Hayuning Ratri Hapsari | Siti Nuraida
Kunjungan Wapres Gibran Rakabuming Raka ke Posko Banjar Tohpati, Denpasar, Jumat (12/9/2025) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)
Siti Nuraida
Baca 10 detik
  • Wapres Gibran Rakabuming Raka meninjau langsung lokasi banjir bandang di Bali, menemui para pengungsi, dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
  • Gibran menjanjikan pemerintah akan membangun kembali seluruh rumah warga dan fasilitas umum (fasum) yang rusak akibat bencana.
  • Gibran secara aktif mendengarkan keluhan warga (logistik, trauma anak) dan kehadirannya memberikan harapan baru bagi masyarakat Bali untuk bangkit.
[batas-kesimpulan]

Bencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Bali pada September 2025 menyisakan duka mendalam bagi masyarakat. Air bah yang datang tiba-tiba menghancurkan rumah-rumah warga, merusak fasilitas umum, serta memaksa ribuan orang mengungsi.

Dalam suasana penuh keprihatinan itu, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka turun langsung meninjau lokasi terdampak dan menemui para korban.

Kunjungan Gibran ke Bali dilakukan pada Jumat (12/9/2025). Didampingi pejabat daerah dan aparat TNI-Polri, ia mendatangi posko-posko pengungsian untuk mendengar langsung keluhan masyarakat, sekaligus menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang kehilangan anggota keluarganya.

Kehadiran Wapres di tengah masyarakat terdampak menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah pusat tidak tinggal diam menghadapi musibah besar ini.

Suasana di Posko Pengungsian: Warga Sambut Hangat

Hendra bersama kedua anaknya di Posko Pengungsian Banjar Tohpati, Denpasar, Kamis (11/9/2025) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)

Setibanya di lokasi, Gibran langsung menyapa para pengungsi yang tampak kelelahan namun berusaha tegar.

Dengan nada menenangkan, ia berkata, “Bapak Ibu, tenang semua. Pemerintah hadir bersama masyarakat untuk melewati masa sulit ini.”

Ucapan itu disambut lega oleh warga yang merasa diperhatikan langsung oleh pemimpin nasional.

Di posko, Gibran berjalan menyusuri tenda-tenda darurat, menyempatkan diri berbincang dengan warga, terutama ibu-ibu dan anak-anak.

Banyak dari mereka menceritakan pengalaman saat banjir menerjang: air datang sangat cepat, membawa material lumpur dan kayu besar, sehingga mereka tak sempat menyelamatkan harta benda. Sejumlah warga bahkan kehilangan anggota keluarga mereka.

Belasungkawa untuk Keluarga Korban

Selain mengunjungi pengungsian, Wapres Gibran juga menyambangi rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa. Ia mengucapkan simpati kepada keluarga korban yang kehilangan nyawa akibat banjir bandang.

“Kami mewakili pemerintah pusat menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran,” tutur Gibran.

Gestur empati itu mendapat apresiasi dari warga Bali. Mereka merasa tidak dibiarkan sendirian menghadapi bencana ini, melainkan mendapat dukungan moral langsung dari pemerintah pusat.

Janji Pemulihan: Rumah dan Fasum Akan Dibangun Kembali

Dalam pertemuan dengan warga, Gibran menegaskan komitmen pemerintah untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan banjir. Ia menyampaikan bahwa rumah-rumah warga yang rusak berat maupun ringan akan diperbaiki.

Tak hanya itu, fasilitas umum (fasum) seperti sekolah, jalan desa, jembatan, serta tempat ibadah yang rusak akibat terjangan banjir juga akan dibangun kembali.

“Semua kerusakan akan segera ditangani. Rumah masyarakat dan fasum yang rusak akan dibangun kembali. Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah akan mengawal langsung proses ini,” tegas Gibran.

Ucapan ini memberi harapan besar bagi warga. Pasalnya, sebagian dari mereka kini hanya bisa tinggal di tenda sementara, tanpa kepastian kapan bisa kembali ke rumah. Dengan adanya kepastian dari pemerintah, mereka merasa lebih tenang menatap masa depan pasca-bencana.

