Muhammad Fawait atau yang akrab disapa Gus Fawait adalah Bupati Kabupaten Jember yang dikenal sebagai sosok muda dan sederhana. Di bawah kepemimpinannya, Jember semakin menegaskan dirinya sebagai “rumah besar” bagi semua umat beragama, dan toleransi bukan hanya sekadar kata-kata kosong.
Gus Fawait melakukan kunjungan silaturahmi ke Pantai Paseban, Kecamatan Kencong, tempat umat Hindu melakukan persembahyangan (23/11/2025). Dalam kesempatan itu, dia menyatakan:
“Di Jember, kita hidup rukun tanpa membedakan suku, agama, atau latar belakang. Kita satu keluarga besar Indonesia,” ujarnya, dikutip dari Suara.com pada Selasa (25/11/2025).
Menurutnya, keharmonisan bisa terjaga jika semua kelompok terus membuka ruang saling menghormati.
Aksi lintas agama ini bukan hanya simbol. Sebelumnya, ia telah mengunjungi dua tempat ibadah berbeda secara berurutan, yaitu Sendang Tirtha Amertha Rajasa milik umat Hindu dan Gereja Katolik Santo Yusup.
Dari sana, Gus Fawait menegaskan bahwa Jember bukan milik satu golongan. “Cinta adalah jembatan yang menyatukan perbedaan agama, suku, ras, hingga budaya,” katanya.
Toleransi yang dibangun Gus Fawait juga diwujudkan lewat dialog formal. Ia juga telah berdiskusi dengan pengurus Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Jember untuk memperkuat komunikasi antarumat beragama.
Selain itu, dia juga mendukung pembentukan Majelis Sholawat Al Mu’tasbhim Billah, sebuah wadah kultural yang menghimpun berbagai kelompok sholawat sebagai jembatan sosial kebersamaan.
Langkah Gus Fawait juga terlihat dalam tradisi lokal, di mana dalam acara seperti kirab pusaka dan sedekah bumi, tokoh dari berbagai agama diundang untuk memimpin doa secara bergiliran. Ini menjadi simbol nyata penghargaan pemerintah terhadap keragaman keyakinan.
Pada hari besar keagamaan, Fawait juga rutin melakukan silaturahmi lintas iman bersama perwakilan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan lainnya, agar komunikasi antar pemuka agama tetap kuat dan potensi gesekan dapat dicegah.
Menurut Gus Fawait, pembangunan daerah tidak bisa berjalan tanpa keterlibatan semua elemen masyarakat. “Tidak ada kemajuan tanpa kekompakan. Jember hanya bisa kuat bila semua elemen ikut berjalan bersama,” ucapnya.
Baca Juga
-
Bukan Cuma soal Produk, Ini Kunci Atasi Frizz Rambut Curly
-
Delapan Bulan Hilang, Kebenaran tentang Alvaro Kini Menunggu Hasil Tes DNA
-
Mengapa Remaja Perempuan Jadi Target Favorit Kekerasan Digital? Yuk Simak!
-
Ditanya Rumor Keretakan, Anthony Xie Hanya Minta Doa dan Enggan Membantah
-
Google Cloud Diselidiki, Stafsus Nadiem Makarim Ikut Disorot KPK
Artikel Terkait
-
Mengenal Wisata Kampung Belgia di Jember: Kampung Kolonial Berusia Seabad yang Tetap Menawan
-
Toleransi dalam Keberagaman Hadir Lewat Kepemimpinan Gus Fawait
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Anggaran Bantuan Hukum Warga Miskin di Jember Mengalami Penurunan
News
-
Rumah atau Apartemen? Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Pilih Hunian
-
Dari Toraja hingga Ethiopia: Tradisi-Tradisi Unik yang Masih Dilestarikan
-
Hari Guru Nasional 2025: Beasiswa Naik, Tunjangan Bertambah, Perlindungan Diperkuat
-
Momen Meet & Greet Ungu Jadi Pembuka Manis Konser 'Waktu yang Dinanti'
-
8 Rekomendasi Lipstik untuk Guru 40 Tahun Keatas yang Tahan Lama Seharian
Terkini
-
Inspirasi 4 Potongan Rambut Cewek untuk Kamu yang Punya Muka Oval
-
Kris Dayanti Ungkap Konsep Pernikahan Azriel Hermansyah dan Sarah Menzel
-
Dijadwalkan 2026, Pernikahan Azriel Hermansyah dan Sarah Menzel Usung Konsep Tiga Budaya
-
Resmi! CORTIS Umumkan Nama Fandom "COER" Sebagai Lambang Kekuatan Penggemar
-
First Look Desta Jadi Dono di Warkop DKI Tuai Sorotan, Begini Tampilannya