Pekan Seni Grafis Yogyakarta (PSGY) 2025 kembali hadir untuk yang kelima kalinya. Diselenggarakan setiap dua tahun sekali, edisi kali ini berlangsung dari 29 September hingga 13 Oktober 2025, dan menjadi ajang penting bagi para penggiat seni grafis dari seluruh Indonesia.
Tahun ini, PSGY mengusung tema “Cetak Datar – Dari Batu ke Plat Logam”, yang bertujuan mengangkat kembali teknik litografi, sebuah metode cetak yang meskipun telah lama dikenal dalam dunia percetakan, masih jarang dieksplorasi secara serius sebagai medium seni grafis di Indonesia.
“Cetak datar ini lebih dikenal di dunia percetakan. Namun untuk dibuat sebagai karya seni, masih sedikit yang mengeksplorasinya di Indonesia,” ujar Bambang ‘Toko’ Witjaksono selaku kurator PSGY 2025 (1/10/2025).
Litografi bekerja berdasarkan prinsip ketidakcocokan antara minyak dan air: bagian gambar pada matriks akan menarik minyak dan menolak air, sedangkan bagian non-gambar sebaliknya.
Bambang menjelaskan bahwa dalam proses pencetakan teknik cetak datar, dimanfaatkan ketidakcocokan antara minyak dan air sehingga matriks yang sesuai dengan prinsip tersebut dapat digunakan. Teknik ini memungkinkan seniman menciptakan visual dengan detail tinggi, bahkan menyerupai foto.
Ia juga menambahkan bahwa cetak datar memiliki karakteristik unik yang mampu menggambarkan objek secara lebih detail, bahkan dengan tingkat realis seperti halnya foto.
Awalnya menggunakan batu litografi, teknik ini kemudian berkembang dengan penggunaan plat aluminium, yang dianggap lebih mudah dan efisien untuk proses cetak manual.
Seiring waktu, muncul pula pendekatan baru seperti fotolitografi yang menggunakan sistem proyeksi cahaya, serta kitchen litho, sebuah teknik alternatif yang diciptakan oleh seniman Prancis Émilie Aizier pada 2011, menggunakan bahan-bahan dapur seperti aluminium foil, minyak sayur, dan soda sebagai pengganti material tradisional.
PSGY 2025 menampilkan 92 karya seni grafis, terdiri dari 36 seniman undangan dan 34 karya hasil seleksi terbuka dari publik. Format ini membuka ruang partisipasi lebih luas serta mendorong regenerasi seniman muda.
Selain karya-karya kontemporer, pameran ini juga menampilkan dua litografi bersejarah yang menjadi daya tarik utama, yaitu karya pelukis Prancis Raoul Dufy dan pelukis besar Indonesia Raden Saleh.
Kehadiran kedua karya ini memberi perspektif penting mengenai sejarah dan perkembangan teknik litografi dalam konteks internasional maupun nasional.
Pameran, Edukasi, dan Kompetisi untuk Generasi Muda
Selain pameran, PSGY 2025 juga menyelenggarakan berbagai kegiatan penunjang untuk memperluas dampak edukatif dan partisipatif dari acara ini. Di antaranya adalah workshop dan seminar seni grafis yang terbuka untuk umum, komunitas, dan pelajar.
PSGY juga mengadakan kompetisi seni grafis khusus untuk pelajar SMA dan mahasiswa, sebagai wadah pengembangan kreativitas generasi muda.
Kegiatan lain yang menjadi ciri khas PSGY adalah lomba Cukil Battle, kompetisi langsung mencetak dengan teknik cukil yang sudah diselenggarakan sejak PSGY pertama.
PSGY diselenggarakan oleh Studio Grafis Minggiran, sebuah komunitas seni grafis independen yang telah lama aktif membangun ekosistem seni grafis di Yogyakarta. Penyelenggaraan acara ini didukung penuh oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai sponsor utama.
Kolaborasi ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat posisi Yogyakarta sebagai pusat seni grafis nasional, sekaligus mendorong eksplorasi teknik cetak dalam lanskap seni rupa kontemporer Indonesia.
Tag
Baca Juga
-
Viral! Napi Ini Tolak Kebebasan dan Memilih Tetap di Penjara
-
Saat Ragu Mulai Menjerat, Lepaskan dengan Keyakinan Aku Pasti Bisa
-
Saat Hidup Tidak Sesuai Ekspektasi, Kenapa Kita Selalu Menyalahkan Diri?
-
Bukan Sekadar Hiburan, Ernest Prakasa Sebut Komedi Jalan Halus Kritik Tajam
-
Pratama Arhan Tiba di Tanah Air, Andre Rosiade Pamer Hadiah dari Eks Menantu
Artikel Terkait
-
Karya dan Ide Siswa SMA Indonesia yang Menginspirasi, Dari Sains Hingga Seni Kreatif
-
Komunitas Seni sebagai Terapi Kota: Ketika Musik Menjadi Ruang Kelegaan
-
When Art Meet Photography: Intip Pameran Seni Anang Batas di Gramm Hotel
-
Kreatif! Siswa SMK di Sragen Bikin Seragam Batik Sendiri dengan Teknik Jepang
-
Apa Itu Artwashing? Membedah Praktik 'Cuci Dosa' Korporat Lewat Panggung Seni
News
-
Menkeu Purbaya Tanggapi Tragedi Terbakarnya Mobil Milik Bank BUMN yang Bawa Rp4,6 Miliar
-
Stop Bangun Taman yang Cepat Rusak! Studi Inggris Ungkap Kunci Keberhasilan yang Sering Diabaikan
-
Belum Siap Buka Hati, Albi Dwizky: Kayaknya Cintaku Udah Habis di Shella
-
Siapa Halim Kalla? Pengusaha EV dan Eks Anggota DPR yang Kini Terseret Kasus PLTU
-
Viral! Napi Ini Tolak Kebebasan dan Memilih Tetap di Penjara
Terkini
-
Rilis Teaser, The Hunger Games: Sunrise on the Reaping Tayang November 2026
-
Sinopsis Film India '120 Bahadur', Dibintangi Farhan Akhtar
-
So Sweet, Omara Esteghlal Dedikasikan Piala Citra Pertamanya untuk Prilly!
-
Meski Disanksi FIFA, 7 Pemain Naturalisasi Malaysia Masih Bisa Bela Harimau Malaya! Kok Bisa?
-
Bukan Cuma Soal Diet, Ini 7 Langkah Simpel Biar Pola Makan Jadi Lebih Sehat