari ini, jadi jalanmu menuju mimpi besar besok!

Baca Juga