Dengarkan Keluhan Pengungsi: Dari Logistik hingga Trauma Anak-Anak

Gibran tak hanya sekadar memberi pidato. Ia benar-benar duduk bersama pengungsi, mendengarkan keluhan mereka secara langsung. Seorang ibu bercerita tentang kesulitan mendapatkan air bersih, sementara yang lain menyinggung minimnya peralatan mandi serta kurangnya obat-obatan di posko.

Ada pula warga yang menuturkan bagaimana anak-anak mereka trauma setelah melihat rumah hancur diterjang banjir. Anak-anak itu kini sulit tidur dan masih ketakutan setiap kali hujan turun.

Gibran menanggapi cerita itu dengan serius. Ia berjanji akan menambah bantuan logistik, memperkuat layanan kesehatan di posko, dan menugaskan tenaga psikososial untuk membantu pemulihan mental anak-anak yang terdampak.

Dukungan Maksimal TNI-Polri

Dalam kunjungan tersebut, Gibran juga menyoroti peran aparat keamanan. Ia menegaskan bahwa TNI dan Polri dikerahkan secara penuh untuk membantu penanganan bencana, mulai dari evakuasi warga, distribusi bantuan, hingga pengamanan lokasi.

Aparat juga berjaga di titik-titik rawan untuk mencegah penjarahan serta membantu memperbaiki akses jalan yang terputus. Kehadiran mereka memberi rasa aman bagi warga yang khawatir meninggalkan rumah kosong atau properti mereka yang masih tersisa.

Gibran mengapresiasi kerja keras TNI-Polri. “Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan aparat keamanan sangat penting untuk mempercepat pemulihan. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh personel yang telah bekerja siang malam,” ucapnya.

Bantuan Darurat hingga Solusi Jangka Panjang

Sejak awal bencana, pemerintah pusat sudah menyalurkan bantuan darurat berupa logistik, tenda pengungsian, obat-obatan, serta tim medis. Namun, Gibran menekankan bahwa bantuan jangka pendek ini harus dilanjutkan dengan solusi permanen.

Menurutnya, pemerintah tidak hanya akan memperbaiki rumah dan fasilitas umum, tetapi juga meninjau ulang tata kelola lingkungan. Sistem drainase, tanggul sungai, hingga mitigasi bencana akan dievaluasi agar kejadian serupa bisa dicegah di masa depan.

“Bencana ini harus jadi pelajaran penting. Kita tidak boleh hanya memperbaiki kerusakan, tapi juga mencegah agar musibah serupa tidak berulang,” kata Gibran.

Harapan Baru bagi Warga Bali

Kehadiran Wapres Gibran memberi dorongan moral besar bagi masyarakat Bali. Banyak warga yang awalnya putus asa kini merasa lebih optimistis. Janji pemulihan yang disampaikan langsung di hadapan mereka memberikan keyakinan bahwa masa depan pasca-bencana masih bisa dibangun.

“Setelah mendengar langsung dari Pak Wapres, kami jadi lebih tenang. Kami percaya rumah kami akan dibangun kembali,” ujar salah seorang warga di posko pengungsian.

Semangat gotong royong pun terus tumbuh di tengah warga. Mereka saling membantu membersihkan puing-puing, menata kembali lingkungan, dan mendukung sesama yang masih berduka.

Kesimpulan: Pemerintah Hadir, Bali Bangkit

Kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Bali menjadi simbol nyata kehadiran negara di tengah rakyat yang sedang berduka.

Mulai dari menyampaikan belasungkawa, mendengarkan keluhan warga, memastikan bantuan logistik, hingga menjanjikan pembangunan kembali rumah dan fasilitas umum, semuanya menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani bencana ini.

Masyarakat Bali kini menaruh harapan besar bahwa janji-janji itu segera diwujudkan. Dengan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, aparat TNI-Polri, dan masyarakat sendiri, harapan untuk bangkit dari bencana ini semakin nyata. Pulau Dewata diyakini mampu kembali pulih dan bahkan lebih kuat menghadapi masa depan.