Abusive Relationship adalah hubungan yang di dalamnya terdapat perilaku kekerasan dengan tujuan membentuk kuasa atau membentuk kendali terhadap pasangan. Perilaku abusive terhadap pasangan bisa berupa ancaman, isolasi, dan intimidasi secara emosional, finansial, seksual, dan fisik. Banyak orang yang sudah menjadi korban dari perilaku abusive baik secara verbal seperti dihina, dicaci maki, maupun secara fisik.
Para psikologi menjelaskan bahwa tanda dari adanya hubungan yang abusive seringkali tidak disadari di awal terjalinnya hubungan. Tindakan-tindakan kecil seperti rasa posesif yang berlebihan dari pasangan, ledakan emosi yang berujung pada menyakiti fisik di awal hubungan lebih banyak dianggap hal yang biasa
Padahal perlakuan tersebut akan memicu timbulnya perilaku abusive yang lebih parah dari pasangan. Tanda-tanda lain yang bisa dilihat dari pasangan yang abusive adalah mendapatkan tindakan kasar dari pasangan baik itu pukulan, maupun tendangan.
Selain itu, pelaku abusive juga akan mecoba untuk mengendalikan berbagai aspek dalam hidup kamu seperti cara kamu berpakaian bahkan mengatur siapa saja yang boleh kamu temui, selain itu perilaku lain seperti cemburu yang berlebihan kepada teman, selalu meremehkan, mengancam untuk menyakiti, memutarbalikan fakta sehingga kamu bisa merasa bersalah, dan menuntut untuk selalu ingin tahu keberadaanmu.
Abusive relationship memiliki dampak buruk yang sangat besar baik bagi pelaku maupun korban. Dampak ini akan terlihat dalam kehidupan sehari-hari maupun karakter dari orang tersebut. Terutama bagi korban perilaku abusive, biasanya orang-orang yang menjadi korban dari perilaku abusive akan mengalami gangguan dalam kesehatan mentalnya.
Dilansir dari Journal of Woman’s health, korban dari abusive relationship berisiko besar mengalami depresi, memiliki rasa cemas yang berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, bahkan akan memunculkan keinginan yang besar untuk bunuh diri.
Para korban dari hubungan yang abusive juga seringkali menarik diri dari sebuah hubungan di masa depan, dan semakin membuat kamu menjadi orang yang tertutup. Kamu akan terus-terusan mempertanyakan kelayakan dirimu karena banyaknya kata-kata menyakitkan yang dilontarkan oleh pasangan.
Untuk kamu yang merasa menjadi korban dari hubungan abusive, ada beberapa tips penting yang bisa kamu lakukan. Pertama, memutuskan hubungan dengan pasangan, semakin lama kamu bertahan maka semakin besar dampak buruk untuk kesehatan mentalmu. Kedua, sebisa mungkin terbuka dan bercerita kepada orang terdekat. Dengan adanya dukungan dari keluarga dan teman-teman kamu akan merasa lebih mudah menghadapi dan menyelesaikan hubungan yang abusive.
Kamu juga akan merasa lebih dihargai dan disayangi. Jangan menarik diri dari lingkungan sekitar karena hal itu justru akan membuatmu semakin merasa tertekan dan menimbulkan pikiran-pikiran buruk. Keberadaan orang di sekitarmu juga akan membantu meningkatkan kemauanmu untuk sembuh.
Selalu ingat kalau kamu itu berharga dan layak untuk dicintai, jangan terpaku hanya dengan kata-kata jahat dari mantan atau pasanganmu yang sudah bertindak abusive. Bagi kamu yang melihat dan mengetahui ada tindakan abusive di sekitarmu, selalu ingat untuk merangkul korban, mendengar ceritanya tanpa perlu menghakimi, dan buat korban bisa percaya diri kembali.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Jungkook BTS Sembunyikan Tato Couple dengan Winter aespa, Rumor Pacaran Makin Kuat
-
Jangan Dipendam Sendiri! Pemprov DKI Sediakan Psikolog Gratis 24 Jam untuk Warga Jakarta
-
Pemprov DKI Akui Tingkat Depresi di Jakarta Tinggi, Janjikan Peningkatan Layanan Kesehatan Mental
-
Kasus Kekerasan di Jakarta Melonjak, Anak-anak Jadi Korban Paling Dominan
-
Pacaran dengan Reza Arap, Lula Lahfah Dapat Peringatan dari Para Sahabat
News
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Bukti Nyata Seni Inklusif: Arif Onelegz dan Lauren Russel Buktikan Setiap Tubuh Bisa Menari
-
Raih 100 M di Usia 19 Tahun, Ini yang Membuat Suli Beda dari Anak Seusianya
-
Richelle Skornicki dan Adegan Dewasa di Pernikahan Dini Gen Z: Antara Akting dan Perlindungan Anak
-
Tak Perlu Malu untuk Menepi: Kenali 6 Tanda Anda Perlu Ruang untuk Sendiri