Hayuning Ratri Hapsari | Siti Nuraida
Komjen Pol Suyudi Ario Seto, Kepala BNN, jadi sorotan publik usai masuk bursa calon Kapolri pengganti Jenderal Listyo Sigit. (Instagram/@brimob_id)
Siti Nuraida
Baca 10 detik
  • Muncul spekulasi kuat akan adanya pergantian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di awal masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
  • Komjen Suyudi Ario Seto (Kepala BNN, Akpol '94) menjadi kandidat terkuat yang paling disorot untuk posisi tersebut, di antara nama-nama lain seperti Komjen Dedi Prasetyo.
  • Suyudi dinilai unggul karena rekam jejaknya yang bersih, usianya yang lebih muda untuk regenerasi, serta pengalaman lengkapnya mulai dari teritorial, reserse, hingga pemberantasan narkoba.
[batas-kesimpulan]

Nama Komjen Suyudi Ario Seto kian santer disebut sebagai kandidat terkuat untuk menduduki kursi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Di tengah menguatnya wacana perombakan di tubuh Polri, Kepala BNN lulusan Akpol 1994 ini menjadi sorotan utama sebagai calon potensial pengganti Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Kabar di lingkaran internal Polri dan politik menyinggung bahwa Prabowo telah menyiapkan calon pengganti. Dari berbagai informasi, setidaknya ada dua hingga tiga nama jenderal bintang tiga yang disebut-sebut masuk radar.

Salah satunya adalah Komjen Suyudi Ario Seto, perwira tinggi lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1994 yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).

Selain Suyudi, nama Komjen Dedi Prasetyo (Kabareskrim Polri, lulusan Akpol 1990) dan Komjen Syahardiantono juga turut diperhitungkan. Meski demikian, sorotan publik kini banyak tertuju kepada Suyudi yang dinilai lebih muda, memiliki rekam jejak mumpuni, dan reputasi yang bersih.

Dinamika Isu Pergantian Kapolri

Kolase Komjen Dedi Prasetyo dan Komjen Suyudi Ario Seto. [Dok Ist.]

Sejumlah media melaporkan bahwa Prabowo tengah mempertimbangkan reshuffle besar, termasuk pergantian Kapolri. Bahkan, anggota DPR dari Komisi III mengakui sudah mendengar kabar adanya dua inisial calon Kapolri, yaitu "D" dan "S". Hal ini langsung mengaitkan isu tersebut pada dua nama besar: Komjen Dedi Prasetyo dan Komjen Suyudi Ario Seto.

Kabar ini memicu perbincangan hangat, baik di kalangan politikus maupun publik luas. Pasalnya, posisi Kapolri bukan sekadar jabatan strategis di bidang keamanan, tetapi juga berkaitan erat dengan stabilitas politik, hukum, dan sosial di Tanah Air.

Reformasi Polri yang terus didorong publik menjadikan figur calon Kapolri berikutnya sangat krusial. Tantangan yang dihadapi tidak ringan: mulai dari penegakan hukum yang konsisten, pemberantasan narkoba, pemberantasan mafia tambang, hingga peningkatan citra kepolisian di mata masyarakat.

Profil Komjen Suyudi Ario Seto

Komjen Pol. Drs. Suyudi Ario Seto, M.Si lahir di Jakarta pada 18 Juli 1973. Ia merupakan lulusan Akpol tahun 1994 dan termasuk dalam jajaran perwira yang meniti karier secara bertahap di berbagai wilayah Indonesia.

Suyudi dikenal sebagai sosok tegas, visioner, sekaligus humanis. Dalam setiap jabatan yang ia emban, pendekatan profesionalisme dan integritas selalu menjadi ciri khasnya.

Riwayat Jabatan Penting

  1. Kapolresta Barelang, Batam (2010)
  2. Kapolresta Depok (2015)
  3. Analis Kebijakan Madya Bareskrim Polri bidang Narkoba (2016)
  4. Kapolres Metro Jakarta Selatan (2018)
  5. Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya (2019)
  6. Kapolda Sulawesi Tengah (2020)
  7. Kepala BNN (2023 – sekarang)

Saat menjadi Kapolda Sulawesi Tengah, ia berperan penting dalam operasi penumpasan kelompok teroris MIT Poso. Sedangkan di BNN, Suyudi membawa kebijakan baru dengan menyeimbangkan antara penindakan hukum terhadap bandar narkoba dan program rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan.

