Pelestarian budaya menjadi fokus utama dalam pelatihan manajemen produksi yang diselenggarakan di Balai Desa Karangrejo, Kabupaten Kediri, pada (22/9/2024). Dengan tema "Cultural Tourism Village: Pemberdayaan Karang Taruna Desa Karangrejo sebagai Pelestarian Kuda Lumping Berbasis Digital Marketing," pelatihan ini menghadirkan Dr. Wulan Puji Lestari, S.Pd., MM., sebagai pemateri. Dr. Wulan, seorang dosen Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang sekaligus pemilik CV Hasta Karya dan konsultan pemasaran, memberikan wawasan mengenai manajemen produksi dan digitalisasi marketing bagi usaha kecil menengah (UMKM).
Dalam sesi tersebut, Dr. Wulan memaparkan bahwa manajemen produksi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing UMKM di era modern ini. Ia menjelaskan bahwa proses produksi melibatkan dua tahap penting, yaitu input dan output.
"Input meliputi bahan material, manusia, modal, dan energi, sementara output menghasilkan barang dan jasa yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen," jelasnya. Beliau menekankan pentingnya mengelola empat faktor utama dalam produksi, yakni bahan, peralatan, tenaga kerja, dan modal yang difungsikan secara sinergis oleh manajemen.
Selain itu, Dr. Wulan juga menjelaskan urutan kinerja dalam sistem operasional produksi. Ada tiga elemen penting, yakni ongkos produksi, kualitas produk atau jasa, dan tingkat pelayanan yang optimal. Ia menekankan bahwa keputusan esensial dalam manajemen produksi harus mencakup perencanaan kapasitas, persediaan, tenaga kerja, serta pengendalian kualitas agar produk yang dihasilkan tetap berkualitas tinggi dan efisien.
Tidak hanya membahas manajemen produksi, Dr. Wulan juga menyinggung transformasi digital dalam pemasaran. "Digital marketing sekarang sangat berbeda dibandingkan dengan era sebelumnya. Dulu, pemasaran lebih berfokus pada promosi offline seperti selebaran atau pemasangan iklan di media cetak, namun kini semuanya serba digital," tambahnya. Menurutnya, pelaku UMKM harus mulai mengadopsi strategi pemasaran berbasis digital untuk memperluas jangkauan pasar dan mempertahankan keberlanjutan usaha.
Sebagai salah satu bentuk pemberdayaan Karang Taruna, pelatihan ini diharapkan mampu mendorong partisipasi aktif para pemuda dalam pelestarian kesenian Kuda Lumping. Melalui digital marketing, kesenian tradisional ini tidak hanya dapat dilestarikan, tetapi juga diperkenalkan ke khalayak yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Pelatihan ini pun mendapat sambutan positif dari peserta. Mereka berharap pengetahuan yang mereka dapatkan bisa diaplikasikan dalam usaha mikro mereka, sekaligus membantu mempromosikan desa sebagai destinasi wisata berbasis budaya.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Dengan KUR, BRI Wujudkan Mimpi UMKM Indonesia
-
Strategi BRI Terapkan ESG, Pemberdayaan dan Pembiayaan UMKM Jadi Kunci
-
BRI Capai 76,44% Target Penyaluran KUR, UMKM Semakin Berkembang
-
Aktif Berdayakan UMKM, BRI Terima Penghargaan Community Empowerment & Development dalam Anugerah ESG Republika 2024
-
Pertamina SMEXPO Bandar Lampung Bukukan Transaksi Lebih dari Rp 200 Juta
News
-
Menembus Hutan Demi Harapan, Psikologi UNJA Bangkitkan Mimpi Anak Suku Anak Dalam Jambi
-
Pelatihan Peer Counselor, Komunitas RETAS Buka Wawasan Baru Petugas Lapas
-
Dukung Kawasan Tanpa Rokok di FKIK UNJA, DPM Suarakan Lingkungan yang Sehat
-
Rencanakan Karier, Komunitas MAGA Bangkitkan Semangat Remaja Pulau Pandan
-
Bangun Kesadaran Sosial, Komunitas RETAS UNJA Gelar Edukasi di Lapas Jambi
Terkini
-
Dari Soft Feminin ke Street Style, Intip 4 Ide OOTD ala Tsuki Billlie!
-
Tan Malaka dan Gagasan Republik: Menyulam Ulang Makna Kebangsaan
-
Jadi Pengacara Muda Jenius, Ini Peran Lee Jong Suk di Law and the City
-
Review Film Mountainhead: Saat Para Miliarder Sibuk Ngehalu
-
Sinopsis Lost in Starlight, Pasangan yang Terpisah Jarak hingga Planet