Hayuning Ratri Hapsari | Ancilla Vinta Nugraha
Pidato Paus Leo XIV Minggu, 21 September 2025 (Vatican News)
Ancilla Vinta Nugraha

Paus Leo XIV menegaskan tidak ada masa depan di atas kekerasan, pengasingan paksa, atau balas dendam, sambil menyerukan perdamaian bagi rakyat Palestina pada Minggu (21/9/2025).

Pernyataan ini disampaikan oleh Paus Leo XIV saat melangsungkan pidato di lapangan St. Peter, Vatikan.

Usai lakukan doa Angelus Bapa Suci, Paus Leo XIV berkomitmen untuk membantu rakyat Gaza bersama seluruh Pastor di Gereja Tanah Suci. 

Di hadapan ribuan massa yang hadir. Suasana hening berubah penuh haru ketika Bapa Suci memulai pidatonya. 

“Berbagai asosiasi Katolik berkomitmen menunjukkan solidaritas dengan rakyat Jalur Gaza,” ujar Paus Leo sembari memberikan salam hangat pertamanya. 

Paus Leo XIV menyapa umat dengan penuh kehangatan. Ia menyebut mereka sebagai sahabat-sahabat terkasih, seraya mengungkapkan penghargaan atas berbagai inisiatif yang lahir dari komunitas Katolik. 

Paus kembali menekankan urgensi perdamaian, seraya mengingatkan bahwa umat manusia membutuhkan kedamaian.

Seruan itu disampaikannya di tengah eskalasi militer Israel di Gaza, wilayah yang telah diguncang perang hampir dua tahun dan merenggut lebih dari 65.000 jiwa, meninggalkan kondisi kemanusiaan yang kian terpuruk.

Menurutnya, langkah-langkah nyata dari Gereja di berbagai belahan dunia menunjukkan kedekatan dan solidaritas terhadap saudara-saudari di Gaza yang terus hidup dalam penderitaan. 

Dilansir dari Vatican News, Paus Leo XIV kembali menegaskan konsistensinya dalam menyerukan perdamaian. Ia menyampaikan simpati terdalam kepada rakyat Palestina di Gaza yang terus hidup dalam ketakutan dan kondisi tak layak, bahkan kembali dipaksa meninggalkan tanah mereka.

Dengan mengutip salah satu firman Tuhan “Jangan membunuh”, Paus menyerukan kepada seluruh umat manusia untuk memberi kesaksian atas martabat yang tak tergantikan dari setiap pribadi. 

“Setiap pribadi manusia memiliki martabat yang tak dapat diganggu gugat, yang harus dihormati dan dilindungi,” tegasnya.

Selain itu, Ia juga menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera, penyelesaian diplomatik melalui perundingan, serta penghormatan penuh terhadap hukum kemanusiaan internasional. 

Paus secara konsisten menyerukan penghentian kekerasan tersebut. Ia menegaskan bahwa Hanya melalui dialog, rekonsiliasi, dan penghormatan terhadap martabat manusia, perdamaian yang adil dan abadi. 

Seruannya ditutup dengan ajakan berdoa bersama, agar perdamaian dan keadilan segera menyinari Tanah Suci.