Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Yusrifaizal Gumilar Winata
ilustrasi menabung

Untuk mereka yang selalu mengantisipasi masa depan, tentu akan selalu menyisihkan penghasilannya untuk ditabung. Namun, apabila menabung biasa di bank hanya akan menghabiskan saldo karena beragam biaya administrasi dan tentu kalah dengan laju inflasi. Bagaimana mengatasi hal tersebut? Cobalah instrumen investasi berikut yang memiliki risiko rendah dan patut untuk dicoba.

1. Surat Berharga Negara

Surat Berharga Negara (SBN) adalah produk investasi yang diterbitkan oleh Pemerintah berdasarkan Undang-undang untuk digunakan dalam pembangunan negara. Berdasarkan risikonya, instrumen ini memiliki risiko yang paling rendah, dan dengan membeli SBN, berarti juga berkontribusi langsung terhadap negara.

Jenis SBN yang paling dekat akan diterbitkan adalah Savings Bond Ritel (SBR) 009 yang akan diterbitkan pada tanggal 27 Januari 2020. Pada seri SBR sebelumnya yaitu SBR008, kupon minimal yang ditawarkan adalah minimal 7,20 persen, kupon tersebut dianggap sangat besar mengingat risiko investasi sangat kecil bahkan bisa dianggap tidak ada risiko. Namun instrumen investasi ini memiliki masa tenor selama 2 tahun dan minimal setoran sebesar 1 juta rupiah.

2. Deposito Bank

Deposito Bank adalah instrumen investasi yang kerap ditawarkan oleh Bank kepada nasabahnya. Untuk bunga yang ditawarkan berbeda-beda antara bank dengan kisaran sebesar 4,25–6,5 persen. Masa tenor investasi bisa disesuaikan dengan kebutuhanmu dengan masa minimal 1 bulan dan maksimal 36 bulan. Namun untuk membuka tabungan deposito membutuhkan setoran minimal sebesar Rp10 juta.

3. Reksa Dana

Reksa Dana adalah instrumen investasi yang dikelola oleh Manajer Investasi untuk disalurkan kepada unit-unit investasi lain dengan menggunakan penyertaan modal yang diperoleh dari kita sebagai investor. Sederhananya, kita hanya perlu menyerahkan uang kita kepada Manajer Investasi, lalu biar Manajer Investasi yang berpikir bagaimana uang kita dapat diinvestasikan untuk memperoleh keuntungan.

Reksa Dana ini juga terbagi menjadi beberapa jenis untuk menyesuaikan profil risiko yang diinginkan investor. Untuk risiko paling rendah adalah Reksa Dana Pasar Uang dengan tingkat retur sekitar 4,8–7,4 persen.

Untuk membuka rekening Reksa Dana kita hanya memerlukan setoran awal minimal Rp20.000 , dan rekening tersebut bisa dicairkan kapan saja dengan lama waktu pencairan minimal 7 hari kerja. Selain itu, keuntungan Reksa Dana juga tidak dikenakan Pajak Penghasilan menjadikan instrumen investasi ini tidak kalah menarik dengan instrumen investasi lainnya.

4. Tabungan Emas

Bosan menabung dengan rupiah? mungkin sudah saatnya kamu mencoba menabung dengan satuan emas. Untuk membuka rekening tabungan emas ini, kamu hanya memerlukan setoran awal Rp50.000 yang nantinya akan dicatat sebesar besaran gram emas pada saat itu.

Dilihat dari sisi keuntungannya, harga emas sudah meningkat sekitar 2 kali lipat dibanding dengan harganya pada 10 tahun yang lalu. Akan tetapi, walaupun tabungan ini dapat dicairkan kapan saja, tabungan emas memilik harga jual dan harga beli yang apabila nasabah tidak konsisten dan sering melakukan penarikan dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar dibanding dengan menabung biasa di bank.

Namun apabila kamu sedang mencari instrumen investasi untuk waktu yang lama dan tidak akan melakukan penarikan sampai targetnya tercapai, maka Tabungan Emas sangat direkomendasikan.

5. Valuta Asing

Mirip dengan tabungan emas, hanya saja kita menabung dalam bentuk mata uang asing. Investasi tipe ini cukup berisiko karena kita harus memperhatikan naik turunnya nilai mata uang tabungan kita terhadap nilai rupiah. Namun apabila sudah memaham cara mainnya, Valuta Asing bisa menjadi instrumen investasi yang menarik.

Itulah instrumen-instrumen investasi yang dapat membantu strategi menabungmu, jangan lupa untuk memastikan perusahaan investasi terdaftar di OJK untuk menjamin keamanannya. Selamat berinvestasi!

Yusrifaizal Gumilar Winata