Rambutnya kini mulai memutih.
Wajah keriput telah bersemayam nyata bahwa semangat masih ada.
Tubuhnya tak seindah lagi seperti gadis-gadis desa.
Ia hanya bisa berharap agar anak-anaknya kelak menjadi orang berguna.
Saat pagi menyingsing, lebih dulu ia mempersiapkan segalanya.
Paginya disisakan berjuang mengarungi kehidupan. Siang pun masih meneteskan keringat di wajah yang keriput. Ia terus melambai dengan bersemayam dengan kayu bakar berada di atas pundaknya.
Wajah tak pernah patah semangat.
Bergelut dengan tanah, berteman dengan kayu bakar dan bercinta dengan terik panasnya matahari. Itulah hari-hari yang terus ia lakukan.
Kodrat bukan alasan untuk tidak berjuang dan bekerja.
Wahai wanita-wanita hebat.
Janganlah kurung dirimu untuk tidak berjuang.
Tidak ada yang sia-sia.
Hanya orang-orang berjuanglah, Tuhan akan bersamanya.
Baca Juga
-
Saat Generasi Z Lebih Kenal Algoritma daripada Sila-sila Pancasila
-
Ketika Pendidikan Kehilangan Hatinya: Sebuah Refleksi Kritis
-
Toleransi Rasa Settingan: Drama Murahan dari Pejabat yang Kehabisan Akal
-
Lingkaran Setan Upah Minimum: Tertinggal dari Tetangga, Tergerus Inflasi
-
Ancaman Hoaks dan Krisis Literasi Digital di Kalangan Pelajar Indonesia
Artikel Terkait
-
5 Pilihan Outfit Lari Wanita Muslimah: Nyaman, Syari, dan Tetap Modis
-
Antusiasme Tinggi Warnai Premiere Film Esok Tanpa Ibu di JAFF 2025
-
Generasi 'Lemah' atau Generasi Sadar Batas? Wajah Baru Dunia Kerja
-
5 Mobil Bekas yang Stylish untuk Wanita Karier: Tipe Sedan hingga Hatchback
-
5 Rekomendasi Parfum Wanita di Bawah Rp100 Ribu yang Wanginya Tahan Lama
Sastra
Terkini
-
Dari Ferry Irwandi hingga Praz Teguh: Deretan Figur Publik yang Turun Tangan Bantu Korban Bencana
-
Dituding Bela Inara Rusli, Ini Tanggapan dr. Richard Soal Komentar Julid Netizen!
-
Iko Uwais Debut Sutradara: Tantang Stereotipe Orang Timur Lewat Film Timur
-
Antusiasme Tinggi Warnai Premiere Film Esok Tanpa Ibu di JAFF 2025
-
Generasi 'Lemah' atau Generasi Sadar Batas? Wajah Baru Dunia Kerja