Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Rozi Rista Aga Zidna
Acara Ratibul Haddad Akbar. (Sumber: Doc.Pribadi/Fathorrozi)

Bagi santri alumni Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Sukowono, Jember, Ratibul Haddad merupakan kegiatan rutinan yang biasa dilaksanakan setiap malam Sabtu dengan sistem anjangsana di daerah masing-masing. Seiring bergulirnya waktu, Ustaz H. Nurul Bari selaku Ketua Ikatan Santri Alumni Nurul Qarnain berinisiatif mengadakan Ratibul Haddad dengan skala besar yang mempertemukan para alumni dari semua angkatan.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka, kemarin, Minggu (30/01/2022) pukul 09.00 WIB acara Ratibul Haddad Akbar digelar di Auditorium KH Yazid Karimullah dengan dihadiri kurang lebih tiga ribu alumni dari berbagai daerah. Hadir pula di tengah-tengah alumni, Habib Abdul Qadir bin Hadi bin Abdullah Al-Haddar, ulama asal Banyuwangi.

Ustaz H. Nurul Bari menyampaikan, alumni yang hadir tidak hanya dari Kabupaten Jember dan Bondowoso. Bahkan, mereka yang berasal dari Madura, Surabaya, Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Banyuwangi, dan Bali, juga ikut hadir. Tak heran jika ruang auditorium yang sedemikian luas masih tidak cukup menampung para alumni yang membeludak.

“Saya salut dengan kekompakan para alumni. Saya tahu sendiri kesibukan mereka. Namun, saat Nurul Qarnain memanggil, mereka datang berbondong-bondong tanpa banyak alasan. Ini adalah bentuk kesungguhan mereka dalam memenuhi undangan dari pesantren. Tentunya, hal ini akan membuat hati pengasuh senang luar biasa,” ujar Ketua Ikatan Santri Alumni tersebut.

Ia menghimbau agar alumni terus kompak menghadiri agenda kepesantrenan jika diundang dan dibutuhkan. Ia mencontohkan, Selasa (02/02/2022) Nurul Qarnain ada acara pengecoran gedung Ma’had Aly lantai tiga, serta gedung kantor Ma’had Aly lantai dua, ia berharap alumni serempak ikut serta menyumbang tenaga pada acara yang dimaksud.

Usai pembacaan Ratibul Haddad secara berjamaah, yang kemudian dilanjut tawasul, pembacaan Yasin dan tahlil yang dipimpin oleh alumnus senior, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qarnain, KH Yazid Karimullah, akhirnya menyampaikan sambutan pertama.

Dalam sambutan, beliau mengurai sejarah pergantian nama pondok pesantren ini dari masa ke masa.

“Tahun 1966 bernama Pesantren Karang Sawu, karena di sini dulu banyak pohon sawu. Kemudian pada tahun 1968 diganti lagi dengan nama Pondok Pesantren Darul Ulum. Lalu, berdasarkan hasil istikharah, tepat pada tanggal 28 Juni 1979, nama pesantren diubah lagi ke Pondok Pesantren Nurul Qarnain,” tutur beliau di hadapan para alumni.

Di waktu yang sama beliau juga berpesan agar alumni waspada dalam mencari guru atau ustaz untuk anak keturunannya, sebab dewasa ini berseliweran para guru atau ustaz keluaran internet dan televisi. Hal ini senada dengan penyampaian Wakil Pengasuh Bidang Pendidikan, KH Badrut Tamam.

“Hati-hati mencari pesantren untuk pendidikan anak-anak kalian. Sekarang banyak sekali lembaga-lembaga yang berafiliasi ke selain Ahlus Sunah wal Jamaah. Mohon agar alumni tidak tergiur kepada lembaga yang memberi iming-iming pendidikan gratis,” nasihat beliau ketika memberi sambutan yang kedua.

Tak lupa, dalam pertemuan itu, KH Yazid Karimullah, juga menyitir surah al-Maidah ayat 35, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya...”

“Wasilah tersebut bisa ditempuh dengan cara mencintai nabi-Nya, mencintai wali-Nya, berziarah kepada kekasih-Nya, serta memperbanyak doa dan zikir,” tambah beliau.

Terakhir, acara Ratibul Haddad Akbar ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Habib Abdul Qadir bin Hadi bin Abdullah Al-Haddar. Di sela-sela doanya yang berbahasa Arab, beliau juga mengucapkannya dengan Bahasa Indonesia. Beliau berdoa, semoga yang hadir diberi nasib baik, selamat dan bahagia hidupnya, anak keturunannya salih-salihah, serta Ma’had Nurul Qarnain semoga dijadikan ma’had yang berkah dan manfaat.

Rozi Rista Aga Zidna