“Jogja Darurat Sampah” —bukan sekadar headline berita, tetapi sinyal bahaya yang makin nyata. Selama beberapa tahun terakhir, sampah di Yogyakarta kian menumpuk tanpa solusi yang benar-benar tuntas. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, satu-satunya tempat pembuangan utama, sudah beberapa kali ditutup karena penuh. Pada tahun 2022, tercatat sampah yang masuk ke TPA Piyungan mencapai 650 ton/hari (Widhiananto, 2022). Hasilnya? Sampah menggunung di jalan, menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS), bahkan dibakar sembarangan.
Menurut Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, produksi sampah di Kota Yogyakarta pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 303,13 ton per hari. Akan tetapi, hanya 265,99 ton atau 87,75% sampah yang dapat ditangani. Perkiraan produksi sampah per hari di Kota Yogyakarta pada tahun 2023 mencapai 300,56 ton, tetapi yang diangkut per hari hanya 181,37 ton (Badan Pusat Statistik DIY, 2024). Apabila dikalikan dengan total penduduk, bisa dibayangkan berapa banyak sampah yang dihasilkan kota ini setiap harinya. Oleh karena itu, masalah sampah ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita bersama.
Kenali Zero Waste!
Zero waste atau bebas sampah merupakan sebuah konsep yang mengajak kamu untuk menekan produksi sampah seoptimal mungkin (Rustan et al., 2023). Melalui konsep ini, kamu diajak untuk meminimalisasi penggunaan produk sekali pakai dan menggunakan produk dengan masa pakai yang lebih lama. Selain itu, kamu diharapkan dapat mengurangi jumlah dan dampak buruk dari sampah supaya tidak berakhir di TPA.
Gaya hidup zero waste timbul dari setiap individu yang menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Kamu dapat menerapkannya dengan membeli dan mengonsumsi segala hal secara tidak berlebihan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, untuk mempromosikan keberlanjutan dan memerangi krisis global waste, kamu juga dapat menerapkan prinsip 5R’s (Wahied et al., 2022). Prinsip 5R’s meliputi refuse (menolak), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang), dan repair (memperbaiki).
Delapan Gerakan Cinta Lingkungan di Yogyakarta yang Perlu Kamu Ketahui!
1. Berbagi Bites Jogja
Berbagi Bites Jogja (BBJ) merupakan organisasi nonprofit yang berfokus pada gerakan food rescue dan food bank sejak 22 Juni 2024. BBJ bertujuan mengurangi kelaparan dan limbah makanan yang dapat berkontribusi terhadap emisi karbon. Tujuan BBJ dalam mengurangi limbah makanan ini telah sesuai dengan rekomendasi pada penelitian sebelumnya, yaitu penurunan limbah makanan dapat dilakukan dengan menyumbangkan makanan terutama pada kalangan mahasiswa (Setyani et al., 2024).
Hingga saat ini, BBJ telah melakukan lebih dari 100 aksi, menyelamatkan lebih dari 840 kg surplus makanan, dan memiliki lebih dari 3.000 Food Heroes (penerima manfaat). Sasaran Food Heroes BBJ saat ini baru melingkupi mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Selain itu, BBJ juga telah berkolaborasi dengan berbagai hotel serta toko kue dan roti. Kamu dapat mengunjungi laman BBJ di https://berbagibitesjogja.site/.
2. Gifood
Gifood merupakan sebuah program yang menghubungkan orang-orang yang memiliki makanan berlebih dengan mereka yang membutuhkan. Sama seperti BBJ, Gifood juga bertujuan untuk menyelesaikan masalah limbah makanan dan kelaparan yang terjadi, khususnya di Yogyakarta.
Sasaran Gifood lebih umum, yakni seluruh masyarakat Yogyakarta yang membutuhkan makanan. Aksi ini juga membantu menurunkan produksi sampah domestik di Yogyakarta (Setyani et al., 2024). Gifood telah bekerja sama dengan Hotel Marriot Yogyakarta sejak Bulan September 2022 dan Hotel Sheraton Yogyakarta sejak Bulan Juni 2023. Kamu dapat mengunjungi Gifood melalui laman https://gifood.id/.
