Belajar di luar negeri melalui jalur beasiswa banyak diimpikan oleh banyak orang. Lantaran bisa menimba ilmu di negara lain tanpa harus mengeluarkan biaya dalam jumlah besar. Salah satu yang beruntung mendapatkan beasiswa tersebut, adalah Sri Rahmi Purnamasari, staf Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dia belajar atas biaya Global Public Leadership Program (GPLP) JICA berkesempatan mengambil Master Degree untuk International Development Program (IDP) di International University of Japan (IUJ).
IUJ berada di sebuah kota kecil, Minamiuonuma-shi, Perfecture Niigata. Letak Minamiuonuma-shi sendiri jauh dari Niigatanya, sehingga harus ditempuh dengan Shinkansen.
Mahasiswa IUJ, menurut Rahmi, sangat dinamis. Mereka datang dengan berbagai latar belakang dan beasiswa. Sebagian dari Asia Tenggara, sebagian lagi dari Asia Tengah, Asia Selatan, Afrika, Eropa, dan Amerika. Indonesia merupakan salah satu komunitas terbesar di IUJ.
"IUJ tidak hanya tempat kuliah, karena universitas itu setiap tahunnya menyelanggarakan acara, seperti Cultifiesta, dimana setiap negara bisa menampilkan seni dan budayanya masing-masing. Selain itu ada Open Day. Acara yang terbuka untuk umum itu dibagi dalam tiga acara yakni memasak, performance, dan lomba membuat Onigiri," katanya.
Di bidang olah raga, sambung Sri, IUJ menyelenggarakan olimpiade yang biasanya mempertandingkan beberapa game dan sport, antara lain tenis meja, tenis lapangan, basket, kriket, tarik tambang, sprint, catur, badminton, dan sebagainya. Peserta olimpiade biasanya terdiri dari beberapa kelompok, dimana tiap kelompoknya merupakan mahasiswa-mahasiswa dari berbagai negara yang dicampur dengan masyarakat sekitar IUJ yang ingin bergabung.
"Selain olimpiade juga terdapat kompetisi di tingkat nasional, yakni HULT Prize, yang pesertanya merupakan juara dari pertandingan di internal universitas. HULT Prize sendiri merupakan kompetisi tentang entrepreneurship. Bisa di google lebih lanjut lagi," imbuhnya.
Untuk transportasi keluar kampus, seperti ke kantor pos, supermarket, dsb, IUJ menyediakan bus yang beroperasi sesuai waktu.
Dosen-dosen IUJ tidak hanya orang-orang Jepang, tetapi juga berasal dari berbagai negara dan berlatar belakang pendidikan, seperti Taiwan, Amerika, Srilanka, Philipina, Korea, dan lain-lain.
Cara mengajar di IUJ, khususnya oleh dosen-dosen Jepang, mereka berupaya agar materi kuliah bisa diajarkan dengan cara seringan mungkin, sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa. Sistim perkuliahan di Jepang juga berbeda dengan di Indonesia. Sebelum mengikuti perkuliahan mahasiswa diharuskan melihat silabusnya terlebih dulu, karena ada beberapa mata kuliah yang tidak ada tes tertulisnya, tetapi berupa paper dan biasanya diselingi dengan beberapa tugas.
Menurut Sri, IUJ juga menyediakan teaching assisstant (TA) Hour dan TA Session, yakni jam dan sesi bagi mahasiswa yang ingin mengulang pelajaran. TA Hour/Session dibimbing oleh mahasiswa senior yang mendapatkan nilai terbaik di kelasnya. Pada TA Hour/Session itu mahasiswa selain dapat bertanya tentang materi perkuliahan yang masih belum dipahami juga dapat membahas beberapa soal yang akan maupun telah diujikan.
Untuk tempat tinggal, IUJ menyediakan student dorm (SD) atau semacam asrama bagi mahasiswa yang datang dari luar Jepang dan single. SD yang terdiri atas SD1, SD2, dan SD3 ini menyatu dengan tempat perkuliahan. Satu mahasiswa menempati satu kamar yang dilengkapi kasur, kamar mandi, dan meja belajar.
"Untuk mahasiswa yang sudah menikah dan membawa keluarganya, IUJ menyiapkan MSA (Married Student Apartemen). Tapi tidak semua mahasiswa yang menikah bisa ditampung di MSA. Namun karena jumlah unit MSA terbatas, maka penghuninya hanya yang beruntung memenangkan lotre," tuturnya.
Untuk urusan makan, mahasiswa bisa datang ke kantin IUJ yang juga menyediakan makanan halal. Sedangkan untuk urusan ibadah, bagi mahasiwa muslim disediakan ruang kecil di MSA yang cukup bisa digunakan untuk sholat berjamaah.
Mahasiswa yang memasuki tugas akhir diberikan dua pilihan, yakni research report, yang tidak diujikan, atau thesis, yang harus melalui thesis defence. Untuk kuantitatif research banyak dosen IUJ yang menguasai Stata.
IUJ dikitari pertanian dan gunung. Setiap musim salju bukit sekitar universitas nampak memutih. Sungai-sungainya dialiri air jernih dan hutan yang masih hijau. Sungguh pemandangan yang bikin betah untuk belajar. Pada bulan-bulan tertentu diadakan acara, seperti Naked Man Festival pada musim dingin, yang bertempat di salah satu kuil dekat Stasiun Urasa.
Areal persawahan di wilayah Minamiuonuma-shi biasanya ditanami padi sebelum musim dingin. Sedangkan di musim panas ditanami semangka. Bagi yang ingin berwisata ke sekitar IUJ, Rahmi merekomendasikan kuil/shrine untuk dikunjungi.
Bagi yang ingin belajar di luar negeri seperti Sri dengan beasiswa, sering-sering akses informasi di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian PUPR (BPSDM PUPR).
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Magister Super Spesialis Upaya BPSDM PUPR Cetak Pemimpin Masa Depan Bidang
-
PUPR akan Gunakan Prima Wall System untuk Bangun Perumahan Masyarakat
-
Jurnalistik BPSDM PUPR Pada Masa Pandemi Covid-19
-
Hari Ini, KPK Periksa Sejumlah Pejabat Kota Banjar hingga Pegawai Bank BJB
-
SDM Siap Pakai, Politeknik Pekerjaan Umum Teken Kerjasama PT Waskita Karya
News
-
3 Film Korea yang Dibintangi Park Hae Soo di 2025, Wajib Ditonton!
-
Dari Pesisir untuk Warga: Aksi Tanam Mangrove Suara Hijau dan Sketch and Write
-
Tanpa Kembang Api, Swara Prambanan 2025 Rayakan Tahun Baru dengan Empati
-
Mangrove Sketch and Write, Merawat Pesisir Baros Lewat Aksi dan Karya
-
Saat Sketsa dan Tulisan Berubah Jadi Aksi Menjaga Mangrove di Pantai Baros
Terkini
-
Perempuan Bergamis Putih di Sudut Toko
-
Misteri Mahoni Tua: Penampakan Sosok Putih di Malam Sebelum Tragedi
-
Prilly Latuconsina Buka-Bukaan Soal Bisnis Kapalnya: Untung Rugi Naik Turun Bak Main Saham!
-
8 Keunggulan Samsung Galaxy Tab A11+, Tablet Rp3 Jutaan untuk Keluarga dan Anak
-
Jalan Pulang yang Terhenti, Saat Motor Mendadak Mati di Tengah Kebun Tebu