Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Billie
Ilustrasi formalin (Shutterstock)

Formalin adalah larutan tak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air yang sudah ditambahkan 15% metanol sebagai pengawet.

Jika Anda tidak tahu, formalin dikenal luas sebagai bahan pengusir hama (disinfektan) dan banyak digunakan dalam industri. Pemanfaatan dari formalin sendiri tidak dilarang oleh pemerintah, tetapi setiap pekerja yang terlibat dalam pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus hati-hati mengingat risiko yang berkaitan dengan formalin cukup besar.

Formalin biasanya diperdagangkan dengan nama yang berbeda. Mulai dari formol, morbicid, metanal, fhormic aldehyde, methyl oxide, oxymethylene, methylene aldehyde, oxomethane, formoform, formalith, karsan, methylene glycol, paraforin, polyoxymethylene glycols, superlysoform, tetraoxymethylene, dan trioxane.

Formalin memiliki beberapa kegunaan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Berikut merupakan perinciannya:

  • Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih pada lantai, kapal, gudang, dan pakaian.
  • Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
  • Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan peledak.
  • Dalam dunia fotografi formalin dijadikan sebagai pengeras lapisan gelatin dan kertas.
  • Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
  • Bahan untuk pembuatan produk parafin.
  • Bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku.
  • Pencegah korosi untuk sumur minyak.
  • Bahan untuk insulasi busa.
  • Bahan perekat untuk produk kayu lapis .
  • Bahan pengawet mayat.
  • Dalam konsentrasi yang sangat kecil formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih karpet.

Terlihat bahwa formalin merupakan senyawa yang jika digunakan dengan tepat kegunaannya maka akan membantu berbagai bidang di kehidupan manusia. Mulai dari sanitasi, pertanian, pengawetan, dan kosmetik merupakan beberapa dari bidang yang dapat dibantu oleh adanya senyawa formalin. Namun, penggunaan formalin pada bidang yang tidak tepat akan sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Salah satu contohnya adalah bidang pangan.

Berdasarkan survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktik yang salah seperti ini dilakukan produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk penyalahgunaan formalin pada bidang pangan adalah ikan segar, ayam potong, mi basah, dan tahu yang beredar di pasaran. Berikut merupakan ciri-ciri dari produk pangan yang telah dicampur dengan formalin:

  • Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari, dan tidak mudah busuk.
  • Mi basah yang awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.
  • Ayam potong yang berwarna putih bersih, awet, dan tidak mudah busuk.
  • Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar) awet sampai beberapa hari, dan tidak mudah busuk.

Dampak dari produk pangan yang mengandung formalin juga berbahaya bagi kehidupan manusia. Jika dikonsumsi oleh manusia maka formalin akan memberikan 2 dampak yaitu dampak akut dan dampak kronis.

Dampak akut dari formalin adalah iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing. Selebihnya, jika dikonsumsi secara terus menerus akan menimbulkan dampak kronis yaitu iritasi menjadi semakin parah, mata mudah berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas sistem saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker, sedangkan pada manusia bersifat karsinogen (menyebabkan kanker) serta akumulasi formalin dalam tubuh akan semakin meningkat.

Dari dampak yang dihasilkan dari mengonsumsi bahan pangan yang mengandung formalin kita akan semakin paham betapa bahayanya formalin bagi kehidupan manusia jika disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu.

Semoga tulisan ini dapat membuat Anda dapat lebih berhati-hati lagi dan pintar dalam memilih bahan pangan yang akan dikonsumsi oleh keluarga Anda.

Billie