3. Peony Ecohouse
Peony Ecohouse merupakan sebuah toko curah dengan konsep minim sampah yang pertama di Yogyakarta. Peony Ecohouse telah berdiri sejak Juni 2019. Toko ini menjual berbagai produk rumah tangga berbahan dasar organik. Selain itu, toko ini juga menjual barang-barang yang mendukung prinsip Zero Waste, seperti sedotan bambu, pembalut kain, dan menstrual cup.
Produk-produk tersebut sesuai dengan gaya hidup zero waste yang bertujuan meminimalkan residu dan produksi sampah (Permata et al., 2024). Toko yang didirikan oleh Dwi Indrayanti di Pogung Kidul, Sleman ini memiliki tujuan untuk mengubah persepsi bahwa produk organik selalu mahal. Toko Peony menawarkan produk lokal langsung dari petani dengan harga yang lebih terjangkau sekaligus mengurangi limbah. Toko ini beroperasi hari Senin hingga Sabtu, pukul 09.00 hingga 19.00 WIB.
4. Litterless
Litterless merupakan salah satu toko swalayan tanpa kemasan yang berlokasi di Yogyakarta dan beroperasi setiap hari dari pukul 13.00 hingga 17.00 WIB serta menawarkan berbagai produk ramah lingkungan, seperti sabun rempah alami, deterjen curah, dan perlengkapan rumah tangga berkelanjutan.
Toko ini mendukung keseriusan pemerintah yang mencanangkan pembangunan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dengan program green consumers. Green consumers sendiri merupakan gerakan individu yang melakukan pembelian dengan terlebih dahulu memikirkan dampak terhadap lingkungan dari barang yang dikonsumsi (Utami, 2020).
Melalui akun @litterless__jogja LitterLess Jogja membagikan informasi tentang produk-produk mereka, tip gaya hidup minim sampah, serta edukasi seputar pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. Mereka juga menyediakan tautan linktr.ee/litterlessjogja untuk memudahkan akses ke berbagai informasi dan layanan yang mereka tawarkan.
5. Gardu Action
Gardu Action adalah organisasi konservasi lingkungan yang berdiri sejak 4 Juli 2015 di Parangtritis, Bantul, Yogyakarta. Komunitas ini mendukung kebijakan peduli lingkungan Pemerintah Daerah Bantul untuk mulai bertindak dalam perbaikan lingkungan melalui berbagai program, seperti bank sampah dan kegiatan 3R (Khairina, et al., 2020).
Gardu Action merealisasikannya dengan fokus pada pengelolaan sampah melalui program seperti Bank Sampah, Grinding Plastics, Recycle Workshop, serta Garden & Public Kitchen. Melalui akun Instagram @garduaction, organisasi ini mendokumentasikan berbagai kegiatan edukatif dan aksi nyata, seperti bersih-bersih, pelatihan, dan kolaborasi komunitas untuk meningkatkan kesadaran lingkungan. Gardu Action juga membuka peluang bagi individu atau organisasi untuk berkontribusi melalui donasi atau sponsorship demi menciptakan perubahan positif secara kolektif.
6. Trash Hero Yogyakarta
Trash hero merupakan komunitas yang peduli terhadap lingkungan, melalui akun instagram @trashheroyogyakarta, komunitas Trash Hero Yogyakarta, yang bergerak dalam aksi bersih-bersih lingkungan dan edukasi pengelolaan sampah di wilayah Yogyakarta.
Melalui kegiatan rutin setiap Minggu, komunitas ini mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam menjaga kebersihan ruang publik. Selain aksi lapangan, mereka juga aktif mengedukasi publik, termasuk lewat kerja sama dengan sekolah dan universitas, serta mempromosikan gaya hidup minim sampah melalui program seperti penggunaan botol isi ulang dan tas belanja ramah lingkungan.
Trash Hero Yogyakarta membuka partisipasi untuk umum tanpa biaya, dan sering berkolaborasi dengan berbagai komunitas serta perusahaan lokal untuk memperluas dampaknya. Komunitas ini perlu kita dukung mengingat semakin meningkatnya volume timbunan sampah di Yogyakarta (Haryanti, et al., 2020).
