Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Yudhi Prasetyo
Dua orang siswa terpaksa didatangi gurunya untuk belajar di rumah karena tidak ada sinyal telepon selular dan tidak memiliki biaya untuk membeli kuota internet. (dok: Yudhi Prasetyo)

Terkendala sinyal telepon seluler dan keterbatasan daya beli orang tua dalam membeli kuota internet menjadi kendala bagi guru di SD Negeri 01 Kalierang, Kecamatan Bumiayu Kabupaten Bebes. Untuk mengatasinya guru terpaksa mendatangi siswa di rumah masing-masing meskipun tidak setiap hari.

Tidak meratanya sinyal telepon seluler karena pemukiman di sekitar sekolah dikelilingi oleh perbukitan yang tinggi.

Salah seorang guru SD Negeri 01 Kalierang Muhamad Rosul mengatakan, ia terpaksa harus mendatangi rumah siswa yang tidak tercover oleh sinyal telepon seluler untuk mengajar mereka.

Tidak sedikit orang tua yang memiliki ponsel android juga menjadi kendala dalam pembelajaran sistem daring. Jika kondisi tersebut dibiarkan, kata Rosul, siswa akan ketinggalan dalam pelajaran sehingga terpaksa dilakukan visit home.

“Meskipun orang tua memiliki ponsel android, tapi keterbatasan kemampuan dalam membeli kuota internet juga menjadi kendala bagi kami sebagai pengajar,” kata Rosul.

Rosul berharap situasi pandemi covid 19 seperti sekarang ini cepat berlalu sehingga siswa dapat kembali belajar tatap muka di sekolah.

Green School Membuat Siswa Belajar dengan Nyaman dan Menyenangkan

Sementara Kepala SD Negeri 01 Kalierang Rojiun mengungkapkan, meskipun sekolah yang dipimpinya jauh dari ibu kota kabupaten, namun sekolah ini sedang disiapkan menjadi sekolah peduli berbudaya lingkungan atau green school.

“Kami telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menuju green school,” ungkap Rojiun.

Persiapan yang dilakukan diantaranya menanam tanaman sayur dengan memanfaatkan lahan di lingkungan sekolah. Membuat taman, termasuk air mancur dan membuat tong sampah dengan memisahkan sampah organik dan non organik.

“Kami juga memperbanyak wc untuk siswa, sehingga sekarang kam memiliki 9 wc,” tutur Rojiun.

Untuk menjaga kebersihan siswa juga disediakan tempat cuci tangan untuk siswa pergi ke sekolah untuk mengambil buku perpustakaan maupun mengumpulkan tugas kepada guru sebanyak 11 unit.

Rojiun berharap dengan diraihnya green school sekolahnya siswa dapat belajar dengan nyaman, dan menyenangkan. (Yd)

Yudhi Prasetyo