Ridwan Kamil menanggapi terkait dengan viralnya pembayaran UKT dengan sistem pinjaman online (pinjol) bagi mahasiswa ITB. Ia menyetujui adanya pembayaran UKT dengan sistem ini.
Menurutnya, mahasiswa ITB memiliki kemampuan finansial yang berbeda jadi sistem subsidi UKT dengan pinjol ini menolong.
BACA JUGA: Ucapannya Dipelintir, Penjelasan Mahfud MD Terkait 'Ibu Lahirkan Anak Tak Berakhlak Itu Dosa'
"Pertama niatnya baik karena tidak semua mahasiwa itu punya kemampuan keuangan, dan juga masuk ke ITB itu ada kategorinya, ada yang pakai seleksi dari sekolah, ada yang seleksi tes, ada yang jalur mandiri jadi beda-beda," kata Ridwan Kamil dikutip dari kanal YouTube MENTRO TV pada Rabu (31/1//2024).
"Bahwa sistem subsidinya menolong dalam bentuk pinjaman. Saya kira, kita lihat konteks kekiniannya aja. Memang pinjaman hari ini kan rata-rata digital, yang penting jangan memberatkan," sambungnya.
Namun, jika dimungkinkan negara juga hadir untuk memberikan bantuan agar pembayaran UKT dengan sistem pinjol ini tidak ada bunganya.
"Kalau bisa apa? Negara hadir dalam bentuk misalkan kalau minjam tuh enggak ada bunganya. Misalkan ya, saya kira itu paling bagus. Tapi bahwa harus disubsidi itu realitanya tidak semua bisa membayar penuh," ungkapnya.
Ridwan Kamil menambahkan jika besaran bunga dinilai memberatkan bagi mahasiswa bisa diringankan. Namun, tidak mengganti metode bantuan pembayaran UKT pinjol ini sebab dinilainya cara ini kekinian.
"Poinnya adalah niatnya baik, caranya juga kekinian. Bahwa memberatkan tinggal diringankan aja kalau itu dianggap berat. Jadi aspirasinya bukan metodenya, sekarang kan serba digital mau ngapain juga pakai hp," ujarnya.
Sebagai salah satu alumni ITB, Ridwan Kamil mengaku saat ini belum bisa ikut memberikan donasi UKT untuk mahasiswa almamaternya yang membutuhkan.
"Belum berkemampuan," pungkasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Sadbor sebagai Duta Anti Judi Online: Paradoks Makna Pemberian Gelar
-
Ulasan Novel Happy Ending Machine: Ketika Mencintai Orang yang Salah
-
3 Rekomendasi Serum Lokal yang Mengandung Mugwort, Ampuh Hempaskan Jerawat
-
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam: Melawan Tradisi Kawin Tangkap
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night
Artikel Terkait
-
Sadbor sebagai Duta Anti Judi Online: Paradoks Makna Pemberian Gelar
-
RK Akui Sudah Lama Ingin Ketemu dengan Anies: Chat WA Sudah, Tapi Belum Dibalas
-
Baru Jadi Anggota DPR, Uya Kuya Dipalak Rakyat Suruh Bayari Utang Pinjol Rp120 Juta
-
Apa Itu Tarian Haka? Viral Dibawakan Hana Rawhiti di Parlemen NZ
-
Rekam Jejak Hana Rawhiti, Politisi Muda Curi Perhatian Usai Menari Haka di Parlemen NZ
News
-
Sukses Digelar, JAMHESIC FKIK UNJA Tingkatkan Kolaborasi Internasional
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
-
Jalin Kerjasama Internasional, Psikologi UNJA MoA dengan Kampus Malaysia
-
Bicara tentang Bahaya Kekerasan Seksual, dr. Fikri Jelaskan Hal Ini
-
Komunitas GERKATIN DIY: Perjuangan Inklusi dan Kesehatan Mental Teman Tuli
Terkini
-
Sadbor sebagai Duta Anti Judi Online: Paradoks Makna Pemberian Gelar
-
Ulasan Novel Happy Ending Machine: Ketika Mencintai Orang yang Salah
-
3 Rekomendasi Serum Lokal yang Mengandung Mugwort, Ampuh Hempaskan Jerawat
-
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam: Melawan Tradisi Kawin Tangkap
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night