7. Bye Bye Plastic Bags Jogja
Bye Bye Plastic Bags (BBPB) Jogja merupakan suatu organisasi non-pemerintah yang memiliki visi untuk mengajak generasi muda berpartisipasi dalam gerakan “No to Single Use Plastic Bags”. Gerakan ini berakar pada Indonesia sebagai salah satu penyumbang terbesar sampah plastik di laut akibat tingginya penggunaan kantong plastik pada masyarakat. Masyarakat memiliki kesadaran yang rendah serta mendapatkan akses kantong plastik yang mudah dan gratis, terutama di supermarket (Vina & Mayangsari, 2020). Namun, berbagai upaya telah dilakukan oleh individu, organisasi, maupun pemerintah untuk menanggulangi permasalahan ini.
BBPB tidak hanya berorientasi pada regional Indonesia, tetapi juga internasional. Sejalan dengan namanya, proyek-proyek organisasi ini berfokus pada aksi dan edukasi terkait permasalahan sampah plastik di Indonesia, bahkan dunia. Organisasi ini memberikan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengeliminasi plastik sekali pakai, seperti perawatan ziplock bag, pembuatan ecobrick, zero waste travelling, dan masih banyak lagi. Untuk informasi lebih lengkapnya, kamu bisa kepoin instagram Bye Bye Plastic Bags Jogja di @byebyeplasticbagjogja, ya!
8. Gombal Project
Gombal Project merupakan organisasi gerakan sosial yang bertujuan untuk upcycling sampah plastik dan pakaian bekas, “gombal” dalam Bahasa Jawa berarti “pakaian bekas”, menjadi benda-benda baru yang lebih bermanfaat. Upcycling merupakan metode mengubah limbah atau barang bekas menjadi barang baru agar nilai fungsional dan ekonomisnya meningkat daripada barang sebelumnya.
Metode ini membantu mengurangi penggunaan energi berlebih, polusi udara, pencemaran air, dan juga emisi gas rumah kaca (Pambudi, et al., 2023). Saat ini, Gombal Project, banyak memberikan edukasi baik secara daring maupun luring. Berbagai edukasi daring Gombal Project bisa kamu temukan di akun instagram @gombalproject.id. Organisasi ini juga menyelenggarakan workshop mengenai upcycling pakaian bekas menjadi barang-barang berdaya guna.
Sekarang gimana? Udah mulai tahu, kan, gerakan-gerakan cinta lingkungan di Jogja? Yuk, mulai dari langkah sederhana, selamatkan masa depan dunia!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Nikel dan Sustainability Paradox: Elektromobilitas Harus Mengorbankan Alam?
-
Menteri LH: Ada Potensi 4 Perusahaan Tambang di Raja Ampat Dipidana
-
Jejak Karbon Digital: Saat Internet Diam-Diam Membakar Bumi
-
Mengenal 6 Bahan Bangunan Ramah Lingkungan, Cocok untuk Generasi Peduli Bumi
-
Kerajinan Miniatur dari Limbah Kayu: Cerita Suherman Menjaga Lingkungan Lewat Karya
Rona
-
Bawa Botol Minum Sendiri: Kebiasaan Kecil yang Selamatkan Laut dan Iklim
-
Akar Lokal untuk Krisis Global: Bisa Apa Desa terhadap Perubahan Iklim?
-
Dilema Tampil Modis dan Ancaman Fast Fashion bagi Lingkungan
-
Jejak Karbon Digital: Saat Internet Diam-Diam Membakar Bumi
-
Dampak Nikel terhadap Ikan Pari dan Penyu: Raja Ampat Sudah Tak Aman
Terkini
-
Sinopsis Film How to Train Your Dragon (2025), Kisah Pertemanan Manusia dan Naga
-
Review Series The King of Pigs, Kisah Balas Dendam dari Luka yang Terpendam
-
Review Film The Winter Lake: Ketika Rahasia Mengapung ke Permukaan
-
ATEEZ Maknai Cinta sebagai Proses Saling Menerima dalam Lagu Time of Love
-
Film Roman Dendam: Balas Dendam Luka Lama yang Menyingkap Konspirasi Besar