Earth Day adalah peringatan tahunan yang ditujukan untuk memberi dukungan pada perlindungan dan pelestarian alam di seluruh dunia.
Telah diadakan sejak tahun 1970, peringatan ini tentu memiliki dampak dan manfaat yang signifikan pada kelestarian alam, terutama untuk mengingatkan dan mengajak masyarakat luas untuk ikut berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan.
Dalam berbagai gerakan perubahan dan perbaikan, peran mahasiswa sangat penting sebagai inisiator dan penggerak secara keseluruhan. Ini karena mahasiswa dipenuhi dengan idealisme yang positif dan diikuti dengan semangat kuat dalam setiap kegiatan, tak terkecuali di peringatan Earth Day 2024 ini.
Mahasiswa di Universitas Padjadjaran (UNPAD) juga banyak ambil bagian dalam acara ini, baik dalam acara dan campaign khusus dalam memperingatinya, serta tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mendukungnya.
Salah satu topik penting dalam setiap perhelatan Earth Day adalah masalah jejak karbon dan polusi, yang semakin hari semakin memburuk.
Kita mungkin ingat dengan situasi di Jakarta saat musim kemarau datang, kualitas udara saat itu benar-benar buruk, hingga Pemprov sempat ingin menerapkan sistem kerja Work From Home (WFH).
Di Jatinangor sendiri, upaya untuk mengurangi jejak karbon telah banyak dilakukan dan dikampanyekan. Meski belum sempurna, namun sistem transportasi yang terdiri dari Angkot, DAMRI dan lainnya telah banyak digunakan oleh masyarakat dan mahasiswa yang tinggal di kawasan ini untuk beraktivitas sehari-hari.
Tidak hanya itu, dalam lingkup yang lebih khusus, seperti dalam lingkup Universitas Padjadjaran (UNPAD) sendiri telah dilakukan banyak inovasi dan pengembangan untuk mengatasi hal ini.
Kita bisa ambil contoh dari program angkutan umum gratis di lingkungan Universitas Padjadjaran, atau biasa disebut sebagai odong. Odong sendiri sejenis bus travel modifikasi yang bisa mengangkut 15-20 orang dalam sekali perjalanan.
Dengan keberadaan odong, para mahasiswa bisa menghemat biaya dan waktu perjalanan ke tujuan mereka di seluruh UNPAD, karena angkutan ini tersedia secara gratis.
Selain itu, tentunya keberadaan odong sendiri bisa mengurangi jumlah dan ketergantungan mahasiswa dalam menggunakan kendaraan pribadi, baik motor dan mobil, sehingga membantu mengurangi jejak karbon di seluruh UNPAD.
Keberadaan layanan odong ini menjadi pelengkap dari adanya fasilitas bus umum DAMRI di seberang UNPAD, sehingga mobilitas mahasiswa dari dan ke arah Tanjungsari (Sumedang) serta Bandung bisa dilalui dengan bus ini.
Konektivitas ini tentu membantu para mahasiswa UNPAD yang memang tidak berdomisili di wilayah Jatinangor. Apalagi moda angkutan bus ini dapat membantu menghindarkan mahasiswa dari macet di kawasan Cileunyi-Cibiru.
Tidak hanya itu, di UNPAD juga tersedia layanan transportasi ramah lingkungan, yaitu BEAM mobility yang merupakan program sepeda listrik yang bisa disewa di kawasan UNPAD. Nantinya, proses penyewaan hingga pembayaran bisa melalui barcode yang tersedia di setiap tempat BEAM ini.
Walaupun awalnya ditujukan untuk menjadi alat mobilitas peserta selama acara Pimnas tahun 2023, namun BEAM tetap tersedia hingga saat ini.
Sejalan dengan pernyataan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Arief S. Kartasasmita, yang menyebut pengadaan BEAM sebagai solusi atas kebutuhan akan transportasi tanpa gas emisi di kawasan UNPAD.
Setiap sivitas akademika UNPAD, dan para masyarakat umum bisa menggunakan BEAM di kawasan UNPAD sesuai jam sewa.
Ketiga moda transportasi umum ini tentu menunjukkan bagaimana UNPAD, mulai dari pihak rektorat dan mahasiswanya memiliki komitmen dan keinginan untuk mewujudkan bumi tanpa jejak karbon selama ini, sesuai dengan misi perayaan Earth Day setiap tahunnya. Walaupun tentu banyak hal masih perlu ditingkatkan, namun hal ini menunjukkan komitmen tinggi dari UNPAD itu sendiri.
Tentu ini tidak terbatas di lingkungan UNPAD saja, namun dalam cakupan yang lebih luas juga Jatinangor. Namun, berbagai program inisiatif UNPAD dalam mewujudkan cita-cita dari Earth Day itu sendiri perlu diapresiasi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Warga Bisa Cek Udara Jakarta, Pemprov Sediakan Data Real-Time dari 31 Stasiun Pemantau
-
Jokowi Nyerah Lawan Polusi Jakarta, WALHI Sindir Banyak Politisi jadi Pengusaha, Ada Kaitannya?
-
WALHI Serang Balik Jokowi: Bukan Polusi yang Sulit Diatasi, Tapi Penyebabnya Pejabat Toxic!
-
Bukan Hanya Melody Eks JKT48, Artis Lulusan Jurusan Pertanian Ini Mungkin Bisa Dilirik Kementan
-
Sengit! Tiga Cagub Saling Adu Gagasan di Debat Final Pilkada Jakarta 2024
Rona
-
Tantangan Pandam Adiwastra Janaloka dalam Memasarkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Mengenal Pegon, Kendaraan Tradisional Mirip Pedati yang Ada di Ambulu Jember
-
Fesyen Adaptif: Inovasi Inklusif di Dunia Mode untuk Penyandang Disabilitas
-
KILAS dan Edukasi G-3R di Cimenyan: Membangun Kesadaran Pengelolaan Sampah
-
Vera Utami: Pionir Inklusivitas Pakaian Adaptif bagi Penyandang Disabilitas
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg