Agar hubungan bisa berlangsung lama, butuh usaha dari kedua pihak. Namun setelah segala usaha yang telah kamu lakukan, ada kalanya kamu harus mengambil sikap bahwa hubungan asmaramu yang sedang dijalani, sudah tak layak lagi dilanjutkan.
Berikut beberapa faktor yang jika telah ada pada hubunganmu, lebih baik kamu minta putus saja. Yuk, dicek bersama!
1. Pasangan selalu melakukan kesalahan yang sama
Kesalahan dalam kehidupan seseorang tak bisa dihindari. Tapi kalau dia pernah melakukan kesalahan yang sama dan berjanji untuk tak mengulanginya lagi, kemudian terus melakukan kesalahan itu, maka tak patut sebenarnya bagimu, untuk terus bersamanya.
Hal itu bisa jadi pertanda bahwa dia tak menghargaimu, karena selalu melakukan kesalahan itu-itu lagi dan mengabaikan janjinya padamu.
2. Pertengkaran selalu menghiasi hubunganmu
Hubungan asmara yang sehat seharusnya bisa memberimu rasa nyaman dan bahagia. Bukan malah hari-harimu jadi diisi dengan pertengkaran.
Bila kamu sudah berusaha untuk bisa berkompromi, tapi rasanya pertengkaran itu selalu hadir dan tak bisa dihindari, hal itu dapat jadi indikasi bahwa kamu dan dia sebenarnya tak cocok.
3. Orangtua tak merestui
Terkadang, cinta bisa membutakan logika. Saking sayang dan cintanya kamu pada pasangan, bikin kamu terlalu bias terhadapnya dan tak bisa menilai sikapnya dengan bijaksana.
Sementara orangtuamu bisa melihat itu, kalau dia bukanlah pasangan yang baik bagimu kelak. Oleh sebab itu, jangan diabaikan jika orangtua tak merestui. Kalau mereka sampai tak suka seseorang, bisa jadi alasan tepat yang tak bisa kamu lihat karena tertutupi perasaan cintamu padanya.
4. Pasanganmu meminta mengakhiri hubungan
Meskipun rasa sayangmu masih besar pada pasangan, tapi jika dia sudah tak cinta lagi dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan, maka tak perlu menyulitkan diri dengan kukuh mempertahankan dia.
Jika kamu memaksakan perasaannya, sama saja menunda-nunda rasa sakit yang nanti pasti bakal kamu rasakan akibat dia sudah tak lagi mencintaimu.
5. Dia bersikap kasar
Ada untungnya jika saat masih berpacaran, kamu mendapati karakter asli pasangan yang kasar. Dengan begitu, kamu bisa mengambil sikap tegas untuk memutuskannya. Kamu nggak mau, kan nantinya berpasangan dengan orang yang selalu melakukan kekerasan fisik maupun verbal?
Perasaan memang tak bisa diatur dengan mudahnya bak memencet tombol on-off. Mungkin saat ini kamu akan merasa sakit teriris sembilu karena harus putus darinya.
Tapi kalau kelima hal tadi telah ada pada hubunganmu, sakit hari ini akan lebih baik daripada sakitnya nanti-nanti ketika perasaanmu pada pasangan sudah terlalu dalam.
Baca Juga
-
Netflix Hadirkan Dokumenter Baru: Sisi Rentan Elvis Presley Terungkap!
-
Dokumenter 'Madaniya': Cara Mohamed Subahi Suarakan Revolusi tanpa Senjata
-
Blossom in Darkness: Drama China Romantis Horor yang Dibintangi Li Hongyi dan Sun Zhenni
-
Kabar Gembira! Aktor Song Joong-ki Umumkan Kelahiran Putri Keduanya di Roma
-
16 Tahun Vakum, Oasis Umumkan Konser Perdana di Korea
Artikel Terkait
-
Badai PHK Mengintai: 1,2 Juta Pekerja RI di Ujung Tanduk Perang Tarif AS-China!
-
Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
-
Lisa Mariana Ngaku Cuma Hubungan Intim dengan Ridwan Kamil, Tapi Bukan Berarti Masih Perawan
-
Peran Ayah sebagai Kiblat Persepsi Anak Perempuan dalam Memilih Pasangan
-
Beda dari yang Lain, Malam Pertama Jessica Jane Malah Bikin Ketawa
News
-
Lawson Ajak Jurnalis dan Influencer Kenali Arabika Gayo Lebih Dekat
-
Resmi Cerai, Ini 5 Perjalanan Rumah Tangga Baim Wong dan Paula Verhoeven
-
Mahasiswa PPG FKIP Unila Asah Religiusitas Awardee YBM BRILiaN Lewat Puisi
-
Jobstreet by SEEK presents Mega Career Expo 2025: Temukan Peluang Kariermu!
-
Sungai Tungkal Meluap Deras, Begini Nasib Pemudik Sumatra di Kemacetan
Terkini
-
Asnawi Mangkualam Perkuat ASEAN All Stars, Erick Thohir Singgung Kluivert
-
Cinta dalam Balutan Hanbok, 4 Upcoming Drama Historical-Romance Tahun 2025
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Stray Kids Raih Sertifikasi Gold Keempat di Prancis Lewat Album HOP
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern