Memiliki jabatan di pemerintahan seharusnya dapat menjadi tugas dan tanggung jawab dalam memberikan dan menyelesaikan berbagai polemik yang ada di masyarakat. Jabatan sejatinya adalah mandat dari rakyat untuk memberikan keadilan kepada semua pihak, terutama masyarakat golongan kelas menengah ke bawah.
Apabila pemegang jabatan disalahgunakan itu bisa saja membuat masyarakat menjadi murka dan tidak lagi mempunyai rasa kerpecayaan kepada orang yang punya jabatan tersebut.
Maka dari itu, orang yang punya jabatan di pemerintahan tentu segala gerak-gerik dan ucapannya bisa diperhatikan serta dinalai oleh publik. Karena menjabat di pemerintahan harusnya tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri, tetapi sebaliknya kepentingan umum lebih utama ketimbang kepentingan pribadi atau kelompok.
BACA JUGA: PUD Honda Indonesia Lakukan Recall 3 Komponen yang Dianggap Bermasalah, Berikut Daftarnya
Beragamnya masalah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, maka tentu yang paling disorot adalah pemerintah yang memang punya gawean terkait tugas masalah tersebut. Peran dan solusi dari pemerintah menjadi harapan besar untuk bisa hadir di tengah masyarakat dalam menyelesaikan problem yang terjadi.
Namun, dari beragam dan banyaknya masalah yang kerap terjadi di masyarakat, justru kadang kala pemerintah menutup mata, atau baisa juga pemerintah memberikan suatu pernyataan tetapi malah menuai polemik baru.
Jelas saja, pernyataan yang dibuat pemerintah semacam itu justru akan diserang balik oleh publik, karena pemerintah tidak mampu memposisikan dirinya sebagai penyelesai masalah di tengah polemik yang terjadi.
Salah satu pernyataan pemerintah yang kini dihujat oleh publik atau dari sejumlah warganet, terkait pernyataan dari Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Zulkifli Hasan.
Melansir dari akun Instagram @fakta.indo, Zulkifli Hasan angkat bicara soal meroket atau mahalnya harga cabai yang mencapai Rp100ribu per kg di beberapa daerah.
Sapaan akrap Zulhas mengatakan, kalau harga cabai mahal tidak menjadi masalah. Lantaran hanya beberapa kali terjadi dalam setahun.
BACA JUGA: Doyan Silat-silatan, Prabowo Peragakan Jurus Silat saat Hadir di Rakernas LDII
“Kalau lagi mahal, sekarang setahun beberapa kali naik, ya gak apa-apa mahal sekali-sekali karena kalau murah sekali mereka kan (petani) jual tanahnya. Gak bisa bayar bank,” ujar Zulhas, seperti dikutip dari Instagram @fakta.indo, pada Rabu (8/11/2023).
Sontak saja unggahan tersebut, terkait pernyataan Zulhas yang mengatakan harga cabai mahal tidak apa-apa, seketika diserbu warganet.
“Enteng benar omongannya, coba kalau dia rakyat biasa yang kehidupannya menengah ke bawah gak bakal se enteng itu omongannya,” tulis akun @set****. .
“Berarti selama ini dia gak pernah makan olahan cari cabe mungkin,” komentar netizen lain.
“Kok bisa si orang gini jadi pejabat,” timpal lainnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Terbaru 2025! Ini 10 Cara Memperkecil Ukuran File di Ponsel iPhone
-
Akurat dan Gampang, Ini 7 Aplikasi Ramalan Cuaca untuk HP Android dan iPhone
-
Qurban di Zaman Digital: Tantangan dan Harapan Generasi Muda
-
Terbaru di 2025! Ini 5 Cara Menggandakan Aplikasi di Ponsel Android
-
Bisa Langsung Install! Begini Cara Unduh WhatsApp di iPad
Artikel Terkait
-
Harga Cabai Makin Pedas, Naik di 300 Kabupaten/Kota
-
Harga Cabai Lagi Mahal, Mentan Amran Ajak Masyarakat Tanam Sendiri di Rumah
-
Detik-detik Zulkifli Hasan Ikut Nyanyi 'PAN PAN PAN Prabowo Gibran Bawa Harapan'
-
Tantangan Mentan Amran: Harga Beras Hingga Cabai Masih Mahal
-
Disambut Yel-yel 'PAN, PAN, PAN, Prabowo-Gibran Tampan', Zulhas dan Wiranto Merapat di Indonesia Arena GBK
News
-
Grantha Dayatina Eratkan Kebersamaan Lansia Lewat "Romansa Estetika"
-
Menggerakkan Harapan Penghuni Panti Eks Psikotik Bersama Komunitas Perlitas
-
Khutbah Idul Adha: Dosen UNY Serukan Kemandirian Pangan
-
Kelas Semesta UNJA Gelar Workshop Inklusif Bareng Teman Disabilitas Jambi
-
Pesta Bebas Berselancar (PBB) Kembali Hadir di Bogor, Ada Opick, Juicy Luicy hingga Yura Yunita
Terkini
-
Review Film Julie Keeps Quiet: Yang Memilih Nggak Terlalu Banyak Bicara
-
Ulasan Novel Saksi Mata: Kebenaran yang Tak Bisa Dibungkam Oleh Kekuasaan
-
Review Film Tak Ingin Usai di Sini: Saat Cinta Diam-Diam Harus Rela Pergi
-
Budaya Cicil Bahagia: Ketika Gen Z Menaruh Harapan pada PayLater
-
Review Film Big World dari Sudut Pandang Disabilitas, Apakah Relate?