Sejauh ini, kurang lebih selama 9 bulan, seluruh belahan dunia termasuk Indonesia sedang berjuang menghadapi wabah pandemi virus Covid-19. Salah satunya adalah dengan mematuhi protokol kesehatan yang menjadi syarat wajib komando pemerintah Indonesia untuk masyarakatnya, agar dapat menekan kasus Covid-19 sampai vaksin penyakit mematikan ini benar-benar diresmikan. Protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah yaitu 3M, yakni; memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga kesehatan imunitas tubuh. Disamping itu, diantara beraneka macam jenis masker, kini masker kain telah menjadi masker yang dianjurkan oleh WHO (World Health Organization) yang dapat menekan resiko tertularnya Covid-19 sebesar 90%.
Di era pandemi Covid-19, tidak sedikit sektor industri seperti pabrik, perkantoran, dan metropolitan yang tengah beradaptasi dengan mengurangi sumber daya pekerjanya untuk efektifitas perusahaan dalam menghadapi wabah ini. Dan tentunya, hal ini berdampak pada banyaknya pekerja yang di PHK, termasuk di Desa Pondok Kacang Barat yang sebanyak kurang lebih 98 orang dari 315 penduduknya menjadi korban PHK. Dimana, 10 orang salah beberapa diantaranya merupakan wanita bertulang punggung keluarga yang saat ini sulit mendapatkan pekerjaan tetap kembali, mengandalkan bantuan pemerintah, membuka peluang usaha kecil-kecilan dan bahkan bantuan warga sekitar.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) STMIK Nusa Mandiri yang kini mejadi kegiatan perkuliahan dengan orientasi mendidik setiap mahasiswa untuk melakukan pengabdian masyarakat melalui program pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat yang kemudian diwujudkan dalam bentuk nyata melalui pemberian edukasi peluang ekonomi kreatif terhadap masker kain, pelatihan pembuatan masker, dan edukasi kiat memajukan UMKM di era pandemi. Antusiasme warga terpilih untuk mengikuti kegiatan KKN ini sangat baik dalam mengikuti runtutan kegiatan. Kegiatan KKN yang dilaksanakan selama 1 hari ini tentunya dilaksanakan dengan ketat mematuhi protokol kesehatan. Dengan dilengkapi penyediaan tempat cuci tangan, sediaan handsinitizer, dan jumlah warga yang mengikuti kegiatan KKN sangat terbatas.
"Seneng banget, ternyata bude gak perlu beli masker kain mahal-mahal, taunya bikinnya sing bisa pakai tangan sendiri, bagus hasilnya, hemat, dan bisa buat dijual juga kalau dapat banyak" ujar bu maryati. Tidak hanya membuat masker, namun KKN ini juga memberikan edukasi kepada warga bagaimana bisa bersaing dan menyesuaikan kualitas produk terhadap daya minat pembeli.
Selain itu, Program KKN dari mahasiswa IT ini juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat bagaimana cara dan jurus jitu memasarkan produk melalui media online seperti marketplace dengan bermodalkan gadget.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
4 Kontroversi di Balik Kesuksesan Box Office Film Pabrik Gula
-
Kembangkan Potensi Desa, Ahmad Luthfi Libatkan Mahasiswa dari 44 Perguruan Tinggi
-
Ruang Cerdas: Langkah Kecil Menuju Lingkungan Bersih dan Berkelanjutan
-
Perpisahan Hangat Mahasiswa KKN-PLP Unila dengan SMK HMPTI Banjar Agung
-
Momen Perpisahan: KKN-PLP Unila Tinggalkan Jejak Positif di Makmur Jaya
Release
-
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Ikut Serta dalam Kegiatan Posyandu
-
Bantu Program Sekolah Kampung, KKN UIN Walisongo Gagas Model Pembelajaran Baru
-
Gowes dan Tanam: Aksi Nyata Menjaga Bumi ala Pencinta Alam UIN Jakarta
-
Ekspor Indonesia Alami Penurunan, Akibat Pandemi Covid-19?
-
Komunikasi Publik dalam Pemilu Lahirkan Pemilih Cerdas dan Berdaulat
Terkini
-
Masuki Fase Krusial, Bagaimana Aturan Kelolosan Babak Grup Piala Asia U-17?
-
3 Pencapaian Indonesia yang Bisa Bikin Malu Korea Selatan di AFC U-17, Pernah Kepikiran?
-
Kang Daniel Terjebak dalam Hubungan Cinta yang Menyakitkan di Lagu 'Mess'
-
Masuk Daftar Top Skor AFC U-17, Evandra Florasta Terbantu Kelebihan Mental Reboundnya
-
Zahaby Gholy, Pembuka Keran Gol Timnas U-17 dan Aset Masa Depan Persija