Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Aan Fahrudin
Menteri Pendidikan Indonesia Nadiem Makarim.[YouTube/Kemdikbud RI]

Kurikulum ini dinamakan Kurikulum Merdeka yang mana mengganti dan memperbarui  kurikulum sebelumnya yang bernama kurikulum prototipe. Konsep Kurikulum ini dibuat agar siswa bisa mendalami keahlian mereka masing-masing. Karena menurut Nadiem Makarim setiap anak memiliki minat dan bakat yang berbeda. Jika kita menelaah lebih jauh kurikulum ini, konsep sedemikian sudah diterapkan lebih dahulu di pendidikan Finlandia.

Anak-anak di Finlandia dipersilahkan untuk memilih dan mempelajari keahlian sesuai passionnya masing-masing. Harapannya agar ke depannya ketika mereka lulus mereka langsung mampu bersiang di dunia kerja. Berkaitan dengan bakat anak, Nadiem juga mengatakan , bahwasanya bakat anak itu berbeda -beda, maka tolak ukurnya pun berbeda.

"Jika dalam satu keluarga ada dua anak yang memiliki minat dan bakat yang berbeda maka tolak ukur yang dipakai untuk menilai juga berbeda," ujar Nadiem Makarim saat meresmikan kurikulum merdeka.

Dalam Kurikulum ini, Anak didik dibebaskan memilih, atau menemukan keahliannya, sehingga ke depannya mereka bisa mengembangkannya. Tujuannya yaitu untuk mempersiapkan masa depannya. Selain itu, anak tidak bisa dipaksakan mempelajari sesuatu yang tidak disukainya atau bukan passionnya.

"Kita sebagai orang tua, tentu tidak bisa memaksakan kehendak anak kita, seperti halnya, memaksa anak yang suka seni untuk belajar komputer dan mendalaminya", tambahnya.

Nadiem mengatakan, anak itu pada dasarnya mempunyai rasa ingin tahu dan keinginan belajar yang berbeda-beda. Seperti halnya siswa yang mempunyai prestasi buruk, tidak bisa dikatakan siswa yang bodoh. Jadi tidak ada istilah anak yang pemalas atau anak tidak bisa, tegasnya.

Selain itu, munculnya kurikulum merdeka membuktikan pendidikan di Indonesia semakin maju. Ditambah kewenangan untuk sekolah agar bisa memilih, kurikulum mana yang tepat untuk para anak didiknya. Membuat ini menjadi mudah. Sekolah di beri tiga opsi kurikulum, antara lain :

1.  Kurikulum 2013

Untuk sekolah yang belum merasa nyaman melakukan perubahan. Dalam artian sekolah yang belum bisa menerima konsep kurikulum ini bisa mempergunakan k13.

2.  Kurikulum Darurat 

Sekolah di perkenankan memilih kurikulum darurat, bila ingin melakukan transformasi namun belum siap dengan skala besar.

3.  Kurikulum Merdeka

Sekolah diperbolehkan menggunakan Kurikulum Merdeka bila sudah siap dengan perubahan. Kebijakan ini tentu akan Menambah fleksibelitas pengajar dan sekolah dalam melakukan proses belajar mengajar. Sehingga Kurikulum tidak dipaku mati dalam artian para pengajar dan instansi bisa menyesuaikan kurikulum dengan karakteristik sekolah mereka.

Menteri 37 tahun itu, juga mengatakan, kurikulum ini sudah diujicobakan di berbagai sekolah. "Kita memberikan fleksibilitas pada instansi, Kurikulum Merdeka ini sudah teruji dan telah diujicobakan di 2.500 sekolah penggerak," jelas Nadiem saat peluncurannya.

Nadiem juga menjelaskan, salah satu Keunggulan kurikulum ini, kemudahan bagi siswa jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam kurikulum merdeka, Siswa SMA bisa memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan aspirasinya di dua tahun terakhirnya sekolah.

"Mereka tidak di kelompokan dalam kelas IPA atau IPS saja. Mereka bisa memilih sebagian IPA, materi pelajaran IPA, sebagian IPS," pungkasnya.

Sementara itu, di perguruan tinggi. kurikulum merdeka diwujudkan dalam bentuk program kampus merdeka. Dalam program kampus merdeka, universitas terkait memberikan izin mahasiswanya untuk menimba pengalaman belajar, di luar program studinya. Alasannya, agar mereka bisa mempelajari hal baru diluar dari jurusan yang mereka pilih.

Dalam pelaksanaannya, kampus merdeka memberi hak tiga semester kepada mahasiswanya untuk belajar dan mencari pengalaman di luar jurusan, seperti halnya pertukaran pelajar, magang, riset, proyek independen, Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan lainnya.

Aan Fahrudin