Dulu, berteman terasa gampang. Duduk sebangku, satu tongkrongan, atau satu grup chat sudah cukup untuk merasa memiliki “orang”. Memasuki usia dewasa awal, semua berubah pelan-pelan. Kita pindah kota, berganti lingkungan, dan sibuk mengejar hidup masing-masing.
Anehnya, keinginan untuk memiliki teman baru masih ada, tetapi prosesnya terasa jauh lebih rumit. Bukan karena kita antisosial, melainkan karena hidup sudah tidak sesederhana dulu.
Berikut adalah beberapa tantangan yang sering dirasakan banyak orang saat mencoba membangun pertemanan baru di usia dewasa awal.
1. Lingkungan Tidak Lagi Mempertemukan Kita Secara Alami
Setelah lulus sekolah atau kuliah, tidak ada lagi ruang yang otomatis mempertemukan kita dengan orang lain setiap hari. Tidak ada kelas, tidak ada jadwal tetap, dan tidak ada keharusan untuk mengobrol.
Lingkungan kerja pun sering kali tidak cukup aman untuk membangun kedekatan personal. Ada batas profesional, ada kepentingan, dan ada kehati-hatian. Akhirnya, berteman menjadi sesuatu yang harus diusahakan, bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya.
2. Waktu Menjadi Barang Mewah
Di usia dewasa awal, waktu tidak lagi terasa longgar. Energi habis untuk pekerjaan, keluarga, urusan pribadi, dan kelelahan mental. Mengatur jadwal untuk sekadar nongkrong terasa seperti proyek besar.
Bahkan, membalas chat saja kadang tertunda berhari-hari. Bukan karena tidak peduli, tetapi karena hidup memang sedang padat-padatnya.
3. Kita Menjadi Lebih Selektif Tanpa Sadar
Jika dulu bisa akrab dengan siapa saja, sekarang ada banyak pertimbangan di kepala: nyaman atau tidak, aman atau melelahkan, satu frekuensi atau justru membuat lelah.
Selektif bukanlah hal yang buruk. Sifat ini muncul dari pengalaman dan proses mengenal diri sendiri. Hanya saja, selektivitas ini membuat lingkaran pertemanan baru tumbuh lebih lambat.
4. Takut Terlihat Terlalu Berusaha
Ada rasa canggung yang khas di usia dewasa. Mengajak nongkrong duluan kadang terasa seperti terlalu agresif. Mengirim pesan lebih dulu takut dianggap butuh.
Akhirnya, banyak yang memilih untuk menunggu. Sama-sama menunggu, tetapi tidak ada yang benar-benar melangkah. Padahal, sering kali orang lain juga sedang berharap ada yang memulai.
5. Trauma Pertemanan Lama Ikut Terbawa
Pengalaman ditinggalkan, dikhianati, atau tidak dihargai dalam pertemanan sebelumnya bisa meninggalkan bekas. Tanpa sadar, kita menjadi lebih waspada, menahan diri, dan tidak mudah terbuka.
Keinginan untuk memiliki teman baru ada, tetapi ada bagian diri yang masih ingin melindungi diri dari rasa sakit yang sama.
6. Standar Kedekatan Berubah
Dulu, sering bertemu berarti dekat. Sekarang, kedekatan tidak selalu soal frekuensi. Banyak orang dewasa merasa cukup dengan satu atau dua teman yang benar-benar mengerti daripada banyak kenalan tanpa kedalaman. Masalahnya, menemukan koneksi yang “klik” secara emosional memang membutuhkan waktu dan kesabaran.
Menemukan teman baru di usia dewasa awal memang tidak mudah, tetapi juga bukan hal yang mustahil. Prosesnya lebih lambat, lebih hati-hati, dan lebih sadar. Tidak apa-apa jika lingkaran pertemanan tidak sebesar dulu. Tidak apa-apa jika butuh waktu lama untuk merasa klik.
Terkadang, satu hubungan yang tulus sudah cukup untuk membuat hidup terasa lebih hangat. Sering kali, pertemanan terbaik datang justru saat kita tidak memaksakannya.
Baca Juga
-
Di Balik Ekspektasi: 5 Realitas yang Sering Disalahpahami dari Usia 20-an
-
Lelah Bertemu Orang? Kenali 5 Sinyal Anda Perlu Jeda Sosial
-
Hidup Bukan Lomba, Ini 6 Kebiasaan untuk Mengatasi Rasa FOMO Biar Lebih Tenang
-
Tak Perlu Malu untuk Menepi: Kenali 6 Tanda Anda Perlu Ruang untuk Sendiri
-
5 Hobi Murah yang Bikin Hidup Lebih Berwarna di Usia 20-an
Artikel Terkait
-
Mengidap Bipolar, Rachel Vennya Beberkan Kondisi Emosi dan Perawatan Rutin
-
Bukan Drama, Ini 5 Respons Penyintas Trauma yang Sering Disalahpahami
-
Gunung sebagai Ruang Self Healing: Saat Anak Muda Mencari Jeda di Ketinggian
-
Gaslighting dan Bullying: Kombinasi Mematikan dalam Hubungan Pertemanan
-
Paradoks Media Sosial: Semakin Terhubung, Semakin Merasa Kurang, Semakin Tertekan
Lifestyle
-
4 ROG Phone Turun Harga di Akhir 2025, Kini Mulai Rp5 Jutaan
-
5 Tempat All You Can Eat di Bandung, Cocok untuk Berkumpul Tahun Baruan
-
Style Fleksibel ala Gawon MEOVV, 4 Outfit Ini Bisa Kamu Sontek Sesuai Mood!
-
4 Moisturizer dengan Kandungan Bisabolol yang Ramah untuk Kulit Sensitif
-
4 Ide Gaya Harian Minimalis ala Kim Mu Jun, Cocok Buat Pencinta Basic Look!
Terkini
-
Dapuk Tessa Thompson dan Jon Bernthal, His & Hers Tayang Januari 2026
-
CERPEN: Sepasang Tangan Misterius di Jendela Kelas
-
Ulasan Drama Who Rules the World: Memperjuangkan Keadilan dan Kebenaran
-
Sampah, Bau, dan Mental Warga yang Disuruh Kuat
-
In the Clear Moonlit Dusk Siap Tayang Januari 2026, Romansa Dua "Pangeran"