Komodo si kadal raksasa terbesar di dunia, adalah spesies kadal endemik di Indonesia. Di Indonesia, habitat komodo banyak ditemui di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Gili Motang dan sebagian kecil di bagian utara dan barat Flores. Menurut pakar arkeologi, komodo sudah ada sejak zaman prasejarah yang diperkirakan sekitar 30 juta tahun lalu.
Dikutip dari buku "Panduan Sejarah Ekologi Taman Nasional Komodo" oleh Arnaz Mehta Erdmann, salah satu teori mengatakan bahwa komodo berasal dari Asia atau Australia. Komodo kemudian melakukan migrasi dari Australia ke Kepulauan Tmur Indonesia, tepatnya di Pulau Flores 900.000 tahun yang lalu.
Kabar tidak mengenakkan datang dari komodo. International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah menetapkan komodo terancam punah (endangered) dalam kongres yang digelar di Perancis pada 4 September 2021 lalu.
Selain karena ulah pemburu liar yang cukup masif, hingga mengganggu keseimbangan alam, penyebab lain yang yang menjadi ancaman besar bagi komodo adalah kenaikan air laut akibat pemanasan global dan perubahan iklim.
Menurut IUCN, perubahan iklim yang memicu kenaikan permukaan laut berpotensi mengurangi habitat yang cocok bagi komodo, setidaknya 30 persen dalam 45 tahun ke depan. Habitat komodo berada di dataran rendah dari 0 derajat di garis pantai sampai di daerah dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut.
Komodo yang memiliki nama latin Varanus komodoensis ini memiliki 'rumah' sendiri dan dilindungi dengan baik yakni di Taman Nasional Komodo. Meskipun begitu, IUCN mengatakan bahwa komodo di luar kawasan lindung di Flores terancam akibat hilangnya habitat secara signifikan karena aktivitas manusia yang bersifat eksploitatif.
Disadur dari tekno.tempo.co, Direktur Jendral IUCN, Bruno Oberle mengatakan, perlu adanya komitmen yang kuat antarnegara untuk dapat menyelesaikan masalah kepunahan komodo ini
"Negara-negara dan lainnya yang sekarang berkumpul di Kongres Konservasi Dunia IUCN di Marseille harus mengambil kesempatan untuk meningkatkan ambisi konservasi keanekaragaman hayati, dan bekerja menuju target yang mengikat berdasarkan data ilmiah yang baik," ujarnya dikutip dari laman iucn.org.
Sebelumnya, UNESCO juga telah menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai situs warisan budaya dunia. Namun bagaimana keberlanjutan komodo di masa mendatang?
Baca Juga
-
Makin Blak-blakan, Aaliyah Massaid Akui Bucin Ke Thariq Halilintar: Kamu Juara di Hati Aku
-
Mengenal Li Ran, Princess Eropa dari Asia Pertama, Istri dari Pangeran Charles Belgia
-
Fans Fuji Kecewa Konten Eksklusif Tersebar: Jadi Percuma Bayar
-
Nyanyi 'Cundamani' di Hadapan Happy Asmara, Celetukan Niken Salindry Bikin Ngakak Satu Venue
-
ARMY Next Level! Wanita Ini Pamer Rumah Berkonsep BTS, Semua Serba Ungu
Artikel Terkait
News
-
Menkeu Purbaya Tanggapi Tragedi Terbakarnya Mobil Milik Bank BUMN yang Bawa Rp4,6 Miliar
-
Stop Bangun Taman yang Cepat Rusak! Studi Inggris Ungkap Kunci Keberhasilan yang Sering Diabaikan
-
Belum Siap Buka Hati, Albi Dwizky: Kayaknya Cintaku Udah Habis di Shella
-
Siapa Halim Kalla? Pengusaha EV dan Eks Anggota DPR yang Kini Terseret Kasus PLTU
-
Viral! Napi Ini Tolak Kebebasan dan Memilih Tetap di Penjara
Terkini
-
3 Flat Shoes di Bawah 200 Ribu yang Bikin Look Makin Chic
-
Filosofi Menanam Bunga Matahari untuk Tumbuh di Tengah Quarter Life Crisis
-
IDID Melawan Batasan dan Tetap Jadi Diri Sendiri di Lagu Terbaru, Push Back
-
Meraba Realita Musisi Independen yang Hidup dari Gigs Berbayar Seadanya
-
Bikin Wangi Seharian! 3 Parfum Pria Cocok Banget Buat Kado Pacar