Arjowilangun – (24/08/2020) Hama tikus kerap kali menjadi masalah yang dihadapi oleh petani desa. Selain meresahkan para petani, hama tikus juga dapat menyebabkan gagalnya panen pada sektor pertanian desa khususnya tanaman padi. Kegagalan panen ini sering kali terjadi di desa Arjowilangun, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang.
Kegagalan panen ini sering melanda petani desa Arjowilangun dikarenakan hama tikus yang merusak tanaman padi dengan jumlah dan luas sawah yang tidak sedikit. Berbagai upaya telah dilakukan oleh petani desa yang tergabung dalam “Gabungan Kelompok Tani (GAPOTAN)” desa Arjowilangun, baik dilakukan dengan memberikan umpan yang sudah dicampur dengan racun tikus, bahkan menggunakan belerang yang dibakar langsung pada sarang tikus, namun cara tersebut dinilai tidak efektif dikarenakan tidak ditemukan tanda tikus yang mati.
“Hama tikus memang sangat meresahkan bagi petani, berbagai cara telah dilakukan untuk memberantas tikus sawah, di bulan lalu kami dibantu oleh aparat TNI menggunakan belerang yang dimasukkan pada sarang tikus dan membakarnya menggunakan selang yang dihubungan ke GAS LPG 3 Kg, tetapi tidak ada tanda-tanda ada tikus yang mati”, ujar Bapak Totok selaku Ketua GAPOTAN desa Arjowilangun.
Dari pernyataan tersebut, Kelompok 23 PMM UMM gelombang 4 berinisiatif untuk membantu permasalahan yang dihadapi oleh petani desa dengan menciptakan jebakan tikus yang memanfaatkan barang bekas dan mudah diperoleh yakni ember cat bekas, kawat, triplek, lem dan spons. Selain ekonomis konsep jebakan ini juga memperhatikan aspek ramah lingkungan tanpa menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat merusak ekosistem alam.
Minggu 23/08/2020, Mahasiswa UMM menunjukkan hasil dari program kerjanya kepada Ketua Gabungan kelompok Tani “GAPOTAN” Bapak Totok, dengan menjelaskan konsep dan cara kerjanya jebakan tikus tersebut yang bertempat di kediaman Bapak Totok. Senin 24/08/2020, Mahasiswa UMM Bersama Bapak Totok dan dibantu beberapa petani desa yang lain melakukan ujicoba langsung disalah satu sawah milik petani yang terdampak. Jebakan diletakkan ditempat yang ditentukan berdekatan dengan sarang tikus dengan meletakkan umpan kepiting sawah yang dibakar untuk memancing tikus keluar dengan aroma yang keluar dari umpan tersebut.
“Cara ini merupakan cara yang tradisional dan belum pernah dilakukan didesa ini, namun melihat cara kerjanya dan umpan yang diberikan memang sangat simple, namun saya rasa akan tertarik dan masuk dalam jebakan tikus itu, harapan saya semoga cara ini dapat memberikan solusi untuk memecahkan permasalahan yang sering dihadapi oleh petani didesa ini”, jelasnya.
Artikel Terkait
-
Rambah Bisnis Resto dan Kafe, MUA Achin Lamba Didukung Paramitha Rusady hingga Ita Purnamasari
-
Teguh Setyabudi Instruksikan Lembaga Keuangan Perkuat Transformasi Jakarta Usai Tak Jadi Ibu Kota
-
Belum Ada Pembicaraan Relokasi Warga Gaza ke Indonesia, Wamenlu: Kita Tidak Bisa Menerima
-
Israel Abaikan Hukum Internasional, Serangan Jenin Berlanjut Pasca Putusan Mahkamah Internasional
-
Heboh SHGB di Atas Laut, IMM Desak Nusron Wahid Bersihkan Mafia Tanah di ATR/BPN
News
-
10 Rekomendasi Menu di The Duck King, Dapatkan Diskon 30 Persen dari BRI!
-
Asyik! Agasthya Veintisia Nikmati Pertunjukan Tari di Obelix Sea View
-
Seru! SMA Negeri 1 Purwakarta Akhiri Studi Kampus di Akademi Angkatan Udara
-
Spektakuler! Puncak Acara Makrab Agasthya Veintisia di Grha Sarina Vidi
-
Wow! SMA Negeri 1 Purwakarta Kunjungi Universitas Brawijaya di Malang
Terkini
-
3 Produk Skincare yang Mengandung Retinol, Solusi Cepat Atasi Kerutan Halus
-
Apa yang Tersembunyi di Balik Kedamaian Film Hanya Namamu dalam Doaku?
-
Erick Thohir akan Larang Klub Gunakan Pelatih Asing di Liga 2, Mengapa?
-
Sebuah Seni LDR: Mitos Jarak Bagi Mereka yang Berkomunikasi dengan Baik
-
Rose BLACKPINK Jadi Model Brand Pakaian Dalam 'SKIMS' Milik Kim Kardashian