Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menerima gugatan dari salah satu pemohon Almas Tsaqibbirru terkait batas soal capres dan cawapres. Meski tidak mengubah umur batas capres-cawapres yakni 40 tahun, tetapi masih bisa mendaftar dengan syarat sudah atau pernah menjadi kepala daerah.
Bahkan keputusan MK yang terakhir ini ada yang menilai kalau memang MK membuka karpet merah untuk Gibran Rakabuming Raka. Bagaimana tidak? Nama Gibran memang masuk dalam bursa daftar cawapres 2024, bahkan sudah ada yang mendeklarasikan Gibran dijadikan cawapres mendampingi Prabowo Subianto.
Keputusan MK ini pun seketika dinilai hanya untuk meloloskan Gibran bisa menjadi cawapres. Sehingga tidak sedikit pula yang menyebut semua ini permainan elit politik untuk mempertahan oligarki penguasa, termasuk mempertahankan oligarki kekuasaan Presiden Jokowi. Memang, keluarga Jokowi di pemerintahan ini bisa cukup mentereng mulai dari seorang Wali Kota dan juga Ketua Partai.
Sontak saja keputusan MK tersebut, secara spontan netizen mempelesetkan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai Mahkamah Keluarga. Penyebabnya tentu saja kebisingan di sekitar gugatan batas minimum usia capres-cawapres, yang dipersepsikan banyak orang hanya buat beri jalan kepada Gibran Rakabuming.
Ini jelas sangat menyedihkan. MK biasanya menjadi benteng terakhir harapan masyarakat yang mendambakan integritas hukum. Sekarang malah jadi bahan sinisme.
Pada kesempatan itu, Ferdinand Hutahaean pun ikut berkomentar soal keputusan MK ini mengenai batas capres-cawapres. Terlebih soal dipelesetkannya Mahkamah Konstitusi menjadi Mahkamah Keluarga.
BACA JUGA: Kamaruddin Simanjuntak Curiga Jessica Wongso Tak Bersalah: Pelaku Bisa Saja Keluarga
Berdasarkan dari akun TikTok @mindtv.id, Ferdinand menilai dari gugatan tersebut memang sangat bisa jika dihubungkan dengan nama Gibran Rakabuming, dan juga di tempat lain memang ada kelompok-kelompok yang berhasrat memenagkan pemilu, mengandalkan nama dan kesukaan publik terhadap presiden Jokowi. Menurut Ferdinan, ia merasa sedih melihat Jokowi yang banyak orang menfitnahnya namun diisukan lagi kalau itu semua bagian dari permainan Jokowi.
“Mengapa kita menjadi sedih dan tertawa dalam kesedihan ini karena saya sendiri melihat, saya prihatin kok pak Jokowi mau digituin oleh kelompok-kelompok yang selama ini justru mengejek, mencaci, memfitnah pak Jokowi dalam dua kali kontestasi pemilu,” ucap Ferdinand dalam sebuah wawancara singkatnya seperti dikutip dari TikTok @mindtv.id.
Lebih lanjut menurut Ferdinand, pada kesempatan itu publik bisa melihat, mengapa Jokowi berada di sana, apakah pak Jokowi sudah lupa. Kemudian kegelisahan itu muncul dari orang-orang yang membackup Jokowi dari fitnah, serasa pendapat mereka diabaikan.
“Akhirnya ada yang tertawa melihat situasi ini, akhirnya plesetan netizen pun muncul sebagai mahkamah keluarga, karena dilihat situasi ini, ini kok peradilan sepertinya hanya untuk memuluskan Gibran supaya menjadi cawapres,” ujarnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
9 HP Kamera 0,5 Harga 1-2 Jutaan Terbaik 2025, Foto Ramean Jadi Full Team!
-
9 Rekomendasi Casing iPhone Terbaik 2025: Harga Mulai Rp 30 Ribuan
-
Guru Hebat Butuh Kebijakan yang Nggak Setengah-Setengah
-
Review ASUS Zenbook S16 OLED: Otak Einstein & Bodi Supermodel untuk Profesional
-
Generasi Z, UMKM, dan Era Digital: Kolaborasi yang Bikin Bisnis Naik Level
Artikel Terkait
News
-
Art Jakarta 2025: Lebih dari Sekadar Pameran, Ini Cara Mendukung Ekosistem Seni Indonesia
-
Skakmat Mahfud MD untuk Nadiem Makarim: 'Orang Bersih, tapi Tak Paham Birokrasi Sama Sekali'
-
Charlie Kirk Tewas Ditembak di Leher: Kiprah dan Kontroversi Loyalis Setia Donald Trump
-
Ironi Nadiem Makarim: Ayahnya, Nono Anwar Makarim, Dikenal sebagai Pengacara dan Aktivis Antikorupsi
-
Rahayu Saraswati Mundur dari DPR, Benarkah Disiapkan Jadi Menpora Baru?
Terkini
-
Remake Doraemon 1983, Film Doraemon: Nobita and the New Castle Tayang 2026
-
Kronologi Gen Z Tumbangkan Rezim di Nepal: Dari Blokir Medsos Hingga Istana Terbakar!
-
Dugaan Penggelapan Pajak Raffi Ahmad: Dari Aset Mewah hingga Tudingan Pencucian Uang
-
Jason Fuchs Ditunjuk Jadi Penulis Naskah Film Live-Action My Hero Academia
-
Rizwan Fadilah Bantah Isu Miring soal Penyakit Sule, Ini Faktanya