Perubahan iklim yang sempat menjadi isu penting di dunia saat ini salah satunya ditandai dengan fenomena gletser yang kembali mencair.
Gletser adalah bongkahan es dengan ukuran besar yang telah membeku selama ratusan tahun. Biasanya gletser ini terdapat di beberapa wilayah di dunia.
Pada beberapa dekade ini, perubahan iklim dan meningkatnya suhu bumi diklaim sebagai penyebab utama dari mencairnya bongkahan es di beberapa wilayah yang ada di bumi.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Destinasi Wisata di Malang, Bikin Kamu Auto Fresh!
Para ilmuwan mengatakan bahwa kondisi ini bisa memicu dampak negatif bagi lingkungan dan kehidupan manusia di bumi.
Berdasarkan informasi terbaru yang dilansir dari BBC News, tim peneliti yang berasal dari Universitas Aberystwyth mengungkapkan bahwa tindakan untuk mengurangi pemanasan global harus segera dilakukan secepatnya.
Hal ini berhubungan dengan penelitian mereka terhadap sampel dari cairan gletser yang diketahui kembali meleleh.
Cairan tersebut didapatkan dari beberapa wilayah di negara Eropa dan Amerika Utara serta beberapa lokasi di kawasan Greenland.
Baca Juga: 5 Jalan Tol Terpanjang di Dunia, Ada yang Menghubungkan 15 Negara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim Universitas Aberystwyth, bongkahan gletser yang telah meleleh membawa ribuan jenis bakteri baru yang sebagian besar diantaranya berjenis patogen atau bakteri jahat.
Dr Awyn Edwards selaku ahli mikrobiologi dari tim peneliti tersebut mengatakan bahwa sebagian besar mikroba dapat hidup di atas permukaan gletser dan sebagian yang lain ada di dalam bongkahan es tersebut.
“Jumlah mikroba yang terbawa dengan lelehan gletser tergantung dari kecepatan gletser tersebut mencair,” jelasnya.
Tim peneliti juga memprediksi bahwa pada tahun 2100, suhu bumi akan naik sekitar 2-3 derajat Celsius.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Mengenal Komar-Class, Kapal Cepat Rudal Pertama yang Dimiliki TNI
Di sisi lain, mikroba yang muncul akibat kondisi tersebut akan berpengaruh secara langsung pada kualitas air yang dimanfaatkan oleh manusia di bumi. Karena bisa saja bakteri tersebut terbawa arus menuju danau, sungai, dan laut.
Sementara itu, mikroba yang masih hidup di dalam gletser diwaspadai menjadi patogen dan dikhawatirkan menjadi sumber penyakit baru bagi manusia.
“Resikonya mungkin sangat kecil, tetapi hal ini perlu asesmen yang lebih cermat,” kata Dr. Edwards.
Video yang mungkin Anda suka
Baca Juga
-
5 Idol Kpop yang Dikenal Piawai Bermain Gitar, Sering Bikin Cover Lagu Lho!
-
4 Grup Kpop yang Jadi Incaran Noona Fans Saat Ini, Membernya Brondong Semua
-
4 Cara Ampuh Kembalikan Minat Membaca setelah Lama Vakum, Wajib Dicoba Nih!
-
5 Rahasia Sukses Bisnis Fotokopi Rumahan, Pemula Wajib Tahu!
-
Tak Melulu soal Gaji, Ternyata Ini 5 Alasan Seseorang Resign dari Pekerjaannya
Artikel Terkait
-
Misteri Lubang Gravitasi di Samudera Hindia Akhirnya Terpecahkan!
-
Ulasan Novel 'Tari Bumi', Kehidupan Perempuan Bali di Tengah Tekanan Kasta
-
Mandatalam Earth Run 2024: Lari Menuju Bumi yang Hijau Run For Earth" di Podomoro Park, Bandung
-
Review Novel 'Selena', Mengungkap Identitas Guru Matematika yang Misterius
-
Telkomsel Jaga Bumi Perkuat Implementasi ESG, Tanam 10.600 Mangrove Hasil Donasi Poin Pelanggan, Kurangi Emisi Karbon
News
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Kampanyekan Gapapa Pakai Bekas, Bersaling Silang Ramaikan Pasar Wiguna
-
Sri Mulyani Naikkan PPN Menjadi 12%, Pengusaha Kritisi Kebijakan
Terkini
-
Memasuki Arc Akihabara, Anime Demon Lord 2099 Merilis PV Terbaru
-
Kurang Berbakat di MotoGP, Aleix Espargaro Membayarnya dengan Kerja Keras
-
Review Film We Live in Time, Kisah Romansa yang Dibintangi Andrew Garfield
-
Generasi Alpha dan Revolusi Parenting: Antara Teknologi dan Nilai Tradisional
-
Bukan Hanya Negara ASEAN, Kandang Indonesia Kini Juga Patut Ditakuti Para Raksasa Asia