Pada hari Minggu, 16 Maret 2025, komunitas Alon Mlampah berkolaborasi dengan Komunitas Rotaract Yogyakarta dalam sebuah kegiatan yang menggabungkan eksplorasi sejarah dan aksi sosial. Agenda ini mencakup penelusuran jejak sejarah di sisi Tenggara tembok benteng Kraton Yogyakarta, diikuti dengan pembagian takjil gratis kepada masyarakat yang berbuka puasa di Alun-Alun Kidul.
Alon Mlampah, yang dikenal sebagai komunitas berbagi cerita sejarah dan budaya, berpadu dengan Rotaract, komunitas yang aktif dalam aksi sosial, untuk menciptakan pengalaman bermakna bagi para peserta.
Jelajah Sejarah Sisi Tenggara Kraton Yogyakarta
Kegiatan dimulai pada pukul 15.20 WIB, dengan titik kumpul di depan Gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, sebuah bangunan kraton yang terletak di sebelah utara Alun-Alun Kidul. Sebelum memulai penelusuran sejarah, dilakukan sesi perkenalan antara kedua komunitas serta pemberian cinderamata sebagai simbol kolaborasi.
Sebagai pembuka, para pemandu dari Alon Mlampah menjelaskan sejarah Gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, Alun-Alun Kidul, serta Pelengkung Gading, yang merupakan bagian dari kompleks Kraton Yogyakarta. Alun-Alun Kidul sendiri dulunya digunakan sebagai tempat latihan perang prajurit kraton.
Dua pohon beringin yang berdiri tegak di tengah alun-alun juga memiliki nilai historis tersendiri, di mana dahulu menjadi jalur prosesi penghormatan bagi para sultan yang akan dimakamkan di Imogiri. Selain itu, pemandu juga menjelaskan sekilas sejarah berdirinya Kraton Yogyakarta serta sumbu filosofis Yogyakarta yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
Perjalanan berlanjut dengan menelusuri permukiman di sisi Tenggara kraton. Daerah ini dahulu menjadi tempat tinggal para abdi dalem yang bertugas melayani kraton. Para pemandu menjelaskan bahwa setiap kampung memiliki fungsi khusus sesuai dengan tugas abdi dalem yang bermukim di sana.
Misalnya, Kampung Gamelan yang bertanggung jawab atas perawatan kuda kraton, Kampung Siliran yang bertugas mengatur penerangan dengan menyalakan dan mematikan lampu minyak kraton, serta Kampung Sekullanggen yang bertugas menangani dapur kraton.
Setelah melewati perkampungan, rombongan tiba di Regol Magangan, sebuah gerbang yang menghubungkan bagian pusat kraton dengan kawasan Magangan di sisi selatan. Di pelataran Magangan terdapat pohon beringin yang ditanam pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII, yang dikenal dengan nama Sri Makutha Raja.
Pohon beringin ini memiliki makna filosofis yang melambangkan kekuatan, kehormatan, dan pengayom; sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang sultan. Saat rombongan tiba di area Magangan, kebetulan para prajurit kraton tengah melakukan gladi bersih untuk menyambut perayaan Grebeg Syawal 2025, memberikan kesempatan bagi peserta untuk menyaksikan persiapan tradisi yang telah berlangsung turun-temurun.
Aksi Sosial: Pembagian Takjil di Alun-Alun Kidul
Setelah selesai berkeliling, rombongan kembali ke titik kumpul di Sasono Hinggil Dwi Abad. Dari sana, kegiatan dilanjutkan dengan aksi sosial berupa pembagian takjil kepada masyarakat yang berada di sekitar Alun-Alun Kidul. Sasaran utama pembagian ini adalah para tukang parkir serta warga sekitar yang sedang menantikan waktu berbuka puasa.
Kolaborasi antara Alon Mlampah dan Rotaract ini tidak hanya memperkaya wawasan peserta mengenai sejarah Kraton Yogyakarta, tetapi juga mengajarkan nilai kepedulian terhadap sesama. Dengan semangat kebersamaan, kegiatan ini berhasil menggabungkan edukasi sejarah dengan aksi sosial, memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi seluruh peserta.
Baca Juga
-
Menjelajah Jejak Sejarah di Kawasan Bintaran Bersama Alon Mlampah
-
Museum Monjali Gelar Pameran Seni & Buku: Peringatan Serangan Umum 1 Maret
-
Review Anime Sakamoto Days, Mantan Pembunuh Bayaran dan Kehidupan Baru yang Tak Tenang
-
Review Anime Arafou Otoko no Isekai, Belanja Online di Dunia Lain
-
Review Anime Akuyaku Reijou Tensei Oji-san: Komedi Reinkarnasi yang Segar
Artikel Terkait
-
Sejarah Baju Lebaran: Lebih dari Sekadar Tren, Wajibkah? Ini Kata Ulama
-
Riwayat Sangkan Paraning Dumadi, Konsep yang Melatarbelakangi Terwujudnya Sumbu Filosofi
-
Sejarah Times New Roman: Font 'Kuno' yang Bikin Isu Ijazah Jokowi Mencuat Kembali
-
Sejarah Idul Fitri Zaman Nabi Muhammad SAW dan Maknanya
-
Makna dan Sejarah Idul Fitri: Bukan Sekadar Salat Ied dan Maaf-maafan, Ini Kisah Lengkapnya!
News
-
Oh Beauty Festival 2025 : Blok-M Takeover, Membawa Keseruan Baru ke Ikon Lifestyle Jakarta
-
Peringati Nuzulul Quran, APP & Sinar Mas Wakafkan 5.000 Alquran ke Masjid Istiqlal
-
SNPDB Madrasah Unggul Diumumkan Hari Ini, Cek Apakah Ada Namamu?
-
Edukatif! Ekskul MMBC SMA Negeri 1 Purwakarta Garap Film Pendek Tema Bersedekah
-
INATEX 2025 Hadirkan Teknologi dan Tren untuk Masa Depan Fashion Berkelanjutan
Terkini
-
Novel "Caroline', Kisah Gadis Kecil Temukan Pintu Misterius di Rumah Tua
-
3 Rekomendasi Drama Kerajaan yang Dibintangi Shawn Dou
-
Jadwal Laga 2 Wakil Indonesia Babak 32 Besar Swiss Open 2025 Hari Pertama
-
Hangout Makin Stylish dengan 4 OOTD Kasual ala Jang Ki Yong, Mudah Ditiru!
-
Perjalanan Nobody Owens: Tumbuh di Antara Hantu dalam The Graveyard Book Karya Neil Gaiman