Yoursay.id sukses menyelenggarakan acara puncak perayaan Hari Bumi melalui aksi nyata penanaman bibit pohon dan pelepasan bibit ikan di Kebon Tamantirto, Bantul, Yogyakarta, Minggu (28/4/2024). Bertajuk “Love Earth Plant Hope”, acara ini diikuti sekitar 70 peserta dari berbagai kalangan, meliputi komunitas Yoursay, komunitas pencinta alam, hingga mahasiswa dari berbagai kampus.
“Love Earth Plant Hope” diselenggarakan Yoursay dengan dukungan langsung dari Ekuatorial.com, media yang berfokus pada isu-isu seputar lingkungan. eL Hotel Yogyakarta - Malioboro juga turut memberikan dukungan untuk acara berbasis pelestarian lingkungan ini.
Acara Yoursay tidak akan berhasil tanpa kolaborasi yang baik antara berbagai kolaborator, Trash Hero Yogyakarta, Earth Hour Jogja, Kebon Tamantirto, Daya Bumi, Agromulya Cangkringan, CORE Indonesia, dan Youth Economic Summit.
“Acara ini merupakan wujud komitmen dan partisipasi Yoursay serta para kolaborator dalam menjaga kelestarian lingkungan. Ini merupakan kolaborasi yang sangat menyenangkan,” ujar Rendy Adrikni Sadikin selaku Head of Community Yoursay.
Kegiatan “Love Earth Plant Hope” diawali dengan sharing dan diskusi bersama sejumlah komunitas. Setelahnya dilanjutkan dengan aksi penanaman puluhan pohon, dan diakhiri dengan prosesi sakral pelepasan bibit ikan di Sungai Bedog.
“Penanaman pohon dan pelepasan ikan ini adalah langkah konkret untuk melindungi alam dan memberikan kontribusi positif bagi keberlangsungan hidup generasi mendatang. Terima kasih atas dukungan dan kerjasama semua pihak dalam menjadikan acara ini sukses,” sambung Rendy.
Mengusung semangat yang sama, eL Hotel Yogyakarta juga sangat antusias dalam acara Yoursay kali ini. Terlebih, selama ini mereka juga sudah ikut serta mendukung pelestarian lingkungan, misalnya dengan langkah tidak menggunakan botol plastik serta memakai sedotan berbahan kertas.
“Kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan Yoursay, untuk ke depannya kita harap selalu konsisten dalam menjaga kelestarian lingkungan, serta menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan,” papar Pinky Monica, Asisten Marketing Communication Manager eL Hotel Yogyakarta - Malioboro.
Menjaga Air, Menjaga Kehidupan
Diskusi dan sharing interaktif acara Yoursay kali ini, mengangkat tema Menjaga Air, Menjaga Kehidupan. Diskusi dipantik oleh Yoursay bersama Dimas Adhi Surya selaku Konservator di Kebon Tamantirto, M Habib Saifullah atau Ipunk sebagai Ketua Trash Hero Yogyakarta, dan Wahyu dari Agromulya Cangkringan.
Diskusi dibuka oleh Dimas yang menjelaskan pentingnya menjaga kelestarian alam terutama air. Ia juga memaparkan jika di Kebon Tamantirto masih ada sumber mata air yang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu yakni sumber mata air bernama Wedhok, Lanang, dan Bedog.
“Kami sudah 10 tahun lebih tidak membeli air mineral kemasan, kami langsung minum dari mata air tersebut. Dan tidak ada keluhan hingga saat ini setelah minum air dan sumber mata airnya tersebut,” katanya.
Sementara itu, M Habib Saifullah dari Trash Hero Jogja mengungkapkan jika air adalah sesuatu yang harus terus dijaga untuk kehidupan. Ia bangga dan sekaligus senang jika Kebon Tamantirto ikut menjaga sumber mata air. “Inilah yang namanya merdeka,” jelas pria yang akrab disapa Ipunk ini.
Menurut Ipunk, belakangan ini manusia kerap lupa untuk menjaga salah satu unsur yang sangat berguna yakni sungai. “Tujuan kami sama, yakni untuk bumi yang sehat untuk kita tinggali, terutama di bagian sungai,” papar Ipunk.
Ipunk menceritakan jika zaman dahulu, sungai menjadi salah satu pusat peradaban, namun kita keberadaannya sudah mulai dilupakan. “Sungai Nil di Afrika, Sungai Gangga di India, kalau di Indonesia ada Mahakam, Musi, Brantas dan masih banyak lagi,” ungkap Ipunk.
“Kalau sungai sudah tidak sehat, kehidupan kita akan terancam. Karena suatu saat nanti akan terjadi krisis air juga kita tidak menjaga kelestarian lingkungan, terutama sumber mata air. Bisa jadi kita akan mengeluarkan ratusan ribu untuk membeli air,” tambahnya.
Sependapat dengan kedua narasumber sebelumnya, Wahyu juga menceritakan betapa pentingnya sumber mata air itu sangat berguna dan berpengaruh besar untuk kehidupan, terutama karena ia seorang petani di Agromulya dan bertempat tinggal di wilayah Yogyakarta bagian Utara.
Wahyu menjelaskan jika konsep bertani yang ia jalani saat ini bukan hanya untuk mendapatkan hasil, namun juga untuk menjaga kelestarian lingkungan, terutama mata air. Ia berharap nantinya ketersediaan air masih akan terjaga melalui aksi konservasi air yang sudah dilakukan oleh Argomulya Cangkringan.
“Saya harap nantinya ketersediaan air masih terjaga. Karena kami posisi di utara dan alirannya menuju selatan, kalau di utara masih bagus, semoga sampai ke selatan juga masih bagus. Jika dari sumbernya saja kurang bagus, otomatis juga aliran air ke selatan semakin kurang bagus,” jelasnya.
