Penyakit yang disebabkan virus corona, yang dikenal dengan sebutan Covid-19 menjadi pandemi dengan eksistensitas semakin tinggi dan penyebarannya yang signifikan di seluruh dunia dan di Indonesia. Kurang lebih 574 kasus (data per 23/3/2020) yang dinyatakan positif corona di Indonesia. Ditambah semakin meningkat jumlah korban yang meninggak akibat pandemi ini.
Tercatat di seluruh dunia saat ini sekitar kurang lenih 340 ribu kasus positif Covid-19 dan kurang lebih 14 ribu kasus meninggal akibat virus ini yang bersumber dari Worldmeters. Data ini terus meningkat dan telah memakan 192 negata di dunia termasuk Indonesia.
Virus corona berawal ditemukan di wilayah Wuhan, China yang menjadi problemalitas besar sehingga mengganggu aspek kehidupan sosial masyarakat di seluruh Indonesia. Hal ini menghambat proses seluruh bidang seperti ekonomi, pendidikan, dan pelayanan publik. Covid-19 mampu menggoyahkan kepanikan dalam masyarakat Indonesia.
Kekhawatiran masyarakat terus menyelimuti dengan perasaan tidak tahu sampai kapan virus ini terus menyebar di Indonesia. Sampai saat ini saja, virus corona terus menyebar secara cepat dengan jumlah pasien positif corona yang semakin bertambah setiap harinya. Hal ini melihat pemerintah pun bum menekan angka penyebaran virus.
Wabah virus ini harus terus diatasi dan diberhentikan penyebarannya, melihat situasi Indonesia bila terus melonjak angka penyebaran virus akan mengancam dalam berbagai sektor. Sektor ekonomi contohnya akan mengalami krisis seperti masalah penurunan daya beli masyarakat.
Penanganan dan pencegahan terus dilakukan oleh pemerintah berupa himbauan, kebijakan, dan langkah-langkah progesif dalam melawan virus corona. Tidak lupa partisipasi masyarakat pun turut aktif dalam melawan virus tersebut.
Sesuai dengan teori modal sosial bahwa dalam suatu masalah besar di dalam masyarakat membutuhkan nilai-nilai sosial. Artinya, dibutuhkan suatu kerjasama seluruh kelompok sosial dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Modal sosial dapat dijadikan sebagai barang publik oleh pemerintah sebagai jaringan horizontal yang menjadi eksistensi dalam masyarakat. Modal sosial mampu mengarahkan masyarakat untuk sadar berkonstribusi dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Menurut Robert Putnam, modal sosial menjadi penyegar dalam kehidupan sosial yang secara subtansi memiliki kepercayaan bertindak secara bersama dalam mewujudkan suatu tujuan bersama.
Tujuan saat ini yang diperlukan melawan virus corona dalam mencegah dan menangani permasalahan di dalam masyarakat. Terciptanya stabilitas kehidupan menjadi motivasi besar dalam melawan virus ini.
Pemerintah dalam menerapkan modal sosial dalam menyelesaikan masalah virus ini, tentu adanya kebijakan dan progam yang efektif dalam menggerakan masyarakat untuk ikut terarah dalam proses penyelesaian masalah ini.
Tidak lupa, masyarakat untuk bisa terbuka dalam kerjasama setiap kebijakan dan progam yang telah ditetapkan pemerintah guna mempercepat penanganan dan pencegahan virus corona untuk kembali merasakan situasi kondusif.
Solidaritas masyarakat tentu menjadi faktor penting dalam modal sosial untuk bersama-sama melawan Covid-19. Masyarakat untuk berfokus menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta mengurangi mobilitas kerumunan dalam masyarakat untuk terhindar dari virus tersebut.
Kebijakan pemerintah untuk beraktivitas di rumah dan direspon baik oleh masyarakat menjadi salah satu contoh kekuatan modal sosial yang ampuh dalam menyelesaikan pandemi ini.
Terutama saat ini, masyarakat telah melakukan kampanye #dirumahaja yang dibarengi dengan tindakan kongkret untuk melakukan aktivitas di rumah dalam menjaga kesehatan.
Selain mematuhi kebijakan dari pemerintah, masyarakat pun memperlihatkan rasa kepedulian sesama seperti kepada para tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan. Kepedulian itu juga menjadi peningkatan kebersamaan masyarakat Indonesia.
Teori modal sosial yang telah dilakukan di Indonesia mengajarkan arti penting saling gotong royong dengan kesadaran yang tinggi dibarengi jiwa saling mendukung menjadi langkah konstruktif dan solutif yang mampu menyelesaikan permasalahan besar ini.
Oleh: Mahasiswa Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
News
-
Tantangan UMKM Prinxmas, Menyongsong Persaingan di Era Digital
-
Reveil of Heal: Karya Film P5 Inspiratif Fase F1 SMA Negeri 1 Purwakarta
-
BI Bekali 500 Mahasiswa Jabar Sertifikasi BNSP, Siap Bersaing di Dunia Kerja
-
Fadli Zon Resmikan Museum Kujang, Targetkan Indonesia Pusat Kebudayaan Dunia
-
Wealth Building Masterclass: Membangun Kekayaan dan Meraih Kebebasan Finansial Lewat Saham di Tahun 2025
Terkini
-
4 Faktor Kerajinan Bambu Masih Eksis
-
Menguak Sisi Gelap Cinta Seorang Ibu, Ulasan Novel Holly Mother
-
3 Rekomendasi Oil Serum yang Mengandung Retinol, Ampuh Atasi Tanda Penuaan
-
Realita yang Menyebalkan dalam Perhaps Mine: Kamu Kerja Apa Dikerjain Sih?
-
Shin Tae-yong Terpaksa Coret 2 Nama Jelang Piala AFF 2024, Ini Penyebabnya