Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Encil Puspitoningrum
Acara TBM Gelaran Buku Jambu (instagram/tbmgelaranbukujambu)

Acara literasi yang diselenggarakan oleh TBM Gelaran Buku Jambu pada Sabtu, (28/9/2024), berlangsung dengan penuh antusias dari para peserta, terdiri dari ibu-ibu masyarakat Desa Jambu, guru, serta penggerak literasi.

Saya, sebagai dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri, berkesempatan hadir sebagai narasumber untuk membawakan materi bertema "Mengasah Daya Pikir Anak: Panduan Mengulas Buku Bersama Orang Tua dan Guru." Topik ini berfokus pada pentingnya keterlibatan orang tua dan guru dalam membentuk kebiasaan membaca yang produktif bagi anak-anak.

Dalam paparan saya, saya menekankan bahwa membaca bukan hanya kegiatan pasif, tetapi bisa menjadi pengalaman aktif jika anak diajak mengulas buku yang telah mereka baca. Proses mengulas buku membantu anak untuk berpikir lebih kritis, menganalisis informasi, dan menyampaikan kembali pemahamannya. Kegiatan ini juga memperkuat daya ingat dan pemahaman anak terhadap isi buku. Dengan membiasakan anak untuk mengulas bacaan, kita melatih mereka untuk berpikir sistematis dan terstruktur sejak usia dini.

Saya juga menjelaskan pentingnya peran orang tua dan guru dalam membimbing anak selama proses membaca dan mengulas. Orang tua dan guru perlu menciptakan suasana yang mendukung di rumah maupun di sekolah agar anak merasa termotivasi.

Buku-buku yang dipilih untuk anak sebaiknya relevan dengan usia dan minat mereka, sehingga anak lebih tertarik untuk membaca. Selain itu, setelah membaca, anak perlu didorong untuk menceritakan kembali apa yang mereka pahami, baik secara lisan maupun tertulis, agar kemampuan komunikasinya juga berkembang.

Keterlibatan aktif dari orang tua dan guru tidak hanya dalam memilih buku, tetapi juga dalam membangun diskusi setelah membaca sangat penting. Ini membantu anak memperdalam pemahaman mereka, merangsang rasa ingin tahu, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Saya juga menekankan bahwa kegiatan mengulas buku ini bisa menjadi bagian dari rutinitas keluarga, di mana anak-anak diajak untuk berbagi apa yang mereka baca dengan anggota keluarga lainnya.

Acara ini berhasil menggugah kesadaran para peserta mengenai pentingnya literasi sejak dini. Banyak dari mereka mulai memahami bahwa membaca bukan sekadar kegiatan membaca teks, tetapi juga proses berpikir yang melibatkan analisis dan komunikasi. Kegiatan mengulas buku dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai ini pada anak-anak.

Dengan harapan besar dari para peserta, saya percaya bahwa kegiatan serupa perlu terus dilakukan untuk memperkuat literasi keluarga dan meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan masyarakat. Literasi yang kuat akan menciptakan generasi yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, yang sangat dibutuhkan di era modern saat ini. 

Encil Puspitoningrum