Harta Kekayaan

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Suyudi melaporkan kekayaan sekitar Rp8,1 miliar.

Komposisinya terdiri dari aset tanah dan bangunan di Jakarta, Bogor, dan Depok, sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua, serta tabungan dan kas. Angka tersebut dianggap wajar mengingat pengabdian panjangnya di berbagai jabatan strategis Polri.

Hal ini turut menjadi nilai tambah bagi citra Suyudi, karena publik melihat transparansi laporan kekayaan sebagai salah satu indikator integritas pejabat negara.

Kandidat Lain yang Disebut

Meski nama Suyudi kencang, bukan berarti ia melenggang mulus. Ada beberapa kandidat lain yang juga dinilai memiliki peluang.

  • Komjen Dedi Prasetyo – Kabareskrim Polri dengan pengalaman panjang di bidang reserse. Lulusan Akpol 1990 ini dikenal dekat dengan media dan publik karena sering menjadi juru bicara Polri.
  • Komjen Syahardiantono – salah satu pejabat tinggi Polri yang juga memiliki rekam jejak mumpuni, meski namanya tidak sepopuler Dedi atau Suyudi.

Presiden Prabowo disebut tengah menimbang faktor usia, pengalaman, dan visi ke depan dalam memilih pengganti Listyo Sigit.

Tantangan Kapolri Baru

Siapapun yang akan dipilih oleh Presiden Prabowo sebagai Kapolri, tantangannya tidaklah kecil. Ada beberapa agenda besar yang menanti, antara lain:

  1. Reformasi Internal Polri — Masyarakat kerap menuntut transparansi, profesionalisme, dan integritas polisi. Kasus-kasus yang mencoreng nama institusi harus segera ditangani dengan tegas.
  2. Pemberantasan Narkoba — Peredaran narkoba masih menjadi ancaman serius bangsa. Suyudi, dengan pengalamannya di BNN, dinilai memiliki keunggulan di sektor ini.
  3. Pemberantasan Mafia dan Korupsi — Tantangan memberantas mafia pertambangan, judi online, hingga korupsi menjadi agenda penting yang menunggu Kapolri baru.
  4. Pemulihan Citra Polri — Kepercayaan publik terhadap Polri beberapa tahun terakhir mengalami pasang surut. Sosok Kapolri baru diharapkan mampu mendekatkan kembali polisi dengan rakyat.

Dukungan Politik dan Persepsi Publik

Menurut sejumlah pengamat, pemilihan Kapolri tidak lepas dari faktor politik. Presiden Prabowo membutuhkan figur yang bisa mendukung stabilitas pemerintahan sekaligus profesional dalam menjaga keamanan.

Selain itu, DPR memiliki peran vital dalam memberikan persetujuan. Komisi III DPR RI, yang membidangi hukum dan HAM, akan melakukan uji kelayakan terhadap calon yang diajukan.

Publik pun memberikan atensi tinggi. Banyak yang menilai Suyudi punya modal besar karena kariernya yang bersih dan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai situasi.

Regenerasi dan Harapan Baru

Isu regenerasi juga turut jadi pertimbangan penting. Suyudi yang masih relatif muda dibanding kandidat lain dianggap bisa membawa semangat baru di tubuh Polri. Jika dipilih, ia berpotensi menjabat lebih lama, sehingga arah reformasi bisa berjalan konsisten.

Di sisi lain, pengalaman panjangnya dari level Polres, Polda, hingga BNN menunjukkan kapasitas kepemimpinan yang lengkap. Publik berharap, jika memang Suyudi dipercaya, ia bisa menghadirkan wajah baru kepolisian yang lebih humanis, modern, dan transparan.

Penutup

Spekulasi mengenai calon Kapolri pengganti Jenderal Listyo Sigit terus bergulir. Dari berbagai nama yang muncul, Komjen Suyudi Ario Seto menjadi kandidat kuat yang paling banyak disorot.

Dengan rekam jejak yang impresif, harta kekayaan yang transparan, serta pengalaman memimpin di berbagai level, Suyudi dinilai memenuhi syarat sebagai Kapolri baru. Namun, keputusan akhir sepenuhnya berada di tangan Presiden Prabowo Subianto.

Publik kini menunggu langkah politik Presiden: apakah akan mempercayakan tongkat komando Polri kepada Suyudi, atau memilih sosok lain dari kalangan jenderal bintang tiga. Yang jelas, siapa pun yang dipilih diharapkan mampu menjawab tantangan besar reformasi Polri dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.