Tak lama lagi seluruh umat beragama Islam di Indonesia akan menjalankan ibadah puasa. Biasanya setiap daerah memiliki kebiasaan maupun tradisi tersendiri untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
Tak jarang juga tradisi tersebut berkaitan dengan kepercayaan masyarakat untuk menyucikan diri sebelum bulan suci Ramadan.
Contohnya tradisi Padusan yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Tradisi tersebut disimbolkan dengan mandi maupun berendam di sumber mata air sebagai media menyucikan diri.
Berbeda dari tradisi tersebut warga Madura di Besuki, Kabupaten Situbondo justru memiliki tradisi ater-ater yang dilakukan menjelang pelaksanaan Ramadan.
BACA JUGA: 6 Tradisi di Bulan Puasa yang Bikin Kangen, Ramadan Semakin Dekat!
Istilah ter-ater berasal dari kosa kata bahasa Madura yang bermakna mengantarkan. Tentu saja konteks ter-ater yang dimaksudkan yakni mengantarkan sebuah makanan kepada sanak saudara, orang yang dituakan hingga tetangga terdekat.
Masyarakat tidak hanya mengantarkan sekotak makanan tetapi beberapa jenis makanan. Biasanya masyarakat Madura di Besuki mengantarkan senampan wadah yang berisi nasi, aneka kue, hingga buah-buahan.
Selain itu, ada pula yang mengantarkan aneka olahan bubur seperti bubur putih, bubur sumsum, hingga bubur ketan hitam. Biasanya makanan diantarkan menggunakan piring bukan bungkusan instan seperti kotak nasi dari kertas maupun styrofoam.
Hal yang unik dari tradisi ter-ater di kalangan masyarakat Madura di Besuki yakni makanan yang diantarkan untuk orang lain telah didoakan terlebih dahulu oleh pemilik rumah maupun pemuka agama setempat.
BACA JUGA: 5 Sajian Berbuka Puasa Ini Enggak Pernah Absen saat Ramadan, Mana Favoritmu?
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk syukur serta panjatan doa atas rezeki yang diterima dalam bentuk makanan agar mendapatkan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, terdapat sebuah kepercayaan di kalangan masyarakat di sana bahwa mendoakan leluhur dengan persembahan makanan. Bermakna bahwa orang yang berhajat mendoakan sedang mempersembahkan makanan tersebut pada sang leluhur yang didoakan.
Bagaimana pun hal tersebut hanyalah sebuah kepercayaan masyarakat yang sudah dilakukan turun temurun dari tahun ke tahun.
Jika diamati dari aspek sosial sebenarnya tradisi ter-ater dilakukan guna menjalin dan menjaga hubungan baik di antara saudara beragama sebelum menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
3 Tips Lancar Sidang Skripsi, Dijamin Dapat Grade A
-
3 Keuntungan Mengikuti Program Magang MSIB KEMENDIKBUDRISTEK, Auto Daftar!
-
5 Variety Show Korea Paling Seru yang Wajib Ditonton Penggemar K-Pop dan K-Drama
-
3 Sumber Penghasilan Idol K-Pop yang Bikin Hidupnya Mewah, 'Dihidupi' Fans?
-
Petik Laut: Tradisi Tahunan Nelayan Pesisir Situbondo
Artikel Terkait
-
Kejutan STY! Wonderkid MU Bela Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Apa Kelebihannya?
-
Kapan Ramadhan 2025? Simak Perkiraan Tanggal dan Fakta Menariknya!
-
Sampang Mencekam: Konflik Pilkada Renggut Nyawa Pendukung Calon Bupati
-
Polisi Ungkap Motif Carok Maut di Sampang Madura, Berawal dari Ribut Dua Kubu Kiai
-
Hasil BRI Liga 1: Arema Sikat MU dalam Drama 6 Gol, Malut Hancurkan Persis Solo 3-0
Rona
-
Tantangan Pandam Adiwastra Janaloka dalam Memasarkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Mengenal Pegon, Kendaraan Tradisional Mirip Pedati yang Ada di Ambulu Jember
-
Fesyen Adaptif: Inovasi Inklusif di Dunia Mode untuk Penyandang Disabilitas
-
KILAS dan Edukasi G-3R di Cimenyan: Membangun Kesadaran Pengelolaan Sampah
-
Vera Utami: Pionir Inklusivitas Pakaian Adaptif bagi Penyandang Disabilitas
Terkini
-
Pindah ke Pabrikan KTM Musim Depan, Pedro Acosta Tak Alami Kesulitan Apapun
-
Super Lengkap, Menjajal Menu di Angkasa Kopi Tiam Kota Jambi
-
Ulasan Novel The Years of the Voiceless: Potret Kehidupan di Bawah Represi
-
Gagal Raih Juara Dunia 2024, Seperti Apa Nasib Pecco Bagnaia Musim Depan?
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang