Sebagai salah satu unit usaha yang berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan, Pandam Adiwastra Janaloka berinisiatif pada pemanfaatan sumber daya alam lokal untuk menciptakan produk kerajinan berbasis eco-friendly. Unit usaha ini mengolah daun pandan laut (Pandanus tectorius) merupakan tanaman yang tumbuh subur di kawasan pesisir Indonesia, menjadi produk-produk bernilai estetika dan fungsional.
Pandam Adiwastra Janaloka didirikan oleh Gusti Putri Pakualam beserta kedua sahabatnya, tujuan didirikannya adalah untuk memberi dukungan serta fasilitas bagi pengrajin Anyaman daun pandan laut demi terlestarikannya tradisi. Serta memberikan nilai tambah pada sumber daya lokal, inisiatif ini juga bertujuan memberdayakan masyarakat pesisir melalui pelatihan dan pemberian akses pasar.
Dilansir dari Rekreative, daun pandan laut dikenal tangguh dan serbaguna. Setelah melalui proses pengeringan dan pengolahan yang melibatkan teknik tradisional, daun ini diubah menjadi berbagai produk, seperti tas anyaman, tikar dekorasi, dan keranjang multifungsi. Keunggulan bahan ini terletak pada teksturnya yang kuat namun tetap lentur, membuatnya ideal untuk berbagai kebutuhan kerajinan tangan.
Produk andalan dari Pandam Adiwastra Janaloka adalah tas anyaman eksklusif dengan desain kontemporer yang tetap mempertahankan unsur tradisional. Dengan penggunaan cat berbasis air serta perpaduan dengan bahan tambahan seperti kulit hewan, sehingga setiap produk memiliki estetika unik sekaligus ramah lingkungan.
"Kami ingin menunjukkan bahwa produk berbasis bahan lokal bisa bersaing secara global tanpa merusak lingkungan," ujar Miriam Veronica selaku General Manager Pandam Adiwastra Janaloka.
Tantangan dalam Pengembangan dan Pemasaran
Meskipun memiliki potensi besar, perjalanan Pandam Adiwastra Janaloka tidak lepas dari tantangan. Salah satu kendala utama adalah ketersediaan bahan baku pandan laut. Pandan Laut sendirinya dipanen di sekitar pantai selatan. Proses pengelolaan yang ramah lingkungan membutuhkan waktu dan perhatian ekstra, termasuk memastikan praktik pemanenan daun tidak merusak ekosistem.
"Kelestarian tanaman pandan laut menjadi prioritas kami. Kami bekerjasama dengan kelompok tani lokal untuk mengelola pemanenan yang masih di sekitaran pantai dan menyediakan kebun untuk ditanami tanaman pandan laut agar ekosistem tetap terjaga," jelas Miriam Veronica.
Selain itu, regenerasi pengrajin menjadi tantangan lain. Banyak generasi muda yang kurang tertarik pada pekerjaan anyaman karena dianggap kuno dan kurang menguntungkan. Padahal, keterampilan menganyam membutuhkan waktu dan dedikasi untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Dari sisi pemasaran, produk berbahan pandan laut masih menghadapi stigma sebagai barang lokal dengan daya saing terbatas. Namun, melalui pameran, kolaborasi dengan desainer, dan pemasaran digital, Pandam Adiwastra Janaloka berupaya memperluas segmen pasar, baik domestik maupun internasional.
Inovasi Berbasis Edukasi dan Kolaborasi
Untuk mengatasi tantangan ini, Pandam Adiwastra Janaloka tidak hanya fokus pada produksi tetapi juga edukasi. Mereka mengadakan pelatihan keterampilan bagi masyarakat pesisir serta lokakarya bagi konsumen untuk memahami nilai dari produk ramah lingkungan.
"Dengan membeli produk anyaman kami, kamu juga ikut mengambil peran dalam membantu pemberdayaan komunitas pengrajin dan ekonomi lokal," ujar Budhe Mukinem selaku pengrajin daun pandan laut.
Kolaborasi dengan desainer lokal dan internasional juga menjadi strategi utama untuk meningkatkan daya tarik produk. Salah satu kolaborasi terbaru adalah koleksi tas edisi terbatas yang menggabungkan elemen anyaman tradisional dengan sentuhan desain modern.
Meski menghadapi berbagai rintangan, Pandam Adiwastra Janaloka tetap optimis akan masa depan kerajinan berbasis daun pandan laut. Dengan komitmen menjaga kualitas dan konsistensi dalam inovasi, mereka percaya produk ini dapat dikenal luas sebagai simbol kreativitas lokal yang mendukung keberlanjutan.
"Dalam setiap helai daun pandan, tersimpan potensi besar untuk menceritakan kisah tentang kelestarian, keindahan, dan kebanggaan atas warisan budaya kita," tutup Miriam Veronica.
Dengan kombinasi nilai tradisional, keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat, produk olahan daun pandan laut dari Pandam Adiwastra Janaloka menjadi contoh nyata bagaimana usaha lokal dapat bersaing di era modern tanpa melupakan akar budayanya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ini Dia! 3 Rekomendasi Komunitas Anak Muda Surabaya yang Bisa Kamu Ikuti!
-
Tantangan Regenerasi Petani: Komunitas Petani Muda Jogja Beraksi
-
Komunitas Petani Muda Jogja: Bangun Ketahanan Pangan dari Pekarangan Rumah
-
Kegiatan Edukasi di Taman Tino Sidin: Membangun Apresiasi Seni Rupa
-
Petani Muda Jogja Membangun Generasi Peduli Pertanian Berkelanjutan
News
-
Siswa MAN 4 Jakarta, Choky Fii Ramadhani dkk Raih Dua Medali pada Ajang IYRC 2025 di Korea Selatan
-
Bukan Sekadar Teman, Ini Alasan Pelihara Hewan Bisa Redakan Stres
-
Bukan Sekadar Teman, Ini Alasan Pelihara Hewan Bisa Redakan Stres
-
5 Inspirasi Outfit Liburan ala Park Bo Gum, Bikin Gaya Makin Stunning!
-
Living In Harmony: Lurik Fashion Show, Pentas Tari, dan Pertunjukan Musik
Terkini
-
Sinopsis Drama China The Perfect Suspect, Dibintangi Ou Hao dan Wang Herun
-
Ulasan Buku The Smileless Princess, Putri yang Dikutuk Tidak Bisa Tersenyum
-
Sinopsis Drama China Keluarga This Thriving Land, Dibintangi Yang Mi dan Ou Hao
-
Futsal, Navigasi Otak, dan Jalan Menuju Merdeka
-
Ulasan Film Tinggal Meninggal: Sindiran Kocak untuk Hidup Modern!