Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Militer China saat Parade (wikipedia)

Kekuatan militer suatu negara di era modern seperti sekarang ini tentunya memiliki efek yang cukup signifikan bagi dinamika geopolitik di kawasan maupun di dunia. Semua negara khususnya negara maju saling berlomba-lomba untuk memperkuat kekuatan militernya guna memberikan efek deteren bagi negara lain dan tentunya sebagai salah satu alat hegemoni politik di dunia.

Berbicara mengenai kekuatan militer di dunia, tentunya Amerika Serikat masih memegang peringkat ke-1 sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar dan terkuat di dunia apabila dirunut dari situs Global Fire Power (GFP), disusul oleh rival abadi Amerika Serikat, yakni Russia diperingkat ke-2 dan Republik Rakyat China diperingkat ke-3. Jika berbicara mengenai kekuatan militer negeri Tiongkok atau China, banyak pengamat militer berpendapat bahwa perkembangan negara tersebut dalam membangun kekuatan militernya sangat berkembang pesat. Hal tersebut ternyata dipengaruhi oleh beragam faktor yang dilakukan oleh pemerintah China untuk membangun kekuatan militernya di dunia.

1. Melakukan Investasi di Bidang Pengembangan Persenjataan

Jet Tempur Nanchang Q-5 (wikipedia)

Salah satu rahasia kemajuan militer China dalam kurun waktu 20 tahun terakhir adalah gencarnya pemerintah China melakuakan pengembangan dan investasi dalam lini industry manufaktur pertahanan. Di pertengahan abad ke-20, tepatnya setelah perang dunai ke-2 hingga masa perang dingin (cold war) China melakukan investasi besar-besaran dengan melakukan kerjasam di bidang teknologi militer dengan Uni Soviet yang notabene merupakan sekutu mereka saat itu.

Salah satu contohnya yakni pemerintah China melakukan lisensi beberapa alutsista dari Uni Soviet untuk diproduksi di dalam negeri China. Dilansir dari situs wikipedia.com, beberapa alutsista Uni Soviet di masa lalu yang diproduksi secara lisensi oleh China yakni, pesawat tempur J-2 yang merupakan lisensi dari MiG-15, kemudian ada jet tempur Chengdu J-7 yang merupakan produksi lisensi dari jet tempur MiG-21. Bahkan, di era kini pemerintah China tidak hanya melakukan kerjasama dengan negara blok timur, namun juga blok barat dalam bidang pengembangan persenjataan. Salah satu contohnya adalah pembuatan Helikopter Harbin Z-9 yang merupakan lisensi dari Eurocopter AS365 Dauphin dari Prancis.

BACA JUGA: Lesti Kejora Bawa Tas Jinjing Sendiri, Netizen: Emang Lesti Bucin, Jangankan Bawa Tas Dibanting Juga Mau

Seiring berkembangnya waktu, industry China juga mulai berkembang memproduksi beragam alutsistanya secara mandiri berdasarkan turunan dari alutsista yang telah dilisensi dari negara lain. Salah satu contohnya seperti jet tempur Nanchang Q-5 yang merupakan pengembangan dari MiG-19 Uni Soviet dan beragam pengembangan dari perangkat elektronik dan mesin untuk kendaraan militer.

2. Memperkuat Investasi Industri Manufaktur

Ilustrasi Industri Manufaktur di Cina (pixabay/lenny kuhne)

Kemampuan industri China di era kini memang cukup menguasai beragam pasar internasional. Banyak barang dan produk dari pabrikan China mulai membanjiri pasar-pasar di berbagai negara. Mulai dari perangkat elektronik, kendaraan hingga teknologi software dan perangkat lunak mulai sedikit demi sedikit bersaing dengan pabrikan dari negara lain. Meskipun bagi sebagian orang kualitas barang dan produk buatan China masih di bawah pabrikan yang lebih dahulu terkenal seperti buatan Jepang maupun Eropa, akan tetapi produk-produk buatan China tetap memiliki pasar tersendiri karena unggul dari segi harga yang lebih murah.

Hal tersebut dikarenakan pemerintah China memang gencar melakukan investasi di bidang industri manufaktur secara umum guna memperkuat kemampuan produksi secara mandiri untuk keperluan dalam negeri dan pasar ekspor. Kemampuan inilah yang juga berimbas kepada pengembangan industri pertahanan di China yang juga saling berkesinambungan dengan industri manufaktur lainnya.

BACA JUGA: Widy Vierratale Tak Tahu Arti 'Info Loker', Warganet: Dia Gak Pernah Cari Kerja

3. Memperkuat Kekuatan Ekonomi

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (pixabay/markus spiske)

Dari kedua faktor di atas, tentunya semua tidak akan berjalan lancar apabila tidak disokong dengan kekuatan ekonomi yang besar. China mampu mengembangkan beragam teknologi dalam bidang militer dikarenakan memiliki ekonomi yang tergolong kuat. Dilansir dari situs tradingeconomics.com, pertumbuhan ekonomi di China dalam kuartal ketiga di tahun 2022 mencapai 3,9 % atau naik sekitar 0,4 % dari sebelumnya hanya 3,4 % di kuartal kedua. Selain itu, pertumbuhan GDP China diprediksi telah tumbuh sekitar 3 % di tahun 2022 ini. Dilansir dari situs World Bank, Hal ini dipengaruhi oleh beragam kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah China.

Kekuatan ekonomi China dianggap hampir menyamai kekuatan ekonomi Amerika Serikat. Bahkan, kekuatan ekonomi China telah malampaui Russia yang mengalami permasalahan akibat dari sanksi yang diberikan pihak internasional imbas dari beragam konflik dengan Ukraina. Tentunya kekuatan ekonomi tersebut cukup memberikan dampak yang besar bagi pengembangan industri militer di dalam negeri China, sekaligus memberikan aspek yang cukup signifikan dalam hal perkembangan kekuatan militer di kawasan dan di dunia saat ini.

Video yang mungkin kamu lewatkan.

zahir zahir