Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Rion Nofrianda
Sebuah tradisi dalam pernikahan (Dok. Pribadi/ Rion Nofrianda)

Indonesia tak terlepas dari keberagaman budaya adat dan istiadat bahkan dari seluruh sendi-sendi kehidupan. Tak terkecuali dalam prosesi pernikahan, masing-masing daerah di wilayah Indonesia ini memiliki tradisi adat tersendiri dalam penyelenggaraannya.

Begitu juga di Muaro Bulian yang merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi Jambi menyelenggarakan resepsi pernikahan yang cukup kental dengan adat istiadatnya. Berikut beberapa hal yang dilakukan saat pelaksanaan resepsi pernikahan.

BACA JUGA: Menikmati Indahnya Panorama Puncak Koto Panjang di Pasaman

1. Mengiring mempelai laki-laki

Pengantin laki-laki akan berjalan menuju lokasi resepsi dengan diiringi alat musik rebana dengan nada yang khas dimainkan oleh pemuda-pemuda yang mengenakan pakaian adat setempat serta juga terdapat hiasan dari lidi yang berisi lembaran uang. Mempelai laki-laki juga mengenakkan pakaian adat lengkap dengan penutup kepalanya. Tak ketinggalan payung berwarna kuning untuk memayungi pengantin sebagai simbol penghormatan kepada calon mempelai laki-laki.

Mempelai laki-laki juga diiringi oleh keluarga besar dengan membawa sebuah koper yang berisikan barang-barang dengan maksud yaitu mengantarkan mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan yang telah sah menjadi istrinya.

2. Berbalas pantun

Sesampainya di lokasi resepsi tepatnya di kediaman mempelai perempuan, tamu dari mempelai laki-laki disambut oleh tuan rumah dalam hal ini diwakili oleh nenek mamak, tuo tengganai, cerdik pandai serta alim ulama.

Pada momen ini, kedua belah pihak saling berbalas pantun  yang merupakan salah satu tradisi di Bumi Serentak Bak Regam, sebutan untuk Muaro Bulian.

Uniknya, pada prosesi ini, mempelai perempuan belum menampakkan diri hingga akhirnya setelah acara selesai, kemudian mempelai perempuan keluar dari rumahnya dan berdampingan dengan mempelai laki-laki menuju singgasana pelaminan

3. Tunjuk ajar pernikahan

Tunjuk ajar ini merupakan sebuah nasehat yang diberikan oleh Perwakilan Lembaga Adat melayu setempat dengan memberikan petuah-petuah pernikahan bagi kedua mempelai dan juga keluarga besar. Petuah disampaikan di atas panggung dan uniknya, mempelai serta keluarga berdiri menyimak tunjuk ajar sebagai sebuah penghormatan kepada Lembaga Adat Melayu setempat. Pelaksanaan ini diselenggarakan kurang lebih lima belas hingga dua puluh menit.

BACA JUGA: Tradisi Pantang Tanah Masyarakat Minang yang Belum Banyak Diketahui Orang

4. Suap-suapan pengantin

Setelah sesi tunjuk ajar selesai, prosesi selanjutnya yaitu kedua mempelai disuapi makanan oleh masing-masing keluarga. Keluarga pihak laki-laki menyuapi mempelai perempuan dan sebaliknya keluarga perempuan menyuapi mempelai laki-laki. Proses ini mencerminkan upaya untuk saling mengasihi antar keluarga saling menerima, serta bekerja sama dan saling menjaga.

Sangat indah keberagaman adat istiadat di Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain, oleh sebab itu mari merajut kebersamaan dari indahnya keberagaman nusantara.

Rion Nofrianda