Rapor menjadi laporan guru kepada orangtua menganai hasil belajar murid selama satu semester. Apabila di Indonesia rapor murid dari tingkat sekolah dasar (SD), SMP, dan SMA dinilai dengan angka.
Namun, tidak dengan rapor murid SD yang ada di Jepang. Seorang warga Indonesia yang tinggal di Jepang membagikan penampakan rapor murid SD di sana melalui video yang diunggah di akun Instagramnya fredyfre.
"Beda banget! Rapor murid sekolah dasar di Jepang," tulisnya dalam video seperti dikutip oleh Yoursay.id, Kamis (01/09/2022).
Fredy memperlihatkan rapor murid SD di Jepang yang berbentuk seperti buku. Perbedaan pertama dari rapor murid SD di Jepang yakni hasil laporan belajar siswa selama 1 tahun ajaran.
"Rapor berwujud lembaran kertas yang dijilid per 1 tahun ajaran," ungkap Fredy.
Sementara, di Indonesia rapor murid SD dibagikan untuk laporan hasil belajar siswa selama satu semester. Jadi, murid SD di Indonesia menerima rapor dua kali dalam setahun.
Isi rapor murid SD di Jepang tanpa ada penilaian angka tetapi hanya diberikan tanda. Jadi, setiap penilaian diberi tanda segitiga, lingkaran, atau lingkaran dobel.
Setiap tanda tersebut memiliki arti yang beda-beda. Tanda 'segitiga' artinya sedikit lagi mencapai target.
Tanda 'lingkaran' artinya sudah memenuhi target. Sedangkan, tanda 'lingkaran dobel' melebihi target.
Rapor Murid SD di Jepang
Pemberian nilai yang hanya dengan tanda pencapaian hasil belajar murid selama 1 tahun ajaran menyebabkan tidak ada sistem perankingan.
"Enggak ada juara-juaraan karena setiap anak hebat dengan karakternya sendiri-sendiri," terang Fredy.
Hingga kini, video penampakan rapor murid SD di Jepang tanpa ada penilaian angka sudah mendapatkan 2,2 juta kali tayangan di reels dan 98,3 ribu suka. Warganet Indonesia langsung membanjiri kolom komentar unggahan video itu untuk memberikan berbagai tanggapan.
"Di sini bahkan angkanya di ranking besti beda nol koma beda ranking," komentar salah satu warganet.
"Kalau diterapin di Indonesia keren nih untuk case enggak ada juara-juaraan biar anak bisa tetap percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya," ujar yang lain.
"Kalau di Indonesia: BB (Belum Berkembang) SB (Sudah Berkembang) SSB (Sudah Sangat Berkembang) cmiiw," pendapat lainnya.
"Sama saja kan. Intinya ada indikator yang jadi penilaian. Hanya bedanya ini pakai simbol, di Indonesia pakai kualitas dan kuantitas," tanggapan warganet yang lain.
Baca Juga
-
Ganteng Kali Mas Dhimas Prasetyo, Kru Denny Caknan saat Cek Sound Bikin TerDhimas-Dhimas
-
Trend Sound 'Aku Ada Type' di TikTok, Profil Meerqeen Si Aktor Tampan yang Bikin Candu Gegara Konten Swipenya
-
Wanda Hamidah Tiba-Tiba Tulis Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi, Ada Apa?
-
Petinggi Dunia Kenakan Batik Dihina saat Jamuan Gala Dinner KTT G20, Netizen Pasang Badan: Ini Pakaian Indonesia
-
Cek Besar Belanjaan Dewi Perssik, Aurel, dan Nagita Slavina di Shopee, Fuji: Wih Borong Abis Ibu-Ibu
Artikel Terkait
News
-
Pesantren Aman, Santri Nyaman! Kemenag Bentuk Satgas Anti Kekerasan
-
Belva Devara: Orang Tua Adalah Support System Terbaik untuk Anak!
-
Jogja Eco Style 2025: Merajut Estetika dan Keberlanjutan Ecoprint
-
Respons Ririn Dwi Ariyanti usai Jonathan Frizzy Beri Kode Gelar Pernikahan
-
Bukan Cuma Buat Anak IT: Panduan Belajar AI Biar Gak Ketinggalan Zaman
Terkini
-
Setelah Dievakuasi, Ancaman Belum Usai: Risiko Kesehatan Kontaminasi Cs-137
-
40 Hari Bolos Sekolah, Ferry Irwandi Tersentuh oleh Kesabaran Sang Guru!
-
Bingung Cara 'Styling' Biar Gak Gitu-gitu Aja? Ini 9 Aturan Main Buat Pemula
-
Sunscreen saat Hujan, Pentingkah? Jangan Sampai Salah Langkah!
-
Raisa & Hamish Daud Umumkan Perpisahan, Fans Teringat Lirik 'Usai di Sini'