Wahyu menuturkan jika kita dalam mengolah tanah juga harus bertanggung jawab dan bagusnya, yang nantinya akan menghasilkan air yang bagus. “Kita harus bisa belajar bersama yang nantinya untuk kelestarian lingkungan manusia dan alam,” paparnya.
Aksi Penanaman Pohon dan Pelepasan Ikan
Setelah berdiskusi, peserta kemudian diajak untuk bersama-sama belajar bagaimana cara menanam bibit pohon yang baik dan benar. Dipandu oleh Ipung, peserta menanam lebih dari 20 bibit pohon yang terdiri dari Gayam dan buah-buahan.
Sebelum para peserta menanam bibit pohon, para peserta juga diajak berdoa agar pohon-pohon yang ditanam dapat berguna untuk kelestarian alam. “Satu tradisi yang mulai kita lupakan saat ini adalah berdoa, termasuk sebelum menanam pohon. Dengan penanaman pohon ini kita menitip doa dan harapan agar ia dapat berguna dan membantu kita untuk terus menjaga alam semesta.
Penanaman pohon dibuka diawali secara simbolis oleh Hernawan selaku koordinator Yoursay, dan Pinky Monika dari eL Hotel Yogyakarta. Setelahnya, peserta secara berkelompok menanam pohon di titik yang sudah ditentukan.
Peserta tampak antusias mengikuti acara penanaman pohon. Mereka saling bekerja sama menanam pohon, sesuai dengan instruksi yang diberikan.
Resa Fondania yang juga anggota komunitas Earth Hour Jogja, mengaku sangat antusias dan bisa belajar banyak, terutama tentang konservasi air.
"Kami menanam pohon Gayam, Nyamplung, dan buah-buahan. Tujuannya juga aksi ini berguna untuk konservasi air juga," jelas Resa.
Resa berharap jika aksi nyata ini akan berguna untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. “Mungkin sekarang kita belum merasakan, tapi 20 atau 50 tahun yang datang pasti akan berguna,” harapnya.
Puncak Sakral Penembaran Benih Ikan
Berlanjut ke acara puncak serta sakral yakni pelepasan ikan Nilem dan Tawes di Sungai Bedog. Pemilihan ikan ini bukan tanpa alasan. Dimas mengungkapkan jika kedua jenis ikan ini adalah ikan endemik sungai Bedog.
“Kita tidak bisa melepas sembarang jenis ikan, dan ikan jenis ini adalah ikan endemik, dan juga sudah disarankan oleh dinas terkait,” jelas Dimas.
Dimas menjelaskan jika di sungai terdapat bakteri pengurai, cacing, dan hewan-hewan kecil, termasuk ikan yang terkait satu sama lain. Hewan-hewan itu juga saling memakan satu sama lain sehingga menjadi rantai makanan dan tidak akan habis.
“Dalam penebaran ikan ini tersirat doa, semoga ikan-ikan ini bisa besar dan tumbuh sehingga bisa mengisi alam semesta dengan baik dan berguna untuk kita semua,” harap Dimas ketika memandu peserta melepaskan ratusan ikan di sungai.
Dengan penuh rasa gembira, ikhlas, sekaligus khidmat para peserta melepaskan sekitar 500 lebih bibit ikan di aliran sungai Bedog. Setelah hitungan ketiga secara bersama-sama, ikan-ikan kecil itu pun bebas berenang dengan gembiranya menyusuri aliran sungai Bedog.
Para peserta juga berharap jika pelepasan ikan ini bisa menambah kelestarian lingkungan, terutama untuk konservasi air. "Di sini kita lebih menyatu dengan alam, dan belajar banyak tentang kelestarian alam," pungkas Ema yang juga alumni Suara Community Institute Batch 1.
Keseruan Yoursay “Love Earth Plant Hope” akhirnya ditutup dengan tepuk tangan dari para peserta dan narasumber mengirim bibit ikan menyusuri sungai. Semoga ikan dan alam kita tetap lestari selamanya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Segere Wes Arang-Arang, Fenomena Remaja Jompo dalam Masyarakat!
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
-
Generasi Muda, Jangan Cuek! Politik Menentukan Masa Depanmu
-
Pesta Kuliner Februari 2025: Promo Menggoda untuk Para Foodie!
Artikel Terkait
-
Lebih Ramah Lingkungan, Mobil Hidrogen di Indonesia Terkendala Regulasi
-
Air Terjun Kakek Bodo, Pesona Air Terjun dan Kolam Renang dalam Satu Lokasi
-
Wisata Alam Curug Nangka, Persona Air Terjun di Tengah Keasrian Kota Bogor
-
KEK Lido Bogor Disegel, Pelanggaran Lingkungan Jadi Sorotan
-
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, BMKG: Masyarakat Diminta Waspada
News
-
Perpisahan Hangat Mahasiswa KKN-PLP Unila dengan SMK HMPTI Banjar Agung
-
San Diego Hills Memorial Park: Pemakaman Rasa Resort, Begini Sejarahnya
-
Momen Perpisahan: KKN-PLP Unila Tinggalkan Jejak Positif di Makmur Jaya
-
Sukses! KKN Unila Implementasi Nilai Pancasila di SDN 1 dan 2 Merbau Mataram
-
KKN Undip Buatkan Model Matematika Perkembangan Stunting di Desa Jatisobo
Terkini
-
Segere Wes Arang-Arang, Fenomena Remaja Jompo dalam Masyarakat!
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
-
Generasi Muda, Jangan Cuek! Politik Menentukan Masa Depanmu
-
Pesta Kuliner Februari 2025: Promo Menggoda untuk Para Foodie!