Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Moe
ilustrasi sedih (gettyimages)

I

Saat yang lain menengadah di depan Tuhan

aku sendiri bertasbih menyebut namamu, Nur

di tengah malam begini

di zaman sunyi

Ah, Nur

bisa-bisanya bayangmu tak berjarak dengan waktu

hingga aku tak mampu sembunyi dikejar cemburu

padaku engkau ucapkan kesetiaan

pada yang lain kau titipkan kasih sayang

II

Sungguh, Nur

buih itu serupa setitik, laut itu seumpama sebelanga

aku tak lagi percaya permainan mata

kalau bukan matamu yang berhasil menusukku berkali-kali

mustahil darahku tak tahu ke arah mana mengalir

Bodohnya aku, Nur

cintaku terus menemui laut

yang tak bersudut

sebagaimana Zulaikha memohon cintanya Yusuf

seperti itu pula aku bakal mati meringsut

Moe