Museum Affandi membuka pameran untuk memperingati ulang tahun ke-90 Kartika Affandi, Rabu (4/12/2024). Berjudul "Refleksi 90 Tahun: Pergulatan Jiwa & Warna Cinta Kartika Affandi", Museum Affandi membawa para pengunjung memaknai perjalanan hidup melalui karya lukisan Kartika.
Pameran dilaksanakan di Galeri 3 Museum Affandi, galeri yang memang didedikasikan untuk hasil karya dari anggota keluarga Affandi. Tidak hanya karya lukisan saja, pameran ini juga menampilkan relief, patung, dan barang-barang ikonik milik Kartika. Musem Affandi juga menempatkan setiap karya dengan alur yang berkesinambungan. Narasi alur yang dihadirkan juga dibagi ke dalam dua zona yang menjelajahi perjalanan spiritual Kartika.
Zona pertama diberi judul Zona Pergulatan. Sesuai dengan judulnya, zona ini dipenuhi karya-karya Kartika yang penuh dengan pergulatan batin. Mulai dari lukisan mengenai perjuangan seorang ibu, potret tokoh inspiratif bagi Kartika, dan relief emosi kemarahannya. Lukisan yang ditampilkan juga tidak berwarna, hanya hitam dan putih. Pengunjung diajak untuk memaknai duka yang pasti hadir dalam hidupnya.
Zona Warna Cinta merupakan judul untuk area kedua dari galeri 3. Museum Affandi ingin menampilkan bahwa dalam hidup tidak hanya duka tetapi juga suka. Cinta kasih ditunjukan dengan warna meriah dari setiap lukisan yang hadir di zona ini. Keceriahan warna ini berasal dari kecintaan Kartika terhadap warna-warna pastel yang meriah.
"Kita akan mengajak pengunjung untuk menyelami perjalanan mulai dari kemarahan, kekecewaan, perjuangan hingga akhirnya bisa kembali lagi menemukan warna dunia," jelas Kanina Sistha Sekar Tanjung, Edukator Museum Affandi.
Museum Affandi ingin menunjukan melalui Kartika bahwa perjalanan hidup itu tidak hanya sekadar hidup tetapi juga merupakan perjalanan jiwa. Mereka berpesan bahwa dalam hidup pasti akan ada luka dan akan ada bahagia. Ketika kita terluka saat ini, pasti nantinya kita akan bahagia lagi dan begitu pula sebaliknya.
Melalui kacamata Kartika, Museum Affandi ingin mengajak pengunjung memaknai kehidupan dari perjuangan dan kebahagiaan. Perjuangan Kartika berada di bawah bayang Affandi juga tak selalu mulus. Namun, melalui perjalanannya Kartika dapat menemukan jati dirinya sendiri yang menuntunnya hingga di titik ini.
"Pada akhirnya kita bisa memberi pesan bahwa apa yang kamu dapatkan sekarang itu hasil tempaan dari masa lalu kamu," tutur Tata.
Kartika Affandi merupakan putri sulung dari sang maestro pelukis Indonesia, Affandi. Kartika memulai pengalaman di dunia seni lukis sejak Ia SD ketika membantu ayahnya dalam berkarya. Hingga akhirnya, Ia melukis karya pertamanya dengan objek Jembatan Merah India. Terinspirasi dari Affandi, karya dari Kartika juga turut beraliran ekspresionis.
Melalui karyanya, Kartika telah memperoleh berbagai penghargaan baik nasional maupun internasional. Kini, setiap orang dapat menikmati karya-karya Kartika dengan mengunjungi pameran yang diadakan oleh Museum Affandi.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ketika Tanah dan Cat Bersatu, Museum MACAN Hadirkan Instalasi Tanah Retak Berwarna Hitam Legam
-
FLOII Expo 2024 Resmi Dibuka, Perkenalkan Keunikan Keanekaragaman Tanaman Hias Indonesia
-
Kegiatan Edukasi di Taman Tino Sidin: Membangun Apresiasi Seni Rupa
-
Mengungkap Seni Ekspresionisme Indonesia melalui Karya Affandi
-
Seni dan Arsitektur Berpadu di Museum Affandi
News
-
5 Potret Kenangan Ira Wibowo di Lokasi Jatuhnya Juliana Marins di Gunung Rinjani
-
Tanpa Ahmad Dhani, Ketua AKSI dan VISI Akhirnya Bertemu, Bahas Apa?
-
Rumah DAS Menjaga Eksistensi Seniman Melalui Pameran BOX TO BOX
-
Gemakan #SuaraParaJuara Versimu! Ikuti Kompetisi Menulis AXIS Nation Cup 2025, Menangkan Hadiahnya!
-
Berkesan! Angga Fuja Widiana Ubah Momen Bagi Rapor Jadi Ajang Perenungan
Terkini
-
10 Hari Debut, Allday Project Raih TRofi Pertama Lagu Famous di M Countdown
-
Menu of Happiness; Lanjutan Kisah di Balik Sepiring Makanan Detektif Rasa
-
Spesifikasi Vertu Ironflip, HP Lipat Desain Eksklusif dengan Harga Melangit
-
ZTE Luncurkan Nubia Focus 2 5G di Pasar Indonesia, Harga Rp 2 Jutaan dengan Ragam Fitur AI
-
Deja Vu oleh Rescene: Menelusuri Kenangan Demi Mencari Momen Tak Terlupakan