Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sedang melaksanakan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) mengadakan sebuah workshop pada Minggu (6/9) mengenai cara penanaman dengan sistem hidroponik. Workshop tersebut bekerja sama dengan Griya Hidroponik Malang dan dihadiri oleh sejumlah bapak-bapak di kampung tangguh dinoyo yang sering disebut dengan nama DX Patmanam ( Dinoyo Gang 10 RT 4, 5, dan 6).
Workshop tersebut diadakan untuk mendukung program ketahanan dan kemandirian pangan di kampung tangguh dinoyo, dimana pada masa Covid-19 ini pemenuhan gizi makanan menjadi salah satu faktor untuk mencegah dari terpapar virus. Workshop yang dilaksanakan di posko siaga covid-19 DX Patmanam ini mendatangkan pemateri dari Griya Hidroponik Malang yaitu Ibu Agnes May Yana Ikasari selaku praktisi yang sudah berpengalaman di bidang hidroponik.
Hidroponik sendiri adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air saja tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan nutrisi pada tanaman. Tema hidroponik diambil dalam workshop tersebut dikarenakan mahasiswa UMM yang sedang melakukan pengabdian masyarakat melihat warga DX Patmanam yang senang bertanam tetapi lahan yang tersedia sedikit dan kawasan yang padat penduduk.
Sementara itu, ada yang unik dalam workshop ini, pada umumnya yang senang dengan tanaman dan menanam itu adalah perempuan atau ibu-ibu.
Tetapi, lain halnya di kampung tangguh dinoyo, di kampung ini bapak-bapaknya lebih aktif dan rajin dalam melakukan kegiatan, salah satunya yaitu menanam sayur. Ibu Ika selaku pemateri pun mengaku kaget melihat peserta yang hadir. Ia awalnya menduga bahwa peserta adalah dari Ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), tetapi pada kenyataannya para pesertanya adalah bapak-bapak.
Dalam workshop ini diberikan bimbingan menanam secara hidroponik dengan sangat detail, mulai dari proses pra semai, penyemaian atau pembibitan, pindah tanam, hingga cara memanen.
Selain itu, Ibu Ika juga memberi penjelasan mengenai manfaat dan kelebihan dari menanam secara hidroponik. Bapak-bapak pun terlihat antusias mengikuti workshop tersebut, terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan oleh mereka mengenai teknis dalam menanam hidroponik ini.
Salah satu pertanyaan yang cukup menarik perhatian dilontarkan oleh ketua DX Patmanam yang bernama Agung Kurniawan. Ia mengaku sudah mencoba cara menanam sayur hidroponik dengan mengikuti tutorial dari platform youtube. Tetapi, ia bingung dengan sayur yang dihasilkannya terlihat kutilang (kurus, tinggi, dan langsing).
“Izin bertanya bu, curhat ( curahan hati ) dikit gapapa yo bu hehe, saya kan coba-coba tanam selada dirumah dengan hidroponik juga, ya liat cara di mbah youtube gitu bu, nah tapi kok ya selada saya tumbuhnya kutilang, kurus tinggi langsing bu hahaha, itu kenapa ya bu?“ Tanya Agung.
Ibu Ika yang mendengar pertanyaan seperti itu menjawab dengan sedikit bercanda dan mengatakan bahwa kutilang (kurus, tinggi, dan langsing) itu adalah impian semua perempuan. Jawaban Bu Ika itu pun mengundang gelak tawa dari para peserta.
Namun, setelah itu Ibu Ika menjelaskan apa yang membuat sayurnya tumbuh seperti itu. Ia mengatakan biasanya itu dikarenakan proses penyemaian yang kurang tepat.
“Jadi begini pak, itu biasanya saat proses penyemaiannya yg kurang tepat. Jadi setelah biji didiamkan selama satu hari ditempat gelap, besoknya sudah harus langsung di pindahkan ke spons atau rockwool nya dan dikenakan sinar matahari. Pokoknya saat pecah biji langsung dipindahkan, jangan dibiarkan terus menerus karena dia sudah mau mulai proses memasak” Jelas Bu Ika.
Setelah sesi tanya jawab, para peserta mencoba mempraktekkan langsung apa yang telah diajarkan oleh Bu Ika. Mereka mencoba proses pra semai dengan menempatkan biji dalam wadah yang telah diberi tisu dan air. Kemudian, lanjut proses selanjutnya yaitu penyemaian dengan menaruh biji di rockwool yang telah dibasahi dengan air.
Briliawan Gama Rahmatullah selaku ketua kelompok PMM sekaligus moderator kegiatan ini mengaku senang melihat antusias dari para warga. Ia juga menyampaikan harapannya agar warga dapat lebih semangat menanam sayur sehingga memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan di kampung DX Patmanam.
Pada akhir kegiatan workshop, mahasiswa PMM UMM memberikan kenang-kenangan sebagai bentuk terima kasih berupa sertifikat dan bingkisan kepada Ibu Ika yang sudah menyempatkan waktunya untuk berbagi ilmu dan mensukseskan kegiatan workshop tersebut. Selain itu, ada juga sesi foto bersama antara mahasiswa UMM, Ibu Ika, dan semua peserta.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Pilih Nyaman atau Hemat? Dilema Pengguna Ojol di Tengah Wacana Kenaikan Tarif
-
Indonesia Darurat Sampah: Kolaborasi Lintas Sektor Harus Jadi Kunci Solusi
-
Kementan Kaji Penerapan Label SNI untuk Klinik Hewan
-
Tokoh Superman, David Corenswet, Nostalgia Jadi Penggemar Spider-Man Saat Kecil
-
BRI Tingkatkan Good Corporate Governance di Tengah Transformasi BRIvolution 3.0
News
-
Gemakan #SuaraParaJuara Versimu! Ikuti Kompetisi Menulis AXIS Nation Cup 2025, Menangkan Hadiahnya!
-
Berkesan! Angga Fuja Widiana Ubah Momen Bagi Rapor Jadi Ajang Perenungan
-
Mahasiswa AMIKOM Yogyakarta Angkat Kisah Desa Wunut Klaten Lewat Dokumenter
-
Dari Kampus ke Desa: Langkah Awal Mahasiswa UMBY Lewat Pembekalan KKN 2025
-
Tari dan Diplomasi Akademik di Medan, Beginilah AP2TPI Disambut
Terkini
-
Tokoh Superman, David Corenswet, Nostalgia Jadi Penggemar Spider-Man Saat Kecil
-
4 Rekomendasi Film yang Mirip John Wick, Ada Nobody dan The Equalizer
-
Beban Kolektif Mahasiswa: Saat Tugas Kelompok Tak Lagi Ajarkan Kerja Sama
-
Review Film Adult Best Friends: Masih Bisa Ketawa Sobatmu Nikah Duluan?
-
Mengurai Makna Hubungan Toxic Lewat Lagu Treat You Better oleh Shawn Mendes