Acara literasi yang diselenggarakan oleh TBM Gelaran Buku Jambu pada Sabtu, (28/9/2024), berlangsung dengan penuh antusias dari para peserta, terdiri dari ibu-ibu masyarakat Desa Jambu, guru, serta penggerak literasi.
Saya, sebagai dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri, berkesempatan hadir sebagai narasumber untuk membawakan materi bertema "Mengasah Daya Pikir Anak: Panduan Mengulas Buku Bersama Orang Tua dan Guru." Topik ini berfokus pada pentingnya keterlibatan orang tua dan guru dalam membentuk kebiasaan membaca yang produktif bagi anak-anak.
Dalam paparan saya, saya menekankan bahwa membaca bukan hanya kegiatan pasif, tetapi bisa menjadi pengalaman aktif jika anak diajak mengulas buku yang telah mereka baca. Proses mengulas buku membantu anak untuk berpikir lebih kritis, menganalisis informasi, dan menyampaikan kembali pemahamannya. Kegiatan ini juga memperkuat daya ingat dan pemahaman anak terhadap isi buku. Dengan membiasakan anak untuk mengulas bacaan, kita melatih mereka untuk berpikir sistematis dan terstruktur sejak usia dini.
Saya juga menjelaskan pentingnya peran orang tua dan guru dalam membimbing anak selama proses membaca dan mengulas. Orang tua dan guru perlu menciptakan suasana yang mendukung di rumah maupun di sekolah agar anak merasa termotivasi.
Buku-buku yang dipilih untuk anak sebaiknya relevan dengan usia dan minat mereka, sehingga anak lebih tertarik untuk membaca. Selain itu, setelah membaca, anak perlu didorong untuk menceritakan kembali apa yang mereka pahami, baik secara lisan maupun tertulis, agar kemampuan komunikasinya juga berkembang.
Keterlibatan aktif dari orang tua dan guru tidak hanya dalam memilih buku, tetapi juga dalam membangun diskusi setelah membaca sangat penting. Ini membantu anak memperdalam pemahaman mereka, merangsang rasa ingin tahu, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Saya juga menekankan bahwa kegiatan mengulas buku ini bisa menjadi bagian dari rutinitas keluarga, di mana anak-anak diajak untuk berbagi apa yang mereka baca dengan anggota keluarga lainnya.
Acara ini berhasil menggugah kesadaran para peserta mengenai pentingnya literasi sejak dini. Banyak dari mereka mulai memahami bahwa membaca bukan sekadar kegiatan membaca teks, tetapi juga proses berpikir yang melibatkan analisis dan komunikasi. Kegiatan mengulas buku dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai ini pada anak-anak.
Dengan harapan besar dari para peserta, saya percaya bahwa kegiatan serupa perlu terus dilakukan untuk memperkuat literasi keluarga dan meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan masyarakat. Literasi yang kuat akan menciptakan generasi yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, yang sangat dibutuhkan di era modern saat ini.
Artikel Terkait
-
Masih Banyak Gen-Z yang Belum Paham Produk Jasa Keuangan
-
Gerakan Pemilih Cerdas, Literasi Politik Agar Semua Orang Bisa Jadi Pemilih yang Rasional
-
Mengulik Misteri Denah Rumah Tak Lazim Lewat Buku Teka-Teki Rumah Aneh
-
Ulasan Novel 'Ranah 3 Warna', Buah dari Kesabaran dalam Meraih Cita-cita
-
Duka di Balik Komedi, Ulasan Novel Capslok: Capster Anjlok
News
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
-
Jalin Kerjasama Internasional, Psikologi UNJA MoA dengan Kampus Malaysia
-
Bicara tentang Bahaya Kekerasan Seksual, dr. Fikri Jelaskan Hal Ini
-
Komunitas GERKATIN DIY: Perjuangan Inklusi dan Kesehatan Mental Teman Tuli
-
5 Hero Marksman Jungle Terbaik di META Mobile Legends November 2024
Terkini
-
Mengulik Misteri Denah Rumah Tak Lazim Lewat Buku Teka-Teki Rumah Aneh
-
Panggil 3 Pemain Senior ke AFF Cup, STY Tak Murni Turunkan Skuad U-22?
-
Sontek 4 Gaya Outfit Minimalis Lee Seung-woo yang Simple dan Fashionable!
-
Keluar dari IST Entertainment, The Boyz Resmi Gabung ke One Hundred Label
-
Jadi Cameo, Ini Detail Karakter Jang Hee Jin di Drama Jeongnyeon Episode 11