Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | pmm umm 911
Mahasiswa UMM bersama Pihak Puskesmas 9 Nopember mengadakan pelatihan jamu sehat kepada perwakilan kader toga Kelurahan Puskesmas 9 Nopember

Kelompok 52 Gelombang 4 PMM (Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa) dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan dosen pembimbing lapangan Yaris Adhial Fajrin, SH., MH. mengadakan pelatihan pembuatan jamu sehat menghadapi masa adaptasi baru, Rabu (19/08/2020).

Mereka yang tergabung di Kelompok 52 Gelombang 4 PMM yakni Meilia Aisya, Nadia Nabilah, Siti Nurlaili, Andi Ika Patriasih dan Andi Zainuddin Japeri. Sasaran yang dituju yaitu perwakilan kader toga Kelurahan Benua Anyar serta kegiatan ini dibantu oleh pihak Puskesmas 9 Nopember, Banjarmasin. Kegiatan tersebut dilakukan di salah satu rumah perwakilan kader.

Jamu sehat hasil produksi mahasiswa UMM kelompok 52
yang sudah sesuai dengan formula dari Kemenkes RI

Jamu sehat ini berbahan jahe merah, daun pegagan, temulawak dan gula merah yang kemudian direbus secara bersamaan selama 10-15 menit hingga berubah warna dan mengeluarkan aroma yang khas.

Siti Nurlaili, selaku demonstrator pelatihan menyampaikan alasan pemilihan bahan baku dasar. Menurutnya, bahan baku dasar pembuatan jamu sangat mudah didapatkan, cara pengolahannya yang sederhana dan komposisi jamu sehat ini didapatkan dari buku saku yang berjudul “Toga dan Akupressur” terbitan dari Kementrian Kesehatan Indonesia sehingga masyarakat dapat mengolahnya dengan baik dan benar.

Selain itu, bahan baku jahe merah dan temulawak kaya akan minyak atsiri yang dapat membunuh mikroba serta daun pegagan memiliki kandungan bioaktif utama berupa asetikosida yang berperan sebagai antioksidan sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. “Saya merasa bahwa kegiatan ini bermanfaat dan dapat meningkatkan ilmu mengenai tanaman obat sehingga dapat diaplikasikan di rumah”, tutur salah satu peserta perwakilan kader toga.

Akan tetapi, jamu sehat ini tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, orang yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah dan kolesterol dan yang memiliki riwayat penyakit maag. Untuk penderita maag ada baiknya makan terlebih dahulu.

Perlu diingat bahwa pembuatan jamu ini bukanlah sebagai obat Covid-19, namun merupakan upaya dalam mencegah dan meningkatkan sistem imunitas terhadap benda asing (virus) yang akan masuk ke dalam tubuh. Adanya pelatihan ini, menjadi semangat dan harapan baru dalam upaya menghadapi masa adaptasi baru.

Meilia Aisya, selaku koordinator kelompok 52 UMM sekaligus pemateri menyatakan harapannya, olahan jamu sehat ini dapat dikonsumsi oleh kalangan remaja hingga lansia dan dengan mengundang perwakilan kader toga diharapkan dapat menyebarkan ilmu dan bermanfaat kepada masyarakat sekitar sehingga terciptanya masyarakat yang sehat.

pmm umm 911