Scroll untuk membaca artikel
Haqia Ramadhani | aozora dee
Pemain Prancis, Youssouf Fofana yang jadi andalan Didier Deschamps (GFFN)

Piala Dunia menjadi panggung megah bagi Youssouf Fofana. Pemain muda salah satu andalan Didier Deschamps di timnas Perancis ini membuktikan diri bahwa sang pelatih tidak salah memasukkan ke dalam skuad.

Pemain yang akrab disapa Youss ini adalah midfielder yang tangguh. Ia memiliki chemistry yang apik dengan pemain lain dan membantu membuka jalan untuk menciptakan peluang menyerang ke kotak lawan.

BACA JUGA: Prediksi Skor Bali United vs Borneo FC di BRI Liga 1 Hari Ini

Kita mengenalnya sebagai bintangnya AS Monaco, tapi sebenarnya Strasbourgh-lah yang pertama kali menemukan bakatnya. Yousouf Fofana menapaki kariernya dari nol. Ia bahkan hampir menyerah dan berhenti memikirkan sepak bola saat dirinya tidak kunjung mendapat tawaran bermain di klub mana pun di Perancis. Jika saja Strasbough tidak gigih meyakinkannya untuk bergabung, kita tidak akan melihat pemain muda penuh bakat seperti dirinya.   

Masa Kecil Youssouf Fofana

Yous lahir di Paris, 10 Januari 1999 dan besar di Malaine, sebuah komune di timur Perancis. Ia adalah putra pertama dari tujuh bersaudara. Melansir laman LifeBogger, Youssouf Fofana kecil adalah seorang anak yang periang dan lucu. Dia bukan anak yang merepotkan orang tuanya.

Sebagai sulung dari enam adiknya, masa kecil Youss tidak pernah kesepian. Ia menghabiskan waktu dengan bermain bersama adik-adiknya di lantai atas gedung yang mereka tinggali.

Ia tumbuh di dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah seorang kurir dan ibunya adalah seorang asisten rumah tangga. Orang tuanya adalah imigran keturunan Mali. Jadi ia memiliki dua kewarganegaraan, yaitu Perancis dan Mali. Keluarganya bergabung dengan kelompok etnis Afro-Perancis yang merupakan penduduk keturunan Afrika Sub-Sahara.

Pendidikan Youssouf Fofana 

Meskipun orang tua Youssouf Fofana bukanlah orang kaya, tapi mereka sangat mengedepankan Pendidikan. Pemain yang berposisi sebagai gelandang mendapat pendidikan yang cukup sejak kecil, plus Pendidikan sepak bola di klub junior.

Youssouf Fofana mengenal sepak bola dari jalanan. Ia adalah salah satu anak yang terlahir dengan bakat memainkan si kulit bundar. Tidak ada darah atlet atau pemain bola yang mengalir di tubuhnya. Bakatnya pertama kali diketemukan oleh orang tuanya yang menyuruhnya melakukan pekerjaan rumah. Saat itu ia menggiring bola dari rumahnya menuju rumah tetangganya.

Saat kariernya mandek, Youssouf Fofana pernah berpikiran untuk berhenti dari sepak bola. Ia berencana untuk bekerja di lapangan sebab pekerjaan kantoran tidak cocok dengannya. Dorongan lain yang membuatnya berniat untuk berhenti dari sepak bola adalah karena kondisi ekonomi keluarganya. Tekadnya pun semakin bulat untuk mengalihkan perhatian pada Pendidikan dibandingkan karier sepak bolanya.

BACA JUGA: Lionel Messi di Puncak! Ini 5 Pemain dengan Penampilan Terbanyak di Piala Dunia

Awal Karier Youssouf Fofana 

Dari usia 13 tahun, Youssouf Fofana bergabung dengan INF Clairefontaine atas usulan dari tetangganya yang pertama kali melihat bakat sepak bolanya. Setelah lulus dari akademi itu, ia melanjutkan ke Red Star di musim 2013-2014. Namun, gelandang muda itu tidak dikontrak oleh klub mana pun. Ia pun harus menerima kenyataan pahit bergabung dengan Ja Drancy dan bermain selama tiga tahun tanpa status apa pun.

Perjuangan Youssouf Fofana untuk bisa bermain sepak bola di klub profesional sangatlah berat. Ia banyak mengalami ujian yang membuatnya hampir putus asa. Banyak klub yang menolaknya karena bakatnya dinilai tidak begitu cemerlang.

Saat usianya menginjak 18 tahun, ia kembali ke Paris dan bermain sepak bola lagi untuk level remaja. Bisa dibilang, ia terlambat untuk meniti karier di sepak bola, tapi Strasbough kemudian melihat perkembangan kemampuan pemain muda ini, sehingga mereka mengajaknya untuk bergabung dalam sesi latihan klub. Rupanya Strasbough menyelamatkannya dari JA Drancy. Ia berusaha mengembangkan permainannya sampai akhirnya AS Monaco kepincut pada kemampuannya. Klub asal Eropa barat itu pernah dikalahkan oleh Drancy dan Youssouf Fofana banyak peran dalam pertandingan tersebut.

Empat hari setelah pertandingan itu, ia disodori kontrak untuk bergabung dengan AS Monaco dengan transfer senilai 15 juta Euro. Nilai ini membuatnya menjadi transfer termahal yang pernah dilakukan klub tersebut. Akan tetapi, Fofana membuktikan diri bahwa nilai transfer tersebut tidak sia-sia. Kerja kerasnya membuahkan hasil. Ia dipanggil Didier Deschamps untuk bergabung dengan timnas. Tidak sampai di sana. Ia pun menunjukkan permainan yang konsisten di tim sehingga Perancis bisa melaju tak terbendung sampai babak semifinal ini.  

aozora dee