Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) meluncurkan Situs Kritik Sastra tengara.id, yang akan mewarnai kehidupan seni kesusastraan Indonesia. Tengara.id digagas untuk mengisi kelangkaan dan menghidupkan kembali tradisi kritik sastra.
Dengan adanya tengara.id ini, diharapkan tercipta tradisi kritik sastra yang bermutu, baik melalui undangan menulis, sayembara, ataupun upaya mandiri seorang kritikus.
Anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta periode 2020-2023, Avianti Armand mengungkapkan, situs tengara.id sangat diperlukan untuk perkembangan kesusastraan Indonesia dewasa ini.
Menurutnya, fungsi kritik dibutuhkan untuk membentuk ekosistem sastra yang sehat. Oleh sebab itu, diciptakanlah tengara.id sebagai ruang kritik sastra yang layak.
"Kritik yang baik bukan sekadar pertengkaran. Kritik yang baik butuh ruang yang layak. Ruang yang layak membuat sebuah kritik datang sebagai suluh, bukan sekadar gaduh," kata Avianti dalam konferensi pers peluncuran DKJ Net dan Situs Kritik Sastra tengara.id, yang dilangsungkan secara daring, Kamis (19/8/2021) siang.
Melalui situs tengara.id, DKJ mengundang dan menatang munculnya kritik sastra. Seperti ditekankan pula oleh Redaktur Pelaksana (Redpel) tengara.id, Dewi Kharisma Michellia.
Dewi menuturkan, Komite Sastra DKJ berharap bisa menghadirkan gagasan sehat dari kritikus sastra lewat kanal tengara.id.
"Tengara.id adalah wadah yang baik bagi kritikus untuk menelisik, mengkritik, menikmati gagasan sastrawan. Juga untuk menemukan apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki," jelas Dewi.
Tengara.id akan hadir secara berkala selama empat bulan sekali, dengan tema atau tajuk yang berbeda-beda.
Edisi perdana tengara.id mengangkat tema "Dari Rak Terdepan Sastra Indonesia". Tema tersebut dipilih untuk mengenalkan lebih luas ke publik akan kekayaan kesusastraan Indonesia.
Saat ini, tengara.id masih rilis dengan model berkala. Namun, kedepannya diharapkan akan bisa lebih dinamis layaknya media digital lainnya.
"Tengara.id bisa jadi situs yang dinamis, paling tidak ada seminggu sekali. Tapi untuk saat ini, kenapa berkala yang digunakan? Karena terkendala resource," terang Avianti.
Penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa itu pun mengungkapkan, semua pihak yang berkontribusi untuk tengara.id akan mendapatkan kompensasi.
Ia berharap, kedepannya tengara.id akan menjadi situs kritik sastra yang besar. Namun, menurutnya semua pihak harus terlibat membangun tengara.id, tidak cuma DKJ saja.
"Ini tugas yang melibatkan stakeholder dalam ekosistem sastra Indonesia," pungkasnya.
Sebagai informasi, tengara.id dibidani oleh Komite Sastra DKJ periode 2020-2023, dengan punggawa Hasan Aspahani, Yusi Avianti Pareanom, Ben Sohib, Jaronah Abdullah, dan Avianti Armand.
Situs kritik sastra tengara.id sedianya akan dipimpin oleh dua editor atau redaktur utama dan seorang redaktur pelaksana.
Untuk terbitan pertama, hingga setahun ke depan, Zen Hae dan Martin Suryawijaya bersedia menahkodai pelayaran pertama, dengan Dewi Kharisma Michellia sebagai pelaksana penuhnya. Tengara.id membuka kesempatan bagi siapapun yang mau menanggapinya.
Tag
Baca Juga
-
7 Karakter Penting dalam Drama China Blossom, Siapa Favoritmu?
-
Tak Sekadar Tontonan, Ternyata Penulis Bisa Banyak Belajar dari Drama Korea
-
Rinov/Pitha Comeback di Kejuaraan Asia 2025, Kembali Jadi Ganda Campuran Permanen?
-
Buku She and Her Cat:Ketika Seekor Kucing Menceritakan Kehidupan Pemiliknya
-
Madura United Dianggap Tim yang Berbahaya, Persib Bandung Ketar-ketir?
Artikel Terkait
-
Seni Beladiri Pencak Silat, Manifestasi Warisan Budaya Turun-Temurun
-
Satu Abad Pramoedya Ananta Toer: 'Bumi Manusia' Jadi Bacaan Wajib Mahasiswa di Amerika, di Indonesia Ditinggalkan
-
Review Anime Arte, Kisah Perempuan Pemberani yang Mengubah Sejarah Seni!
-
Seru-seruan, Talkshow Asyik Bergaya Tongkrongan Bareng Oza, Sastra dan Shakira Jasmine
-
Novel Layar Terkembang: Citra Perempuan Modern pada Sastra Tahun 1930-an
News
-
Perpisahan Hangat Mahasiswa KKN-PLP Unila dengan SMK HMPTI Banjar Agung
-
San Diego Hills Memorial Park: Pemakaman Rasa Resort, Begini Sejarahnya
-
Momen Perpisahan: KKN-PLP Unila Tinggalkan Jejak Positif di Makmur Jaya
-
Sukses! KKN Unila Implementasi Nilai Pancasila di SDN 1 dan 2 Merbau Mataram
-
KKN Undip Buatkan Model Matematika Perkembangan Stunting di Desa Jatisobo
Terkini
-
7 Karakter Penting dalam Drama China Blossom, Siapa Favoritmu?
-
Tak Sekadar Tontonan, Ternyata Penulis Bisa Banyak Belajar dari Drama Korea
-
Rinov/Pitha Comeback di Kejuaraan Asia 2025, Kembali Jadi Ganda Campuran Permanen?
-
Buku She and Her Cat:Ketika Seekor Kucing Menceritakan Kehidupan Pemiliknya
-
Madura United Dianggap Tim yang Berbahaya, Persib Bandung Ketar-ketir?